Seorang tabib pribadi didatangkan ke Istana Altair untuk mengawasi keadaan Viori 24 jam dalam sehari dan untuk melaporkan keadaan Viori 6 jam sekali langsung kepada Lucius. Reinhard mengajukan saran agar laporan rutin dilaporkan kepadanya dan tabib hanya akan melaporkan langsung ke Lucius jika ada perubahan yang signifikan atau tindakan yang memerlukan persetujuan, tapi Lucius menolak memandangi Reinhard seolah-olah ia baru saja memberikan saran yang sangat mengerikan dan memandanginya dengan tatapan hina.
"Emperor Androry mengabarkan bahwa investigasi telah dilaksanakan." Reinhard dengan mata pandanya yang makin parah membereskan dokuman-dokumen yang makin menumpuk karena sakitnya Lucius.
"Apa konklusi penyelidikan awalnya?" tangan Lucius tidak berhenti menggaris bawahi dan menandatangani dokumen-dokumen yang sepertinya tidak ada habisnya itu.
"Ditemukan jejak racun pada beberapa botol alkohol yang disajikan pada Duke hari itu. Semua alkohol yang dipasok ke Istana Altair di suplai oleh satu distributor sehingga kita akan memulai penyelidikan dari sana." sebenarnya Reinhard juga merasa bersalah karena sebagai tangan kanan Lucius ia tidak bisa mencegah kejadian ini terjadi. Ia merasa harusnya ia seharusnya memeriksa semua yang dipasok ke istana lebih teliti lagi, namun karena distributor tersebut bahkan mensuplai keluarga kerajaan, ia tidak pernah mempertanyakan keamanan suplai mereka.
"Bagaimana dengan pelayan yang menangani botol-botol alkohol dan yang bekerja mengurus suplai di gudang?"
"Semua sedang diperiksa secara menyeluruh oleh utusan Emperor Androry."
Lucius hanya menangguk tanpa menoleh.
"Anda... tidak berniat mengunjungi kediaman Emperor Androry, saya rasa 'perbincangan' kalian hari itu belum selesai?" sebenarnya Reinhard ragu-ragu untuk membicarakan kembali apa yang terjadi hari itu, untuk pertama kalinya Lucius dan Emperor Androry kehilanngan kesabarannya dan hampir saja terlibat dalam pertengkaran fisik.
"Lain waktu, aku tidak bisa meninggalkan Viori dalam waku dekat." jawab Lucius dingin.
Di lain sisi, penyembuhan Viori sangat lambat . Sudah seminggu sejak ia kehilangan kesadarannya, tubuhnya tidak lagi menggigil dan wajahnya tidak lagi pucat tapi ia belum sadarkan diri sekalipun sejak terakhir ia bicara dengan Lucius. Tubuh Viori yang dasarnya lemah sepertinya terkena dampak yang cukup besar dari proses transfer mana.
Lucius berpikir setidaknya keluarga Viori akan mengirimkan obat-obatan, tabib atau setidaknya surat karena mengkhawatirkan sakitnya Viori yang ketiga kali, tapi Lucius bahkan tidak mendengar satupun keluarga Viori bereaksi dengan kabar Viori yang jatuh sakit. Saat Viori pertama kali jatuh sakit, walaupun hampir seluruh pekerja Istana Altair dan Istana Sirius mengetahui keadaan Viori tapi kejadian itu ditutup rapat-rapat dari pergaulan kelas atas untuk mencegah gosip dan asumsi.
Kejadian kali ini tidak bisa ditutup-tutupi lagi karena Emperor Androry sendiri secara personal datang membawa tabib pribadinya.
"Reinhard, aku punya satu tugas lagi untukmu."
Reinhard melihat wajah Lucius dengan mata berkaca-kaca seperti anak anjing yang baru saja direbut mainannya. "Anda... anda tega memberikan saya tugas tambahan saat saya sudah seperti ini?" Reinhard menunjuk kantong matanya dengan kedua jari telunjuknya.
".... bukan tugas yang berat, aku ha-"
"Anda tega!?" Reinhard menunjuk kantong matanya lagi.
".... hanya penyelidikan si-"
"Anda tega!" kali ini Reinhard menggebrak dokumen-dokumen yang ada di mejanya dan menitikan air matanya sedikit.
".... baiklah nanti saja" Lucius mengibaskan tangannya, memberikan gestur 'lupakan saja' pada Rainhard.
Lucius masih mengerjakan dokumen-dokumen sambil memikirkan bagaimana cara untuk mempercepat proses penyembuhan Viori saat ia mendengar suara pintu ruang kerjanya diketuk.
Ttuk! Ttuk!
Reinhard berdiri, menyeka setetes air mata dari pipinya dan berjalan untuk membuka pintu.
"Ah, Sir Sieghart! Ada urusan apa kesini?"
Lucius bisa mendengar sedikit potongan percakapan dari Sieghart dan Reinhard sebelum akhirnya Sieghart dipersilahkan masuk.
"Ada urusan apa? Apakah sesuatu terjadi dengan Viori?" Lucius tidak pernah bertemu dengan Sieghart empat mata selain saat menunjuk Sieghart menjadi ksatria Viori dan saat ia memerintahkan penjagaan Viori ditingkatkan setelah kecelakaan tenggelamnya Viori di danau.
"Ah, tidak, Duke. Tidak terjadi apapun, saya justru ingin memberikan sesuatu." Sieghart mengeluarkan sebuah botol kecil kaca berbahan kaca merah bening berisikan suatu cairan dari kantongnya.
"Ini adalah ramuan penstabil mana yang biasa digunakan keluarga saya di daerah untuk membantu anak-anak yang mana-nya tidak stabil atau tidak banyak." Sieghart menaruh botol itu di meja kerja Lucius.
Lucius mengambilnya dan memperhatikan isinya dibawah cahaya matahari yang masuk dari jendela.
"Saya pikir itu akan membantu proses pemulihan Duchess, tapi saya ingin meminta ijin langsung kepada Duke."
"Digunakan keluargamu di daerah?" Lucius tiba-tiba mengingat hari-hari pertama ia berbincang dengan Viori saat ia mengatakan bahwa Sieghart adalah bangsawan dari Kerajaan Vessian dan menjadi mata-mata untuk merencanakan pemberontakan.
"Iya, Duke. Dari Utgar." Sieghart tidak bergeming.
Utgar adalah daerah perbatasan antara Heliose dan Vessian, daerah tersebut merasakan kerusakan paling parah saat proses penaklukan Vessian. Mungkinkah Viori salah sangka? Tapi pemeriksaan latar belakang yang dilakukan pihak akademi dan penyelidikan mandiri yang dilakukan Reinhard menunjukan bahwa Sieghart benar berasal dari Utgar, dan keberadaan keluarganya juga dikonfirmasi. Ayahnya adalah seorang pemilik penginapan dan ibunya seorang penjahit lokal. Sieghart memiliki seorang adik perempuan bernama Dilla berumur 19 tahun yang bekerja membantu ibunya. Bukti-bukti yang ditunjukan sangat mutlak, tapi Lucius tetap tidak bisa mengidahkan kata-kata Viori kala itu.
Namun untuk saat ini Lucius cukup putus asa untuk mempercayai Sieghart dan menggunakan obat itu asalkan sudah melewati uji coba dari tabit pribadinya dan tabib kerajaan.
"Terimakasih. Aku tidak menyangka kau akan sepeduli ini dengan Duchess."
"Tidak perlu berterimakasih, Duke. Saya hanya menjalankan tugas saya yang seharusnya." Sieghart membungkuk dan memberikan gestur undur diri.
"Reinhard, persiapkan keberangkatanku ke kediaman Emperor Androry, aku membutuhkan bantuannya sekali lagi." Lucius bergegas mengenakan jasnya dan mengantongi tabung itu. Ia harus meminta Tabib Tua untuk menguji cairan itu sebelum memberikannya pada Viori.
"Huft.. akhirnya..." guman Reinhard, setidaknya dengan menyelesaikan ketegangan dengan Emperor Androry, selesai sudah satu masalah.
----
Tting!
Emperor Androry meletakan cangkir tehnya dalam diam. Sudah 20 menit Lucius dan dirinya meminum teh dan duduk dalam diam, tidak ada satupun yang memulai pembicaraan sejak para pelayan dan ksatria meninggalkan mereka berdua di rumah kaca.
Persahabatan Emperor Androry dan Lucius adalah jenis persahabatan yang tidak intens dan tidak sering bertemu, tetapi mereka berdua saling percaya satu sama lain, sehingga tidak banyak pertengkaran terjadi di antaranya. Lucius juga sangat pasif sehingga ia cenderung mengikuti kemauan dan preferensi Androry sehingga mereka hampir tidak pernah berselisih pendapat kecuali untuk masalah yang sangat penting.
Ini adalah pertama kalinya terjadi ketegangan diantara mereka dan tidak ada satupun dari mereka yang tahu caranya meminta maaf.
"Soal yang waktu itu.... aku, aku minta maaf karena menarik kerahmu dan hampir menyerangmu." Lucius menatap mata Androry sebentar, berdeham lalu menengguk habis isi tehnya. Seolah-olah kalimatnya barusan adalah sebuah pidato panjang yang membuat tenggorokan kering.
"Ehem... aku juga...." suara Andory terdengar hampir berbisik.
"Apa?" Lucius hampir tidak bisa mendengarnya.
"Aku! Aku juga minta maaf... karena membahayakan Viori tanpa pikir panjang." kali ini Androry yang giliran menenggak tehnya.
"Pffft...ppfft! Hahahaha." keduanya tertawa kecil sambil menutup wajah mereka. Itu adalah perdamaian paling canggung yang pernah mereka lakukan. Ketegangan tadi langsung meleleh menjadi perbincangan antar dua sahabat yang baru selesai bertengkar.
Lucius bergidik geli pada dirinya sendiri. "Ugh, aku tidak akan pernah lagi melakukan hal apapun yang membuatku harus minta maaf padamu. Barusan terasa menjijikan."
"Kau pikir hanya kau yang merasa geli!? Bayangkan, aku yang seorang emperor harus meminta maaf karena kita bertengkar seperti anak kecil! Hoek!" Emperor Androry menunjukan gestur jijik.
Lucius mengeluarkan tabung merah itu dari kantongnya, "Aku membutuhkan bantuanmu."
"Apa itu?" Androry berusaha mendekatkan diri dan melihat tabung itu lebih dekat.
"Mana stabilizer, cairan penstabil."
Mata Emperor Androry membelalak, "Hah!? Tidak mungkin!"