Chereads / ALZYAS / Chapter 54 - Terungkap

Chapter 54 - Terungkap

Jika boleh memilih Emely tidak akan pernah mengungkapkan siapa dirinya yang sebenarnya dihadapan Alzyas, dia akan membiarkan saja gadis itu menganggap dirinya sebagai ibu sambung dari pada harus kembali menerima kemarahan dan kebencian darinya namun seburuk apapun cerita di masa lalu, dan sesakit apapun tragedi beberapa tahun yang lalu gadis itu harus tetap mengetahui ikatan yang sebenarnya dengan Emely.

" kenapa pada diem? " Alzyas menatap Raka dan Emely secara bergantian

" jawab pertanyaan aku kenapa aunty Emely yang ada di foto saat kelahiran aku? bukan Mommy? " mata Alzyas sudah memanas namun dia tidak ingin menangis

" Alzyas kamu tenang dulu yah sayang " bujuk Larasati karena sudah melihat para tamu undangan yang mulai berbisik-bisik

" Apa maksudnya Dad? " tanya gadis itu lagi, Emely mengalihkan pandangannya karena tidak sanggup melihat tatapan tajam dari Alzyas

" JAWAB!!!!!!!! " suara Alzyas mulai meninggi membuat mereka semua yang berada disana terkejut

" Zyaz-nya Uncle tenang dulu yah sayang " giliran Azka yang membujuknya

" kami mohon maaf untuk semua para tamu undangan atas ketidak nyamanan ini, tidak mengurangi rasa hormat kami silakan untuk mencicipi semua hidangan yang sudah kami siapkan " ujar Herman untuk mengalihkan suasana yang mulai menegang

Herman membawa seluruh keluarganya ke ruangan yang lebih tertutup untuk menyelesaikan masalah yang ada agar tidak terus berlarut di ruangan itu sudah ada Raka, Emely, Azka, Larasati, Herman, Alzyas dan juga Milly.

Azka duduk di sofa tepat disebelah Alzyas memberikan pelukan hangat untuk nya, Larasati berdiri disamping Herman sedangkan Milly duduk didekat Emely sedari gadis itu terus menggenggam tangan Emely dan di samping nya sudah ada Raka.

" Alzyas, Daddy mohon sebelum Daddy selesai bicara jangan dipotong dulu yah nak " ucap Raka dengan lembut namun tidak dihiraukan oleh Alzyas

" Sebelumnya Daddy minta maaf yang sebesar-besarnya sama Alzyas " Emely menahan tangan Raka saat Lelaki itu hendak menghampiri Alzyas yang duduk sedikit jauh dari mereka, dengan ragu Emely menggeleng dan berharap Raka mengurungkan niatnya untuk memberitahu Alzyas.

" Alzyas Zaalhea Raka Pratama Yudha adalah anak kandung dari Raka Pratama Yudha dan Emely Rosalien " ucap Raka dengan jelas, tubuh Emely melemah saat suaminya mengucapkan itu, kedua matanya mulai mengembun

Alzyas tak bergeming, dia menatap Raka dengan tatapan tak percaya karena menurutnya bagaimana mungkin dia anak dari Emely sedangkan yang dia tahu Kirana lah ibunya, bahkan disurat kelahirannya sudah jelas tertera nama Kirana disana.

" Emely orang yang Zyas panggil Aunty adalah ibu kandung kamu sayang, dialah yang sudah melahirkan kamu dengan bertaruh nyawa bukan Kirana " Raka kembali mengeluarkan suaranya

Raka menceritakan semuanya tanpa terkecuali, memang sangat berat untuk mengatakan semua kebenaran ini pada Alzyas, namun cepat atau lambat dia harus tahu yang sesungguhnya.

Alzyas masih setia dengan diamnya, masih sulit untuk dia mengerti dan terima dengan apa yang sudah diceritakan oleh sang ayah. Baik Raka, yang lainnya pun masih menunggu Alzyas mengeluarkan suaranya.

Raka tahu bahwa ini akan sangat menyakitkan bagi Alzyas, tapi dirinya tidak memiliki pilihan selain mengatakan yang sebenarnya, baik buruk nya nanti Raka sudah siap menerima semuanya sama seperti saat Raka memberitahu kan Milly beberapa tahun yang lalu bahwa dia bukan putri kandungnya melainkan Alzyas lah.

" ha-ha-ha " Alzyas justru terbahak-bahak, membuat mereka semua yang ada di ruangan itu terkejut melihat ekspresi Alzyas yang tertawa akan tetapi mereka semua tahu bahwa tawa itu hanya untuk menutupi semua lukanya Azka yang duduk disamping Alzyas memandangnya dengan ibah, dia tahu bahwa saat ini keponakan kesayangan nya itu sedang menahan agar tidak menangis

" kalian semua mau nge-prank aku kan? nggak lucu!!! " ujar Alzyas disisa tawanya, namun kedua matanya sudah memanas, bahkan satu kali saja Alzyas berkedip maka cairan bening itu akan menetes.

" Uncle, jawab dengan jujur semua itu bohong kan? apa yang dibilang sama Daddy everything is just bullshit? " Alzyas memandang Azka dengan tatapan memohon dan berharap bahwa semua itu hanya lah sebuah lelucon. Karena tak mendapatkan jawaban dari Azka, Alzyas pun beralih bertanya pada Larasati dan juga Herman

" Oma!!!! Opa!!! semuanya itu bohong kan??? ibu kandung aku Kirana kan??? bukan seperti apa yang dibilang sama Daddy dan semua cerita Daddy itu bohong kan??? " Alzyas menghampiri mereka berharap pada Larasati dan Herman berkata apa yang dikatakan oleh ayahnya adalah sebuah kebohongan namun kedua insan paruh baya itu hanya diam tidak tahu apa yang harus mereka katakan, lalu Alzyas kembali menatap Azka yang masih duduk di sofa memandang kearah nya dengan perasaan bersalah.

Azka tak dapat menjawab dirinya hanya menggeleng pertanda apa yang dikatakan oleh Raka adalah sebuah kebenaran, tubuh Alzyas melemas memandang semua orang disana dengan tatapan kosong setetes cairan bening meluncur tanpa permisi membasahi pipi putihnya

" Alzyas... Mommy minta maaf sayang " setelah sekian menit Emely diam, dirinya memberanikan diri untuk mengeluarkan suara dan dengan sedikit ragu-ragu dia menghampiri Alzyas.

" maaf untuk semua kesalahan Mommy selama ini nak " Emely menggenggam jari-jemari Alzyas yang terasa dingin

" maaf untuk setiap detik yang sudah Mommy lewatkan untuk bersama Zyas, semua ini salah Mommy nak " Emely terduduk dibawah kaki Alzyas

" tapi percayalah jauh di dalam lubuk hati, Mommy sangat menyayangi Zyas, tidak ada satu detik pun didalam hidup Mommy melupakan Zyas... Mommy sangat menyayangi dan mencintai kamu nak... Zyas adalah hidup Mommy " ujar Emely didalam isak tangis nya

" LIE!!!!! " ucap Alzyas dengan lemah bahkan hampir tidak terdengar

" Alzyas kamu mau kemana " Raka menghalangi Alzyas saat gadis itu hendak keluar dari ruangan, entah mengapa Alzyas merasa berada didalam ruangan itu membuat hatinya semakin sesak dan sulit untuk bernafas.

Tanpa memperdulikan mereka, Alzyas memilih untuk keluar dengan langkah kakinya yang cepat Raka dan yang lainnya pun mengikuti Alzyas dan terus memanggil gadis itu namun tidak dihiraukan olehnya. Alzyas kembali ke ballroom yang masih dipadati oleh tamu undangan, dilayar besar di hadapannya masih terpampang jelas foto Emely yang sedang tersenyum sambil menggendong bayi mungil, kedua tangannya terkepal hatinya benar-benar terasa sakit melihat foto itu.

PRANGGGGGG!!!!!!!!!!!!!!!

Para tamu dibuat terkejut ketika mendengar suara benda terhempas dilantai, pecahan cangkir sudah berserakan dilantai dan yang lebih membuat semua orang terkejut lagi, Alzyas lah yang melakukannya. Wajahnya sudah merah padam dengan mata yang sudah mengembun nafasnya pun sudah bergemuruh. Semua teman-teman Alzyas pun ternganga melihat kejadian ini.

" BOHONG!!!!!!!!! " pekik Alzyas dengan suara lantang lalu kembali menghancurkan semua yang ada di hadapannya, banyak para tamu yang berlari menepi agar tidak terkena pecahan cangkir dan juga piring yang baru saja dihempaskan Alzyas.

" Alzyas tenang yah sayang, kita bisa bicarakan semua nya dengan baik-baik yah nak " Raka mencoba menenangkan putri nya yang sudah disulut emosi

" Berhenti!!!! dan jangan mendekat!!!! atau aku akan melukai anda Tuan Raka Pratama Yudha " sontak kalimat sarkas itu membuat Raka terdiam, Alzyas menodongkan pecahan kaca kehadapan sang ayah.

" Alzyas tenang yang nak " bujuk Larasati dengan penuh memohon pada cucunya

" Ha-ha-ha!!!!!!!! " Alzyas tertawa dengan air mata yang kembali membasahi pipinya, hal ini membuat mereka semua yang ada disana sedikit merinding, tatapan gadis itu sangat tajam dengan mata yang berkaca-kaca

" APA KALIAN SEMUA TAHU!!!!! BAHWA ALZYAS ZAALHEA PRATAMA YUDHA ADALAH ANAK KANDUNG DARI EMELY ROSALIEN????? " Alzyas memandang mereka semua yang ada dihadapannya, dirinya tersenyum getir ketika melihat semua orang mulai berbisik-bisik

" Kak Zyas, Lo nggak perlu ngelakuin ini... karena ini hanya membuat kita semua malu, ini adalah hari bahagia Lo " Milly yang sedari tadi diam kini mengeluarkan suara nya.

Alzyas menatap Milly dengan nyalang, tangan kanannya menggenggam pecahan kaca yang tadi dia todongkan pada sang ayah, untuk melukai dirinya sendiri, setetes demi setetes cairan kental berwarna merah menetes dari genggaman tangan nya, namun belum ada satupun dari mereka yang menyadari itu.

" tahu apa Lo tentang kebahagiaan gue??? tahu apa Lo tentang hidup yang udah gue jalanin tanpa seorang ibu!!!! " kalimat itu begitu membuat Milly tertohok

" dimalam saat gue kehilangan orang yang paling gue sayang, saat itulah semua kebahagiaan gue HANCUR!!!! bahkan Lo ada di sana!!!! " Milly dengan susah payah menelan ludahnya

" Lo memiliki semua yang nggak gue punya!!!! Lo bisa ngerasain rasa yang bertahun-tahun nggak gue rasain setelah gue kehilangan orang yang membesarkan gue!!!! orang yang selalu ada buat gue!!!! Lo bisa ngerasain semua kasih sayang Mommy dan Daddy sedangkan gue, gue seperti anak yatim-piatu!!! " suara lantang Alzyas begitu menggema " Lo beruntung Milly!!! meskipun Lo hanya seorang anak angkat!!! " Alzyas mengusap airmata nya dengan kasar

" Alzyas, tangan kamu berdarah nak " Emely adalah orang pertama yang menyadari bahwa tangan Alzyas terluka, saat hendak menghampiri nya Alzyas langsung menatap Emely dengan tajam membuatnya mengurungkan niatnya untuk mendekati Alzyas.