Tatapan Alzyas lurus kedepan melihat pemandangan taman rumah sakit dari balik jendela kaca masih sulit baginya memahami dan menerima semua kenyataan yang ada
" Alzyas Zaalhea Raka Pratama Yudha adalah anak kandung dari Raka Pratama Yudha dan Emely Rosalien "
Kedua bola matanya kembali mengembun kala teringat perkataan Raka tempo hari, kalimat itu sangat menyakitkan baginya. Alzyas langsung mengusap airmata nya yang kembali menetes ketika mendengar pintu terbuka gadis itu pun mengalihkan pandangannya.
Emely meletakkan parsel buah ke atas nakas disebelah ranjang pasien, sedangkan Alzyas duduk di kursi roda yang menghadap ke arah jendela kaca. Emely melihat makanan yang diantar kan oleh suster pagi tadi masih tertata rapi di atas nakas, dia pun menoleh kearah Alzyas yang masih memandang lurus keluar jendela. Emely datang seorang diri karena Raka harus pergi keacara penting kliennya sedangkan Azka menemani Herman mengurus cabang perusahaan yang baru mereka bangun, Larasati sendiri sedang pergi kekantin rumah sakit untuk membeli sesuatu.
" kok sarapan nya belum dimakan? sebentar lagi udah mau makan siang Loh nak " ujar Emely dengan lembut untuk memecahkan keheningan diruangan itu
" aku mau ketaman " balas Alzyas dengan dingin yang tak menghiraukan pertanyaan Emely
Emely tersenyum getir, tapi setidaknya Emely bisa mendengar permintaan Alzyas yang sederhana ini.
" Mommy minta izin sama dokter dulu yah " ujar Emely lagi sembari melangkahkan kakinya keluar dari kamar.
Alzyas baru menoleh kearah pintu setelah Emely keluar, ' MOMMY ' batin Alzyas dan airmata nya kembali menetes.
Emely mengehentikan langkah kakinya saat melihat kedatangan Milly dan dua orang pemuda yang juga beberapa hari lalu datang kerumah untuk menjenguk Alzyas.
" kalian sudah pulang? " tanya Emely, Milly dan kedua pemuda itu menyalami tangan Emely secara bergantian
" hari ini pulang lebih cepet, soalnya guru ada rapat Tante " jawab Aditya yang mewakili Milly dan Sammy
" Mommy mau kemana? " tanya Milly karena tadi dia sempat melihat Emely yang berjalan dengan terburu-buru
" Mommy mau keruangan dokter "
" kenapa Mom, kak Zyas baik-baik ajakan? " Milly terlihat begitu khawatir dengan keadaan Alzyas
Emely tersenyum lalu mengusap lembut puncak kepala Milly " kak Zyas baik-baik aja kok sayang.... Mommy cuma mau minta izin ke dokter karena kak Zyas pengen keluar dari kamar, mungkin dia merasa bosen terus-terusan hanya dikamar " jelas Emely
" kak Zyas udah mau ngomong sama Mommy " Milly juga terlihat sangat bahagia karena Alzyas sudah kembali mau bicara
Emely hanya tersenyum getir " Mommy keruangan dokter dulu ya " Emely tidak ingin menampakkan kesedihan nya di hadapan Milly dan teman-temannya hingga dia memilih berlalu pergi.
" Lo nggak mau masuk? " tanya Aditya pada Milly saat sudah didepan pintu
Gadis itu hanya diam dan menggeleng pelan
" kenapa? " Aditya mengerutkan keningnya
" gue takut kak Zyas ngusir gue " Milly tertunduk.
Sammy merasa hatinya tercubit melihat kesedihan diwajah imut Milly.
" Lo duluan aja masuk, biar gue sama Milly nunggu disini " ucap Sammy, Aditya mengerti apa maksud Sammy hanya dari tatapan matanya saja.
Perlahan Aditya membuka pintu dan mendapati Alzyas yang duduk di kursi roda menatap keluar jendela. Alzyas pun menoleh ketika mendengar pintu yang kembali terbuka.
" kamu! " Alzyas terperangah melihat kedatangan Aditya
Pemuda itu langsung menghampiri Alzyas kemudian menghadap kearah gadis itu dengan sedikit berjongko. Aditya bisa melihat pantulan dirinya didalam kedua bola mata Alzyas.
" kenapa kamu nggak pernah ngabarin aku? " pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Aditya " kamu tahu kan, kalo kamu nggak sendirian... ada aku, Narina, Sammy, dan yang lainnya juga... " Aditya melanjutkan kalimatnya karena Alzyas masih bungkam
" terakhir kita ketemu kamu baik-baik aja, tapi kenapa setelah kita ketemu lagi kamu malah kayak gini " Aditya menggenggam kedua tangan Alzyas dengan lembut menatap gadis itu lekat
" maaf " lirih nya
" kenapa minta maaf? "
" karena sudah buat kalian semua khawatir "
Aditya tersenyum mengelus rambut panjang Alzyas yang bergelombang dan terurai, dia pun kembali menatap lekat wajah pucat itu.
" Kamu nggak perlu minta maaf " Aditya tersenyum manis padanya
" kamu sama siapa? " Alzyas sedikit melirik kearah pintu
" aku sama Sammy dan Milly... mereka ada didepan " jawabnya
Dan beberapa saat kemudian pintu kembali terbuka dan sosok Emely datang di dengan wajah senang.
" kamu diizinkan untuk keluar kamar nak.... tapi kata dokter jangan terlalu lama karena kamu harus istirahat " ujar Emely dengan bersemangat sedang kan Alzyas hanya menatap nya datar.
" Biar aku aja yah Tante yang nemenin Alzyas ketaman... Tante tenang aja aku pasti jagain princess nya Tante " Aditya tersenyum manis
Emely merasa tenggorokannya tercekat setelah mendengar perkataan Aditya entah mengapa kalimat itu justru sedikit mengorek hatinya, dia pun hanya tersenyum lalu mengangguk.
Aditya mendorong kursi roda itu keluar dari kamar, Sammy dan Milly yang tadinya duduk di kursi kini mereka berdiri saat melihat Aditya dan Alzyas keluar dari kamar.
" kita mau ketaman kalian mau ikut? " Ujar Aditya
" kit- "
" kita mau kekantin dulu " Milly langsung memotong ucapan Sammy dengan cepat sembari melirik pemuda itu
" o-oh iya kita mau kekantin " Sammy tersenyum
Tanpa menunggu tanggapan dari Aditya dan Alzyas lagi Milly langsung menarik tangan Sammy berjalan dengan cepat meninggalkan mereka.
" mereka ada hubungan yah? " tanya Alzyas
Aditya mengangkat kedua bahunya pertanda jika dirinya juga belum tahu pasti ada apa antara Samy dan juga Milly.
**********
" woy!!!! gue bukan kambing ditarik-tarik kayak gini!! " seru Sammy
Milly meringis tidak enak hati kemudian langsung melepaskan tangan Sammy, tersenyum kikuk pada pemuda itu
" sorry!!! " ujarnya
Sammy hanya meliriknya sekilas kemudian memilih kursi kosong di kantin untuk dia duduki, Milly pun mengikuti Sammy yang juga duduk.
" Lo menghindar dari Alzyas? " pertanyaan itu lolos begitu saja membuat Milly menunduk dengan raut wajah sedih
" apapun yang terjadi, Lo sama Alzyas itu tetap saudara "
" angkat!!! hanya angkat!!! " Milly memperjelas statusnya, gadis itu menghirup nafas dalam-dalam kemudian menghembuskan nya dengan sangat pelan
" orang tua gue mengalami kecelakaan, dan saat itu gue masih dalam kandungan nyokap " Milly kembali menghirup udara seakan pasokan nafas nyo begitu cepat habis " bokap meninggal ditempat dan nyokap masih sempet bisa dilarikan kerumah sakit tapi setelah gue lahir nyokap juga meninggal " setetes cairan bening menetes begitu saja membasahi pipi Milly
Sammy langsung diam terpaku mendengar sepenggal cerita dari Milly, Sammy juga melihat ada kesedihan yang begitu mendalam dari balik wajah imut gadis itu, dia pun semakin tertarik untuk mendengarkan kisah Milly
" Setelah itu, pihak rumah sakit mau bawa gue ke panti asuhan untuk dititip disana karena nggak ada satupun dari keluarga bokap ataupun nyokap yang mau rawat gue " Milly tersenyum masam kala mengingat cerita itu
" dan pada akhirnya ada malaikat yang tidak memiliki sayap, yang mau suka rela mengadopsi gue secara hukum supaya gue bisa hidup dengan layak, pada hal kami tidak memiliki ikatan darah sama sekali " Milly menatap Sammy yang sedari tadi menatap nya dengan ibah " bahkan beliau sendiri rela harus bertentangan dengan keluarga nya karena sudah mengadopsi gue.... dan Lo pasti udah tau kan siapa orang nya " Milly tersenyum getir
Sammy merangkul Milly yang sudah menangis sesenggukan memberikan sedikit kekuatan pada gadis imut itu.
" gue takut kak Zyas semakin benci sama Mommy dan gue, gue juga udah banyak banget buat kesalahan sampe gue sendiri nggak berani ngomong untuk minta maaf sama kak Zyas " lirih Milly
" gue bener-bener takut kehilangan mereka semua.... karena gue udah nggak punya siapa-siapa "
Entah mengapa Sammy ingin sekali menjaga Milly dan dia tidak akan membiarkan siapapun menyakiti nya, Sammy juga merasa ada yang tidak beres pada hatinya saat ini.
" maaf gue jadi cerita kayak gini " Milly yang tersadar dari rasa sedihnya langsung melepaskan tangan Sammy yang merangkul bahunya lalu sedikit menjauh kan dirinya karena baru sadar saat ini dirinya sangat begitu dekat dengan pemuda itu.
" Lo bisa cerita apapun sama gue, karena gue bisa jadi pendengar yang baik buat Lo " Sammy memiringkan kepalanya menghadap Milly menatap nya lekat dengan tersenyum manis.
Senyum manis dari wajah tampan Sammy benar-benar membuat jantung Milly berdebar tidak berirama.
" udah nangis nya.... Lo jelek tau kalo nangis gitu... Lo liat tu hidung Lo sampe merah gitu kayak hidung badut " ejek Sammy yang berhasil kembali membuat Milly tersenyum
" gue akan selalu buat Lo selalu tersenyum Milly " batin Sammy yang menatap lekat wajah imut Milly.