Kebahagiaan benar-benar tengah menyelimuti keluarga besar Raka Pratama Yudha, dia tidak berhenti-henti nya mengucapkan syukur atas segala kenikmatan yang Tuhan berikan pada keluarganya sedari tadi dia terus memeluk Alzyas dan sesekali mengecup puncak kepala gadis itu dengan penuh kasih sayang.
Hari ini Alzyas sudah dinyatakan sembuh oleh dokter dan sudah diizinkan pulang, dan besok gadis itu akan kembali masuk kesekolah dan mengejar semua pelajaran yang tertinggal, seperti sore ini ayah dan anak itu sedang menonton tv di ruang keluarga gelak tawa mereka begitu menggema di ruangan itu, sesekali Raka menjahili putrinya yang sedang fokus pada film cartoon yang ditontonnya Emely menatap mereka dari balik dinding dapur karena pemandangan indah ini sangat jarang terjadi bahkan hampir tidak pernah.
Emely mengusap airmata nya yang jatuh tanpa permisi, kemudian dia berjalan menghampiri anak dan ayah itu sembari membawa baki berisikan minuman dan cemilan untuk mereka Emely baru saja selesai membuatkan roti coklat goreng untuk Alzyas kemudian secangkir susu vanilla dan secangkir teh hangat untuk suami nya.
" cemilan datangggggg " seru Emely
" wawwwww yang ditunggu akhirnya datang " Alzyas begitu antusias mengambil cemilannya.
Emely duduk disamping Raka, dia tersenyum bahagia melihat Alzyas yang begitu menikmati roti buatannya, dan lagi-lagi airmata bahagia nya jatuh tanpa permisi. Raka yang melihatnya langsung mengelus pundak Emely dan mengusap airmata istrinya yang kembali menetes dari sudut matanya.
" Milly belom pulang ya Mom? " tanya Alzyas tanpa menoleh, pandangan nya masih fokus ke layar tv dengan mulut yang masih sibuk mengunyah roti.
" mungkin sebentar lagi sayang "
Beberapa saat kemudian terdengar suara mobil berhenti di halaman depan dan Emely yakin itu adalah Milly.
" Milly pulanggggggggg!!!!!!!! " suara Milly sudah terdengar dari ruang tamu kemudian gadis itu menuju ruang keluarga.
" waahhhhhhhhh ada makanan enak nih!!!! " tanpa permisi Milly langsung mengambil roti goreng yang memang masih tinggal satu didalam piring kemudian duduk di sofa Milly tidak tahu bahwa ada sepasang mata yang menatapnya dengan kesal
" mata Lo kenapa melotot gitu kak? " tanya Milly sambil mengunyah gigitan rotinya yang terakhir dan tanpa merasa bersalah sedikitpun
" Lo makan roti gue!!!!!!! " pekik Alzyas yang sungguh memekakkan telinga sampai-sampai Raka dan Emely menutup kedua telinga
Milly terbelalak sedikit melirik kearah piring kosong yang terletak di atas meja dia tersenyum kikuk kemudian dalam hitungan detik gadis itu berlari tunggang langgang menuju kamarnya dilantai dua.
" Milly!!!!!!!! jangan lari Lo!!!!!! " pekik Alzyas dengan kesal kemudian berlari mengejar adiknya
Raka dan Emely yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala. Satu hal lagi kini Alzyas dan Milly sudah begitu sangat dekat layaknya saudara kandung.
" besok mama sama papa mau pulang ke Semarang mas " ujar Emely membuat Raka sedikit terkejut karena dia tidak tahu hal ini sebelumnya
" kerjaan papa di Jakarta sudah selesai, dan cabang perusahaan yang baru di bangun oleh papa juga hampir selesai mereka merindukan suasana rumah di Semarang " Emely terkekeh
Raka menghela nafas pelan dan ikut tersenyum
" sudah saatnya mama dan papa menikmati hari tua mereka bersama tanpa adanya urusan perusahaan, dan anaknya " sahut Raka dan di angguki oleh Emely.
" dan satu lagi bang Azka juga akan kembali ke Belanda " Emely kembali mengingat perihal kakak iparnya yang akan kembali ke Belanda jujur Raka sama sekali tidak terkejut perihal kakaknya akan pulang ke negaranya karena sejatinya Azka datang ke Indonesia hanya untuk menemui keponakan kesayangan nya dan menagih janji Raka dan itu juga sudah dia tepati, namun Raka merasa masih ada yang menjanggal di dalam hatinya.
*******
" uncle beneran mau pulang ke Belanda? kenapa harus pulang sih? " tanya Alzyas, Azka tersenyum lalu menatap gadis itu sejenak.
Dia merangkul keponakannya kemudian mendaratkan kecupan dipuncak kepalanya mereka saat ini sedang duduk di taman belakang rumah langit sudah gelap dengan bintang-bintang yang menghiasinya Azka menghela nafas kemudian menatap langit yang terlihat sangat indah.
" kerjaan Uncle disini sudah selesai, dan saat nya Uncle pergi "
" Uncle belum lama pulang dan sekarang udah mau pergi lagi "
" salah satu tujuan Uncle datang kesini untuk memastikan bahwa keponakan kesayangan Uncle ini bahagia dan Uncle sudah melihat kebahagiaan menjadi miliknya " Azka tersenyum pada Alzyas
" kalau nanti Alzyas ada plain ingin melanjutkan kuliah ke salah satu university di Belanda, pintu rumah Uncle terbuka lebar untuk Alzyas " lanjutnya sembari mengusap kepala keponakannya.
" aku boleh tanya sesuatu nggak? " Alzyas mendongak menatap wajah Azka sesungguhnya dia sudah lama ingin menanyakan hal ini namun Alzyas belum menemukan waktu yang pas, dan menurut nya mungkin inilah saatnya yang tepat untuk menanyakan tentang hal yang juga sudah lama mengganggu pikirannya Azka hanya mengangguk samar dengan wajah datar nya
" kenapa sampai sekarang Uncle belum menikah? padahal Uncle itu sangat ganteng sudah jauh dari kata mapan bahkan bisa dibilang sudah memiliki segalanya "
Azka terdiam dia langsung mengalihkan pandangannya kearah lain entah mengapa pertanyaan itu membuat luka lamanya tergores kembali, Alzyas bisa merasakan perubahan dari raut wajah pamannya dan itu membuatnya semakin penasaran.
" ini sudah malam Alzyas istirahat yah besok sudah masuk sekolah lagi kan? " Azka seolah menghindari dari pertanyaan Alzyas lantas laki-laki itu beranjak dari duduknya dan melangkah kan kakinya meninggalkan Alzyas yang masih duduk di bangku taman.
" satu hal lagi Uncle, ada hubungan apa antara Uncle dan Mommy Kirana? "
Azka menghentikan langkah kakinya dia benar-benar terkejut kedua tangannya mengepal matanya terpejam namun sama sekali tidak ingin menjawab pertanyaan dari keponakannya itu.
" apa Uncle dan Mom- " Alzyas tidak melanjutkan pertanyaan setelah pamannya kembali membalikkan tubuhnya dan menatap dingin kearahnya.
" sorry Uncle waktu aku tinggal di apartemen Uncle, aku nggak sengaja liat foto Mommy Kirana di kamar Uncle dan aku juga samar-samar sering denger Uncle menyebut nama Mommy Kirana bahkan saat Uncle menjaga ku di rumah sakit " ucap Alzyas tanpa takut sedikitpun dengan tatapan dingin dari pamannya Azka pun masih bergeming
" sudah saatnya Alzyas mengetahui semua cerita ini yang sesungguhnya bang agar semuanya menjadi imbang, bukan hanya tentang kebenaran bahwa Alzyas adalah anak kandung dari Emely... Alzyas sudah berumur 17 tahun dia berhak tau agar tidak ada lagi yang terluka dikemudian hari nantinya "
Alzyas dan Azka langsung menoleh kearah sumber suara dan mereka menemukan Raka yang sedang berdiri dibalik pintu kaca yang menembus langsung keruang keluarga. Sebenarnya sejak tadi Raka sudah melihat paman dan keponakan itu sedang berbincang di taman, dan saat Raka hendak kembali masuk kedalam rumah tiba-tiba Raka mendengar Alzyas menyebut nama Kirana dan mempertanyakan perihal foto Kirana yang ada di kamar apartemen Azka.
Raka juga menantikan jawaban apa yang akan diberikan oleh Azka untuk pertanyaan Alzyas, namun karena Azka tak kunjung menjawab dan justru mengalihkan pembicaraan itu sungguh membuat Raka menjadi sangat gemas alhasil dia pun muncul.
" maksud Daddy apa? apa masih ada yang kalian sembunyikan dari aku? " Alzyas sudah lelah dengan semua rahasia yang keluarga nya simpan
" aku berhak tahu jika itu memang masih menyangkut semua tentang aku " lanjutnya dan tidak ingin ada penolakan dari pamannya
" ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Alzyas, Raka!! " ucap Azka pada Raka dengan tatapan tajam
" lalu apa Uncle? kenapa Daddy bilang bahwa aku juga berhak tau? " paksa Alzyas
Azka menghela nafas lelah jika sudah begini apa lagi yang bisa dia lakukan kecuali memberitahu Alzyas kenapa sampai detik ini dia belum juga menikah.