Milly baru saja tiba dirumah, berjalan menaiki tangga menuju kamarnya dilantai dua yang bersebelahan dengan kamar Alzyas, dia juga sudah diberitahu oleh Larasati kalau pagi tadi Alzyas dibawa kerumah sakit
Langkah kaki Milly terhenti tepat di depan pintu kamar Alzyas yang terbuka didalam sana ada art yang sedang merapikan kamar Alzyas, perlahan Milly melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar itu, kamar yang hampir sama sekali tidak pernah dia masuki karena kecuali dalam keadaan penting seperti malam sebelum malapetaka itu terjadi, Milly terisak melihat foto yang bingkai nya sudah hancur di atas nakas.
" Non Milly... sejak kapan ada disini " Bik asih salah satu art yang sedang membersihkan kamar itu langsung menghampiri Milly
" jangan sedih yah Non, sekarang Non Milly ganti baju bibik siapin makan siang " ujar Bik Asih sedangkan Milly hanya mengangguk pelan
Setelah Bik Asih keluar, Milly mengusap airmata nya lalu duduk di tepi ranjang mengambil bingkai foto yang sudah hancur itu dia mengusap lembut foto yang menampakkan kebahagiaan dirinya, Emely dan juga Alzyas yang sedang bermain di pinggir bibir pantai, itu adalah kebahagiaan pertama yang dia rasakan bersama Alzyas.
" gue sayang sama Lo kak..... " airmata Milly Kembali menetes setelah mengucapkan itu
" please jangan benci gue lagi... karena gue udah nggak punya siapa-siapa selain kalian " hati Milly terasa sangat sesak, dia pun merebahkan tubuhnya dia atas ranjang Alzyas setidaknya cara seperti ini bisa membuat nya seakan berada didekat Alzyas kakak angkatnya.
Bik Asih yang baru saja selesai menyiapkan makan siang untuk Milly dia pun kembali menghampiri gadis itu yang masih berada dikamar Alzyas namun saat hendak memanggil nya Bik Asih melihat Nona mudanya itu sedang tidur meringkuk di atas kasur dan masih mengenakan seragam sekolah nya Bik Asih tidak tega membangun kan Milly alhasil dia membiarkannya tertidur.
" Non Milly nya mana Sih? " Bik Sumi muncul dari dapur melihat Bik Asih yang kembali keruang makan seorang diri
" Non Milly nya tidur mbak dikamar Non Alzyas " Bik Asih menghela nafas lelah lalu duduk disalah satu kursi di dapur
" aku merasa kasihan sama Non Alzyas karena dia menjadi korban keegoisan orang tua nya " ujar Bik Sumi yang sedang mencuci piring
" hussttttt jangan sembarang ngomong kamu mbak, didengar sama Tuan bisa berabe urusan nya " sahut Bik Asih
" wong aku ngomong apa adanya kok " balas Bik Sumi
" kita do'akan saja semoga masalah yang sedang diterpa oleh keluarga ini secepatnya bisa selesai dan kebahagiaan menghampiri mereka " Ucap Bik Asih sebelum meninggalkan Bik Sumi karena dia harus menyelesaikan pekerjaan nya yang lain
*********
Raka dan keluarganya masih berada dirumah sakit menemani Alzyas karena gadis itu belum sadar dan waktu sudah menunjukkan jam 8 malam, hanya ada Raka dan Emely yang ada didalam ruang rawat sedangkan Azka, Larasati dan Herman duduk diruang tunggu.
" sebaiknya kamu pulang dulu, Emely " Raka menghampiri istrinya yang duduk disamping ranjang pasien, Emely terus menggenggam jari-jemari lentik putri nya yang masih terlihat pucat berharap saat dia sadar Emely adalah orang pertama yang dilihatnya.
" tidak mas aku ingin disini menemani anakku, aku tidak ingin meninggalkannya lagi dalam keadaan apapun " jawab Emely dengan pelan bahkan hampir tidak terdengar
" kamu juga perlu istirahat apa lagi dari pagi kamu belum makan apapun, biar aku yang menjaga Alzyas disini " bujuk Raka namun Emely tetap pada pendiriannya dia tidak akan pergi kemanapun sebelum Alzyas sadar, rasa lapar dan haus sama sekali tidak dia rasakan
Karena tidak mendapatkan respon dari istrinya dia pun memutuskan untuk keluar dari ruangan menghampiri orang tuanya dan kakaknya yang sedang menunggu diluar.
" apa Zyas sudah sadar? " Larasati langsung menghampiri Raka saat dia keluar dari balik pintu, Raka hanya diam dan menggeleng membuat Larasati mendesah pelan Raka pun duduk disebelah Azka menyandarkan tubuhnya di kursi tunggu.
Emely terus mengusap lembut wajah pucat yang saat ini terbaring lemah dihadapannya, kemudian mengecup lembut punggung tangan yang masih terasa sangat panas itu.
" Mommy disini nak.... tolong buka mata kamu " gumam Emely air matanya kembali menetes
" andai kamu tahu bahwa Mommy sedikitpun tidak pernah membuang ataupun melupakan kamu, setiap waktu Mommy selalu memikirkan kamu sayang... tiada hari tanpa memikirkan kamu nak... Setiap kamu ulang tahun Mommy selalu menyiapkan kado untuk kamu... Mommy menyimpan semua kado-kado itu dan berharap suatu hari nanti kamu akan membukanya dengan suka cita... " Emely kembali mengecup lembut punggung tangan putrinya.
" Mommy mohon buka mata kamu sayang..... dan lihat ada Mommy disini... tolong beri Mommy kesempatan untuk mencurahkan semua kasih sayang Mommy untuk kamu nak.... " lirih Emely dengan penuh harap dia merebahkan kepalanya di atas punggung tangan Alzyas
Bulu mata lentik itu bergerak dan perlahan tapi pasti kedua mata indah itupun terbuka, cahaya lampu sedikit menyilaukan kedua matanya cat putih warna ruangan itu terlihat sangat asing baginya, Emely merasa jari jemari Alzyas bergerak diapun langsung menatap Alzyas yang ternyata sudah membuka mata dan bahkan sedang menatap nya juga.
Emely tersenyum bahagia kedua matanya kembali mengembun melihat Alzyas yang sudah sadar, berkali-kali Emely mengucapkan syukur dia pun langsung berlari keluar memberi tahukan Raka dan yang lainnya kalau Alzyas sudah sadar.
Raka langsung menghampiri Alzyas dan mendaratkan ciuman kasih sayangnya di kening Alzyas.
" syukurlah kamu sudah sadar nak..... Daddy sangat bahagia " ujar Raka
" Alzyas..... apa yang kamu rasakan sayang, apa ada yang sakit " Larasati juga ikut menghampiri Alzyas.
" hai princess " Azka tersenyum namun raut wajahnya menunjukkan kesedihan
Alzyas tak merespon dia hanya diam menatap satu persatu dari mereka yang ada di dalam ruangan itu.
*********
Keesokan harinya Milly berangkat sekolah seorang diri sesampainya disana dia langsung di cegat oleh Aditya dan teman-temannya, karena sudah satu minggu Alzyas belum juga masuk kesekolah mau tak mau Milly pun memberi tahu mereka kalau Alzyas sedang dirawat dirumah sakit saat ini.
" jadi sekarang Alzyas dirawat di rumah sakit? " tanya Shasa dengan wajah cengok nya
" ya ampun cewek Lo sebenernya lemot atau bolot sih " Denny menyikut lengan Arga membuat pemuda tampan itu cengengesan
" kan tadi udah di jelasin sama Milly kalo Alzyas masuk rumah sakit, yah pasti dirawat disana lah, Maemunah!!! " gerutu Narina dengan kesal
" gue kan cuma mastiin aja " cicit Shasa
" gue mau jenguk Alzyas, Lo bisa antar gue? " tanya Aditya
" bisa kak " jawabnya
" kenapa cuma Lo, kita juga mau jenguk Alzyas kali!!!! " seru Narina
" Udah mendingan Aditya aja dulu ya liat keadaan Alzyas sekarang, kalo time nya emang udah memungkinkan baru kita semua kesana " ujar Sammy
" Gue setuju!!!!! kalo kita dateng rame-rame kayak orang mau tawuran kesana, yang ada bakalan buat rusuh, apa lagi mulut Lo tu Nar yang udah kayak kaleng rombengan " celetuk Joko yang berhasil membuat Narina melotot nyalang kearah nya
" diem Lo kadal burik!!!! " sahut Narina kesal menghentak kan kakinya kemudian pergi mendahului mereka semua
" Narina!!!!! tungguin gue " Shasa berlari menyusul gadis itu
" dasar cewek!!!! dikit-dikit ngambek " gumam Joko
" gue duluan kekelas yah kak " baru saja hendak melangkah kan kakinya tiba-tiba Sammy menahan Milly.
Aditya, Arga, Denny dan Joko hanya saling melirik tersenyum jahil saat Joko hendak mengeluarkan godaan nya Arga dan Denny langsung menariknya pergi di susul oleh Aditya menjauhi Milly dan Sammy.
" nanti biar gue yang anterin Lo ke rumah sakit, biar Aditya naik motor sendiri aja " ujar Sammy dengan dingin, Milly mengerut kan dahinya apa dia sedang tidak salah dengar
" Lo kenapa ngeliatin gue kayak orang aneh gitu? " Sammy mengangkat sebelah alisnya
" tadi pagi Lo sarapan apa kak? kok bisa ngomong kayak gini " tanya Milly
Sammy gelagapan dia pun merasa aneh kenapa tiba-tiba bisa mengeluarkan kalimat itu tanpa menjawab dia pun meninggalkan Milly tanpa memberikan jawaban pada gadis itu terlebih dahulu.
" dasar orang aneh " gumam Milly lalu berjalan menuju kelasnya karena bel sudah berbunyi