Bulu mata lentik Alzyas bergerak-gerak perlahan gadis itu membuka matanya, karena merasakan sinar matahari sudah menyapanya dari celah-celah tirai jendela kamar, Alzyas beranjak dari tidurnya lalu menyandarkan tubuhnya di dinding ranjang, dia baru sadar bahwa masih mengenakan gaun semalam.
Alzyas kembali mengingat apa yang sudah terjadi semalam dan membuat kedua matanya kembali mengembun.
TOK!!! TIK!!! TOK!!!
Alzyas mengusap dengan kasar cairan bening yang baru saja menetes membasahi pipinya ketika mendengar ketukan dari luar, tapi dia sama sekali tidak ingin beranjak untuk membukakan pintu Alzyas masih tetap setia duduk di atas ranjang nya.
Setelah tidak mendengar lagi ketukan dari luar, Alzyas menekuk kedua kakinya menyandarkan kepalanya di atas lutut lalu memeluk dirinya sendiri, tangis itu kembali pecah
" Alzyas Zaalhea Raka Pratama Yudha adalah anak kandung dari Raka Pratama Yudha dan Emely Rosalien "
" Emely orang yang Zyas panggil Aunty adalah ibu kandung kamu sayang, dialah yang sudah melahirkan kamu dengan bertaruh nyawa bukan Kirana "
Alzyas menutup kedua telinganya karena kalimat menyakitkan itu kembali berdengung di telinganya, dia terus menggeleng mengingat bagaimana foto-foto kelahirannya di buka.
Bukan kah seharusnya dia bahagia karena ibunya masih hidup?? itu lah yang ada didalam pikiran nya saat ini lalu tiba-tiba,
PRANGGGGGG
Sebuah foto yang berbingkai kaca jatuh kelantai dan hancur seketika seperti hati dan perasaan nya saat ini, Alzyas melempar bingkai itu dengan remote AC dan air matanya kembali menetes tanpa permisi. Alzyas menatap nanar foto yang terjatuh dilantai, itu adalah foto dirinya, Emely dan Milly saat di pantai beberapa waktu lalu dia mendapatkan foto itu dari Raka karena sang ayah yang diam-diam memotret mereka dan menjadikan foto itu sebagai kado ulang tahun untuk dirinya.
TOK!!! TOK!!! TOK!!!
Suara ketukan pintu dari luar kembali terdengar, Alzyas bisa mendengar dengan jelas suara-suara diluar sana yang terdengar sangat khawatir namun gadis itu sama sekali tidak ada niat untuk membukakan pintu kamarnya untuk siapapun.
" Alzyas!!!!! buka pintunya sayang!!!!! "
Alzyas tak menghiraukan mereka yang terus memanggil namanya dari luar sana, dia duduk disudut ranjang meringkuk memeluk kedua kakinya hatinya sakit bahkan sangat sakit harus menerima semua kebenaran tentang dirinya.
**********
" sampe sini Lo paham kan? " Sammy menatap tajam kearah lawan bicaranya yang masih diam terpaku setelah mendengar semua ceritanya
" keadaan Alzyas lagi nggak baik-baik aja kalo Lo ada disana, Lo bisa liat secara langsung gimana hancurnya dia!! " papar Sammy lagi
Lamunan Aditya terpecah saat ponselnya berdering diapun mengambil ponsel dalam saku celananya, dia menghela nafas lelah saat melihat nama seseorang dilayar ponsel miliknya, Sammy bisa menebak siapa saat ini yang menghubungi Aditya.
" pulang sekolah gue sama yang lainnya mau jenguk Alzyas, terserah Lo mau ikut apa nggak " ujar Sammy sebelum meninggalkan Aditya
Ponsel Aditya kembali berdering setelah kepergian Sammy meninggalkan Aditya seorang diri di koridor kelas, dirinya sedikit ragu untuk menggeser tombol hijau dilayar ponsel, Aditya tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah lalu kembali memasukkan ponselnya Kembali kedalam saku dan memilih untuk mengabaikan panggilan telepon itu.
Ketika jam belajar-mengajar sekolah sudah berakhir, sesuai dengan apa yang dikatakan Sammy tadi dia dan teman-temannya yang lain akan pergi kerumah Alzyas untuk menjenguk gadis itu dengan ada atau tanpa Aditya.
" Lo jadi ikut? " Arga menepuk pundak Aditya yang sudah lebih dulu berada diparkiran dan sudah duduk di atas motor ninja miliknya
Aditya tak menjawab dia hanya memandang satu persatu sahabatnya lalu mengangguk, Aditya memakai helmnya kemudian menyalakan motor nya dan berjalan mendahului teman-temannya, Arga berboncengan dengan Shasa, Joko bersama Narina, Denny mengendarai motornya sendiri sedangkan Sammy masih celingak-celinguk seperti mencari seseorang.
" Lo nunggu siapa? " Denny menghampiri Sammy yang belum juga menyalakan motor nya
" gue lagi nunggu Milly " Denny tersenyum geli melihat tingkah Sammy yang sedikit kikuk
" Lo bareng dia? tumben? atau jangan-jangan " Denny melirik Sammy dengan senyum jahilnya
" diem Lo!!!! duluan Sono!!!! " Sammy menendang ban motor Denny, sedangkan Denny tertawa geli melihat raut wajah Sammy yang memerah seperti kepiting rebus kemudian melajukan motornya meninggalkan Sammy seorang diri yang masih berada si parkiran.
Beberapa saat kemudian orang yang dia tunggu pun muncul, Sammy menatap Milly dengan dingin karena gadis itu sudah membuat dirinya menunggu lama dan tertinggal jauh dari teman-teman nya.
" lama banget sih Lo! " gerutu Sammy
" gue kan nggak nyuruh Lo nungguin gue " batin Milly " iya maaf " ucap Milly dengan pelan
" buruan naik!!!! gue udah kayak ikan asin tau nggak karena nungguin Lo!!! " kesal Sammy
" siapa juga yang minta Lo nunggu gue " gumam Milly yang samar-samar bisa didengar oleh Sammy
" apa Lo bilang? " Sammy yang sudah duduk di atas motor nya menoleh kebelakang karena Milly belum juga naik ke atas motor
" nggak kok, gue nggak ngomong apa-apa " Milly sedikit merinding melihat tatapan tajam dari Sammy
" terus Lo ngapain masih disitu? buruan naik!!!! " Sammy memberikan salah satu helmnya pada Milly
" iya iya!!! " Milly mencibirkan bibirnya, diam-diam Sammy tersenyum karena Milly terlihat sangat menggemaskan ketika sedang kesal
" lama banget sih!!!! " Sammy mengambil paksa helm yang ada ditangan Milly lalu memakaikannya pada gadis itu, seketika Milly diam terpaku karena dia bisa melihat wajah tampan Sammy sedekat ini
" udah nih!!! pakek helm aja lemot banget!!! " gerutu Sammy setelah memasang kan helm pada Milly " naik!!! " ucap pemuda itu lagi, namun Milly masih terdiam entah apa yang ada dalam pikiran gadis itu saat ini
" woy!!!! Lo ngelamun ya " gerutu Sammy lagi
Milly tersadar dari lamunannya, kemudian dengan cepat naik ke atas motor dengan berpegangan di pundak Sammy, dan lagi-lagi Sammy tersenyum tanpa sepengetahuan gadis itu.
Motor ninja milik Sammy pun meninggalkan pelataran area parkir sekolah, dengan kecepatan sedang Sammy mengendarai motornya mengejar Aditya dan yang lainnya.
*******
Aditya dan teman-temannya pun sampai di depan gerbang rumah Alzyas yang masih tergembok, Aditya membuka helm nya lalu turun dari motor menekan bel yang ada didinding besar yang menjulang tinggi namun tak ada satupun orang yang muncul, Sammy dan Milly pun baru tiba karena mereka terakhir sekali datang.
Milly mengeluarkan remote kecil dari saku nya kemudian gerbang terbuka secara otomatis.
" wihhhh keren!!!!!! gerbangnya kebuka sendiri " ujar Joko dengan wajah cengok nya
" norak Lo!!!!! " sahut Narina membuat Joko mencibir
Milly berjalan mendahului Aditya dan teman-temannya memasuki halaman rumah, seorang satpam berlari tunggang langgang menghampiri Milly dan yang lainnya.
" maaf non Milly tadi Bapak lagi dibelakang bantuin Pak Ujang " ujar seorang satpam yang bernama Jaka di lihat dari name tag nya
" Iya nggak apa-apa pak " Milly tersenyum ramah " kita masuk dulu ya pak " ujar Milly sembari berjalan masuk ke pintu utama diiringi oleh Aditya dan yang lainnya.
Emely baru saja keluar dari kamarnya dan hendak menuju dapur untuk mengambil air mineral namun dia melihat Milly dan teman-temannya sedang berada di ruang tamu, kemudian dia pun berinisiatif menghampiri mereka semua.
" wah ada tamu ya " sapa Emely dengan ramah
" selamat siang Tante " balas Aditya dan teman-temannya yang tak kalah ramah
" Mommy mau kemana, Mommy udah sehat nggak pusing lagi? " Milly menghampiri Emely dengan perasaan khawatir karena tadi pagi dia melihat ibunya sedang tidak sehat badan
" Mommy udah sehat kok sayang " Emely membelai lembut wajah Milly dan seketika dirinya teringat wajah kesedihan Alzyas.
" kita kesini mau jenguk Alzyas Tante " ucap Narina yang tidak ingin berbasa-basi
" iya Tante, kita boleh liat Alzyas kan? " sambung Shasa
Emely terdiam, kemudian matanya tertuju pada pintu kamar Alzyas yang berada dilantai dua dan masih tertutup dengan rapat karena Alzyas belum juga keluar dari kamarnya bahkan Alzyas sudah melewatkan sarapan dan juga makan siangnya.
" Kak Zyas belum keluar kamar ya Mom? " tanya Milly dengan pelan, Emely tak menjawab dia hanya tersenyum kecut lalu mengangguk.