Chereads / BURONAN / Chapter 2 - Prolog: Surat Kedua

Chapter 2 - Prolog: Surat Kedua

Surat propaganda kedua, ditinggalkan dalam kamar salah satu guru pembimbing fisika yang kini menghilang tanpa jejak.

Saya mengerti keluhan Anda. Abdi negara berambisi. Terkadang jenuh bekerja. Terkadang ingin cepat-cepat melepas peluh bersama istri dan anak. Namun kenyataan malah menjebak Anda membaca surat narsistik dari tiga murid SMA.

Pelajaran dasar sekolah kami adalah merangkai esai dan laporan praktikum. Namun detik ini, saya tidak dapat merangkum bagaimana tubuh-tubuh itu bisa tergeletak tanpa nyawa.

Karena bukan kami perancangnya.

Saya tahu rasanya menerima tatapan jijik dianggap tak setia kawan lantaran memperjuangkan prestasi. Saya paham betapa menjijikkannya hidup di dunia yang tak lepas dari makna kompetisi ini.

Namun saya belum pernah sejijik ini kepada pengecut mana pun yang menggeletakkan jasad manusia dalam derajat setidak manusiawi itu.

Saya sadar. Saya sangat paham bahwa hilangnya guru pembimbing kami dari kamar ini, semakin mempermulus tuduhan Anda terhadap kami, "komplotan Perwakilan Fisika SMA Internasional Negeri 73."

Tetapi, jika dunia "memang" tempat berkompetisi, maka mari jangan hanya melihat sisi koin Anda. Tolong pikirkan kemungkinan bahwa hilangnya Pak Yusrizal adalah bentuk penculikan yang disengaja demi membuat kami terlihat lebih "sah" menjadi tersangka.

Apa Anda tidak bersedia mempertimbangkan asumsi saya dan menerima kami mentah-mentah sebagai musuh negara?

Saya adalah orang terakhir yang menyetujui rencana melarikan diri ini dengan pikiran yang sudah tidak sehat.

Selagi Anda masih mampu berpikir secara waras, saya harap Anda beserta rekan-rekan menyadari yang mana kawan dan mana lawan.

Semoga berkat Tuhan selalu menyertai.

Presiden Siswa SMA Internasional Negeri 73

[Cap darah]

KAIZO HONG