Happy reading <3
jangan lupa tinggalkan saran dan kritik di komentar.
....
Ketika hendak melangkah ke lapangan ada seseorang yang menepuk pundak Qia dan saat menoleh ternyata itu adalah Ellard.
"Kamu kok ngikutin aku mulu sih. Males banget lihat kamu terus," ucap Qia kesal.
"Pede banget sih loh jadi orang," jawab Ellard dengan datar.
Percayalah wajah nya seperti itu tidak mencerminkan keadaam hati nya yang sedang tertawa melihat muka kesal Qia yang menjadi candu nya akhir-akhir ini.
Tak terasa beberapa menit mereka berdiri di depan tiang bendera.
"Panas banget sih mana tiang nya tinggi lagi," keluh Qia.
"Lo aja yang pendek!" jawab Ellard.
"Gapapa pendek yang penting imut dan cantik daripada tinggi kayak kamu nyeremin," ucap Qia sambil mengibaskan rambut panjang nya.
Ellard hanya menapilkan ekpresi kesal bercampur kagum karna mendengar ucapan Qia dan jangan lupakan jantungnya berdegup kencang melihat Qia mengibaskan rambut membuat nya makin cantik dan melupakan kekesalan nya tadi.
Hingga sejam berlalu dengan posisi yang sama dan mentari makin mengeluarkan sinar yang amat panas membuat seorang gadis tiba-tiba kesakitan di kepala nya.
"Ellard masih lama lagi gak? Aku gak tahan el," lirih Qia merasa pusing pasal nya hari semakin panas.
Ellard khawatir melihat Qia yang terlihat sangat pucat belum lagi ringisan yang dikeluarkan dari mulut nya.
"Kepala aku pusing banget El..." ucap Qia meringis kesakitan di kepala nya.
"Gue anter ke UKS ya? nanti lo kenapa-kenapa berabeh urusan nya," ucap Ellard tapi tidak dihiraukan Qia.
Tanpa mempedulikan penolakan dan ucapan Qia lagi Ellard langsung menggendong Qia ke UKS. Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang menatap sinis mereka sedari tadi.
Qia kesal tiba-tiba Ellard langsung menggendong nya tanda persetujuan lagi.
"El kamu apaan sih langsung main gendong aja nanti ada yang lihat gak malu apa?" kesal Qia.
"Enggak! kenapa harus malu kita juga pake baju," ucap Ellard seada nya.
Ellard langsung membaringkan Qia di brankar UKS tapi Qia malah kesal melihat Ellard masih berada disini.
"Sana keluar El! aku mau istirahat jangan ganggu," ucap Qia masih kesal.
"Dih ngusir makasih apa dah dibantu juga," balas Ellard yang langsung berdiri dan keluar UKS namun berhenti saat Qia memanggil nya.
"El-ellard makasih ya udah bantui Qia," ucap nya gugup.
Qia langsung menunduk antara malu dan merasa bersalah dan hanya dijawab deheman dari Ellard.
.
Hari berlalu begitu cepat sejak seminggu kejadian di lapangan sekolah Qia tidak mempersalahkan lagi kalau nanti ia bertemu atau diganggu Ellard lagi. Ya karna percuma berdebat dengan lelaki datar suka menggagu seperti Ellard, lebih baik dia mengalah ya dalam pikir Qia yang waras mengalah.
Wekend adalah hari yang paling banyak diminati orang-orang karna bebas dari rutinitas sehari-hari terutama Qia, gadis tersebut masih tertidur dibawah selimut nya hingga suara sang bunda membangunkan nya.
"Sayang bangun. Qiana!" Panggil sang bunda namun nihil tidak ada sahutan dari anak nya.
Saat Diana membuka pintu kamar dia melihat sang putri yang masih tertidur pulas dengan balutan selimut.
Diana membangunkan anak nya namun nihil Qia malah makin memperkuat balutan selimutnya.
"Sayang bangun dulu dong, kasian temen kamu nungguin daritadi." Diana berusaha membangunkan sekali lagi.
Qia perlahan bangun dan mendudukan badan nya diranjang dengan keadaan masih mengantuk.
"Temen Qia yang mana? Darla, Bella atau Clara?" ucap Qia duduk tapi dengan mata masih tertutup.
"Bukan semua tapi cowok," jawab diana.
"Oh cowok," ucap santai Qia dan sampai beberapa menit.
"AHH ASTAGA!.. Bunda Qia lupa bund," teriak nya sambil berlari ke kamar mandi.
Diana hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah anak gadis nya.
Ya Qia dan Ellard memang sudah ada janji untuk joging di hari minggu setelah kejadian di UKS waktu itu Ellard mengajak nya.
Setelah beberapa saat barulah Qia keluar dari kamar nya, Qia menggunakan set Nike dengan memakai topi tak lupa rambut di ikat satu.
Qia melihat lelaki yang sedang menunggu nya yang ditemani bunda tercinta duduk di hadapan nya.
"Morning El, sorry Qia lupa hehehe,"
Qia berusaha membuat Ellard tidak marah pada nya tapi malah di jawab deheman saja.
"Bun Qia joging dulu ya sama El," pamit Qia dan langsung mencium sang bunda tercinta.
Qia berusaha mencairkan suasana dengan mengajak Ellard mengobrol. "Sorry ya El telat lagian ini masih pagi banget El," bujuk Qia namun hanya dijawab deheman.
Qia membatin. "El udah bisu kali ya kok gak ngomong lagi? Atau dia masih marah? Tapi kan Qia bener ini masih pagi banget."
Karena merasa jengah dengan Ellard ia pun reflek asal bicara.
"El jangan diam aja nanti cepat mati loh," ucap nya namun bukan nya El tertawa malah ingin marah.
"Lo nyumpahi gue?" tak terima dengan ucapan Qia, Ellard berlari meninggalan Qia yang sendiri di belakang.
"Lah kok marah salah Qia apa? emang bener kan?" Qia bertanya pada diri sendiri dan ikut berlari mengejar Ellard.
Sampai 5x kali putaran komplek perumahan mereka baru berhenti di taman tak lupa mereka mencari kursi panjang disana.
Qia terduduk lemas di taman tak lupa meluruskan kaki nya dan disusul Ellard. "kamu gak tanggung-tanggung El ngajak lari berasa ikut atletik" keluh nya.
Ellard hanya senyum walau tipis sangkin tipis nya sampai tak terlihat.
"Baru 5x putaran, pantes Lo kecil banget gak mau olahraga," jawab ellard yang melihat Qia sangat kelelahan.
Qia hanya mendengus mendengar nya tak lupa mempoutkan bibir nya.
"Kalo Qia ber otot kayak El kan lucu nanti di bilang mak gorila," jawab nya polos yang mengundang tawa Ellard
"Hahah mak gorila bagus juga," tawa Ellard pecah mendengar Qia.
Melihat Ellard tertawa bukannya marah Tapi malah bengong karna heran saja melihat Ellard si datar tertawa, jangan kan tertawa tersenyum saja tidak pernah.
"El bisa ketawa juga ya, kirain cuman bisa ganggu Qia doang," kagum Qia melihat El tertawa dan Ellard langsung merubah raut muka nya menjadi datar lagi.
....
Sinar matahari pun mulai menampakan diri dan membangun kan gadis kecil yang masih tertidur.
"Hoam, Selamat pagi semua." Ucapnya.
Qia mulai memasuki kamar mandi dan mulai mempersipkan diri berangkat sekolah tak lupa sarapan pagi yang telah tercium aroma nya.
"Pagi bunda,"sapa ramah sang putri kepada bunda nya.
"Pagi juga sayang," jawab sang bunda dan memberikan sarapan ke puteri nya.
Setelah memasuki halaman sekolah dengan cuaca cerah membuat Qia makin semangat menuju kelas nya.
Saat melangkah ke kelas langkah nya terhenti karena melihat Ellard yang sedang berbicara bersama wanita, entah siapa Qia tidak tau tapi ada rasa tidak suka saat melihat mereka.
Qia langsung melanjutkan langkah ke kelas dengan muka yang agak murung.
"Pagi Qia mungil gak gede-gede, tumben nih murung biasanya paling ceria. Kayak anak perawan galau aja nih,"
Sapa manis Bella manis banget sampai membuat Qia makin kesal mendengar nya.
"Apaan sih Bella pagi-pagi dah buat Qia kesel aja," jawab Qia tidak terima.
Bella bingung. "Lah kok salah gue?"
"Lah salah bel orang lagi badmood lo pake katain mungil gak gede-gede,"
Ucap Darla yang ingin menghentikan perdebatan dua sahabat nya ini. Dan jangan tanyakan dimana Clara, dia duduk santai di kursi nya. Tapi bukan duduk manis melainkan duduk sambil menikmati makanan, miris tapi begini lah berbagai macam kelakuan teman nya tapi Darla sayang mereka.
Waktu istirahat tiba keempat sahabat itu sedang asik makan di kantin namun terusik saat beberapa laki-laki menghampiri mereka.
"Qia ikut gue sebentar." Ucap Ellard menatap Qia.
Namun Qia hanya diam tanpa melirik lelaki tersebut. Tapi bukan Ellard nama nya kalau yang dia ingin kan tidak bisa didapatkan.
Ellard menarik paksa tangan Qia namun terhenti saat bella menghalangi nya.
.
Terima kasih sudah berkenan mampir di cerita author yang amatir ini silahkan kasih dukungan nya ya agar aurhor semangat. Saran nya ditunggu banget ya, love my readers<3