Chereads / QIELLA / Chapter 6 - Khawatir

Chapter 6 - Khawatir

Terhitung setelah masuk UKS, sudah tiga hari Qia tidak masuk sekolah. Dia ingin menenangkan dirinya takut kalau saat sekolah ia kepikiran lagi.

Sudah tiga hari pula seorang lelaki selalu gelisah memikirkan sesuatu, hati dan pikiran nya tidak bisa diajak kerja sama.

"Arghh siall!!! Gue gengsi banget tapi kalo belum mastiin sendiri gue gak bisa tenang. Gelisah banget rasanya."

Selalu begitu terhitung dari Qia pulang karna sakit. Ellard jadi gelisah tidak ada ketenangan pada dirinya tapi raut wajahnya sangat tenang ya begitulah wajah dan hati sangat berbanding terbalik.

Ellard pun bergegas mengambil kunci mobilnya lalu pergi menuju ke tempat tujuannya. Dan sampailah Ellard berhenti di depan rumah besar.

"Ini gimana? gue masuk gak ya? kalo gue masuk entar dia nanya gue jawab apa? tapi gak disamperin hati gue gak tenang." Ucap nya gelisah.

Pikiran Ellard masih ragu sampai terhenti saat ada seseorang yang mengetuk kaca mobil nya.

Ellard pun membuka kaca mobil nya terlihat ada seorang satpam yang  berasal dari rumah Qia.

"Maaf sebelum nya ada perlu apa mas, berhenti lama di sini? Ada yang perlu dibantu?" tanya satpam tersebut sebab mobil Ellard dari tadi berhenti di depan rumah Qia.

"Eh, ini pak saya teman sekolahnya Qia tadi mau masuk tapi takut Qia gak ada dirumah," ucapnya.

Ellard berusaha mencari alasan dan hanya dianggukan oleh satpam tersebut lalu ia membuka kan gerbang pagar rumah Qia.

"Silahkan masuk mas, non Qia lagi ada di dalam."

Ellard nampak ragu menekan bel pintu rumah Qia namun ia tak ingin berlama-lama, lalu segera lah ia menekan bel tersebut dan munculah seorang pembantu yang membukakan pintu.

"Cari siapa ya mas?" tanya pembantu tersebut.

"Saya temannya Qia bi," ucap Ellard.

lalu pembantu tersebut mempersilahkan Ellard masuk dan memanggil Qia.

Tok tok tok

Qia yang sedang membaca novel di atas kasur terhenti ketika ada yang mengetok pintu kamar nya tak lupa ia membuka pintu.

"Kenapa bi?" Qia bingung lantaran tiba-tiba pembantunya memanggil karna biasanya dipanggil kalau  makanan telah siap tapi Qia sudah makan tadi.

"Itu non ada temennya dibawah," jawabnya.

Qia mengernyitkan dahi kebingungan. Lalu turun kebawah melihat siapa yang datang, pikirnya pasti para sahabat-sahabatnya.

Namun langkah nya terhenti saat tau yang datang adalah lelaki yang selama ini sedikit dekat dengannya walau ia tak banyak berbicara hanya berdehem saja kalo diajak bicara atau hanya mengganggu Qia saja.

"Ellard tumben ke rumah hehe," kekeh Qia senang lantaran ada temen buat diajak bermain.

"Emang gak boleh?"

"Boleh kok El. Malah Qia seneng ada temennya, bosen sendiri di rumah kalo Ellard enak punya adik ada temennya," cicit Qia tak lupa mempoutkan bibirnya membuat Ellard terkekeh melihatnya.

"Ambil aja Stella kalo Lo mau sekalian bawak pulang," ucapnya dan mendekati Qia.

Ellard tak bisa menahan gemas lalu ia mencubit pipi Qia yang chubby membuatnya menjadi memerah setelah dicubit.

"Ih Ellard sakit tau. Pipi Qia kan jadi merah nih, Qia marah sama El!" ucapnya kesal.

Qia menunjukan wajah marah nya kepada Ellard tapi bukan membuat Ellard takut justru membuatnya semakin gemas akhirnya mencubit lagi pipi Qia yang satu nya lagi.

Pipi Qia menjadi merah semua tak lama air mata nya pun turun lantaran cubitan Ellard membuatnya meringis kesakitan. Karna tak tega Ellard lalu membawa kepelukannya sambil mengelus lembu ramhut Qia.

"Sakit El pipi Qia. kamu nakal hiks..." lirih Qia dalam pelukan hangat Ellard.

Ellard melepaskan pelukannya lalu melihat pipi Qia tak lupa meniup pipi Qia, guna untuk menghilangkan rasa sakitnya.

Namun gadis kecil itu terkekeh geli lantaran pipinya ditiup membuat rasa sakit tadi berubah geli di pipi chubbynya itu.

Setelah beberapa lama dirumah Qia, akhirnya mereka memustuskan keluar untuk refreshing.

.

Kedua manusia lawan jenis yang baru saja keluar dari mobil nya. ya dia adalah Qia dan Ellard. Mereka sedang berada di pasar malam.

Ellard mengajak Qia jalan-jalan karna masih belum larut dan Qia mengusulkan ingin pergi ke pasar malam tentu Ellard hanya mengikuti kehendak Qia saja.

"El Qia mau itu?" tunjuk nya pada permen kapas. Ellard tidak setuju takut nanti Qia sakit gigi.

"Enggak! nanti gigi lo sakit."

Tolak Ellard namum Qia masih kekeh menginginkan nya sambil memasang puppy eyes membuat Ellard gemas.

"Boleh ya El, gak banyak kok cuma lima aja kok hehehe," kekeh nya yang sukses membuat Ellard menatap tajamnya.

"Bercanda kok El, jangan gitu natapnya nanti mata El keluar. Qia mau dua aja kok satunya buat besok hihi," Ellard hanya mengangguk setuju saja.

Setelah membeli permen kapas mereka mencari wahana yang ingin dimainkan.

"El mau naik itu Qia belum pernah naik, pasti seru apalagi kalo udah diatas," tunjuk Qia pada bianglala tersebut jangan lupakan mata berbinar nya yang menatap bianglala tersebut.

"Yakin mau naik? gak takut? nanti lo nangis minta turun tiba-tiba."

Ellard kaget tiba - tiba Qia ingin naik bianglala tersebut pasal nya saat sudah naik tidak bisa turun tiba-tiba karna mereka turun kalau sudah berhenti sendiri.

"Gak lah, masa Qia takut terus nangis cemen banget sih." Qia berlagak sombong seperti sudah terbiasa padahal Qia belum pernah sekalipun menaikin wahana tersebut.

"Dih sombong banget awas aja kalo lo ketakutan," Ellard memutar bola matanya malas melihat tingkah Qia yang berlagak sok ahli.

Saat Bianglala tersebut mulai bergerak Qia sangat kaget.

"ELLARD! Kok bianglala nya mau jatuh? Qia mau turun gak mau mati El!" histeris gadis kecil tersebut membuat Ellard terkekeh melihat nya. Yang awal nya sok berani sekarang menjadi ketakutan.

"AHH!!! KENAPA JADI MAKIN TINGGI!" bukan nya berhenti Qia makin teriak histeris sambil memegang  tangan Ellard yang duduk di depannya.

Tak tega melihat Qia ketakutan membuat Ellard pindah ke samping nya dan Qia langsung memeluk erat Ellard sambil terisak.

"Tenang Qia kita gak bakal jatuh. Coba lihat pelan-pelan kita udah dipaling atas loh dan lihat pemandangan nya."

Ellard berusaha menenangkan Qia di dalam pelukan nya sambil mengelus lembut rambut Qia.

Qia perlahan membuka mata nya dan dia terkejut melihat pemandangan indah kota dari atas.

"Cantik banget El l," ucapnya takjub melihat pemandangan yang indah.

"Iya cantik tapi lebih cantikan kamu,"

ucap Ellard.

Qia reflek mendongak menatap Ellard dari bawah, jantung Qia berdenyut lebih cepat dari biasanya jangan lupakan mata bulat polos yang mengerjap dan blushing di pipi chubbynya membuat siapa saja ingin mengigitnya termasuk Ellard yang mengulum bibir nya ke dalam karna menahan gemas.

"Apaan sih El ngomong gitu terus juga tumben pake kamu biasa nya lo," ucap Qia yang membuang muka lantaran malu, hanya beberapa kata membuat Qia salah tingkah atas apa yang Ellard lakukan kepada nya.

Ellard menarik dagu Qia agar memandang nya. "look me."

Qia menatap mata Ellard sukses membuat pipinya makin memerah dan tersenyum malu, lantaran jarak mereka sangat dekat.

"Qku paling suka melihat senyum inj apalagi kalo lagi tersipu malu jadi jangan pernah tersenyum di depan lelaki lain kecuali aku." Ucap tegas Ellard membuat Qia reflek menganggukan kepalanya.

Setelah puas bermain di pasar malam akhirnya mereka pulang karena sudah pukul 21.35 Ellard juga tak tega melihat Qia menahan kantuknya.