Mata bulat ini mengerjap-ngerjap, menyesesuaikan cahaya yang masuk.
Sembari menetralkan pengelihatan, gadis ini memegangi kepalanya yang terasa pusing.
"Eghh." Erang gadis ingin bangun.
Menyadari gadisnya yang ingin bangun, Ellard langsung membantu Qia duduk di atas brankar.
"Masih sakit kepalanya?"
Suara bariton laki-laki ini membuat gadis ini menatapnya.
Diam, mumgkin masih mencerna apa yang laki-laki ini katakan. Tapi tak lama Qia menganggukan kepalanya.
"Mau pulang aja? Kita ke rumah sakit?" Ajak Ellard kepda Qia.
Qia langsung menatap Ellard dengan wajah cemberutnya dan menggelengkan kepalanya.
Mengerti sang kekasih yang tak setuju dengan ajakannya, Ellard mengelus pucuk kepala Qia.
"Iya enggak kok." Jawabnya.
Tak lama dari itu seorang penjaga Uks atau bidan yang dikhusukan di Uks mendekati Qia.
"Hai! Bagaimana keadaannya?" Tanya mbak penjaga Uks.
"Udah bangun mbak." Jawab gadis ini polos dengan menatap wajah mbak penjaga Uks.