Chereads / QIELLA / Chapter 1 - Rindu ayah

QIELLA

liaaamhr
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 86.8k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Rindu ayah

Happy reading <3

jangan lupa tinggalkan saran dan kritik di komentar.

....

Malam yang dingin, diiringi rintik hujan yang membasahi bumi. Disaat semua manusia terlelap di bawah selimut hangatnya, tapi tidak dengan seorang gadis kecil yang sedang duduk di sofa rumahnya. Sambil menunggu kepulangan sang Bunda, ia sedikit menyenderkan tubuhnya di sofa.

gadis berwajah imut dengan bibir tipis dan hidung bak perosotan, membuat orang-orang tidak bosan memandang wajahnya, gadis itu adalah Qiana Lettice, gadis yang berusia 18 tahun, anak yang selalu merasakan kesepian, bahkan tidak pernah lagi merasakan yang namanya kehangatan keluarga.

Mata bulat itu mulai meredup tapi saat pintu terbuka, dia langsung membuka lebar mata dan saat itulah ia berlari menghambur kepelukan sang bunda.

"Huhh, bunda lama banget pulangnya, kan Qia jadi ngantuk nih," marah anak gadis mungil ini kepada sang bunda.

Diana hanya terkekeh melihat putri kecilnya yang menggemaskan ini.

Saat hujan mulai reda malam semakin larut bukannya bergegas tidur, tapi seorang ibu dan anak ini malah asik bergurau. Melepas kerinduan setelah pagi tadi mereka berpisah karna rutinitas masing-masing.

"Bun, kapan ayah pulang? Qia udah rindu banget sama ayah," tanya gadis mungil itu kepada bunda.

"Ya sebentar lagi sayang, ayah pasti pulang. Kan di sana ayah kerja, buat biayain keperluan Qia." Jawab sang bunda dan gadis kecil itu hanya diam mendegar jawaban bundanya.

"Bun, tapi bunda selalu bilang sebentar lagi sebantar lagi terus. Qia bosen dengernya bun, teman-teman Qia selalu di antar ayah mereka setiap pagi dan di sambut pulang oleh sang bunda. Apa jangan-jangan ... yang Qia lihat dulu benar bun?" lirih gadis kecil itu tak terasa air matanya jatuh ke pipi chubby miliknya.

Sang bunda langsung memeluk erat sang putri, serta menahan tangis agar tidak keluar saat bersama sang putri tercinta-nya.

"Hey sayang ini sudah larut malam, ayok tidur. Besok Qia sekolah, jangan mikir banyak-banyak, kasihan otak mungil ini nanti sakit. Sayang, yang kamu lihat dulu mungkin hanya orang mirip saja, ya karena Qia sangat merindukan ayah," kata sang bunda meyakinkan putrinya.

Tidak lama deru nafas kecil terdengar, Diana mengelus surai rambut panjang sang putri.

"Bunda selalu berusaha membahagiakan Qia terus, walau bunda harus menutupi semuanya dari kamu." Ucap Diana kecil dan mencium hangat Qia serta menyusul sang buah hati ke alam mimpi.

.....

Pagi yang cerah secerah senyum gadis kecil yang siap pergi ke sekolah bersama sang bunda usai sarapan bersama.

"Sekolah yang rajin jadi anak yang baik, ya sayang," ucap Diana sambil mengecup dua pipi chubby menggemaskan sang buah hatinya.

"Iya ibu guyu hihihi" kekeh sang gadis sambil tersenyum yang siapa saja melihat nya pasti gemas termasuk bunda nya sendiri.

Setelah mobil yang dikendarai bundanya pergi, Qia langsung memasuki area sekolahnya tapi langkahnya terhenti saat melihat anak laki-laki berdiri di depannya.

"Kamu lagi kamu lagi. Bosen Qia lihat kamu terus." ucap Qia yang ingin melangkah namun tangannya di tarik, alhasil dia tidak bisa melangkah.

"Kenapa El tarik Qia? Nanti tangan Qia lepas tau." tanya Qia dengan raut muka sok sebal, membuat dirinya menjadi semakin imut jika dilihat, termasuk Ellard yang menahan gemas dengan mengigit bibir bawahnya.

"Gak kenapa-kenapa cuman tarik doang." jawab anak laki-laki tersebut datar.

"Pasti El kangen ya sama Qia. Ngaku aja El! iya kan?" jawab Qia sambil tersenyum.

"E-enggak. Mana ada gue kangen sama lo! orang tiap hari ketemu terus, satu lagi jangan senyum Qia, senyum lo jelek!" ucap El kesal dan pergi begitu saja meninggalkan Qia.

"El kenapa sih, aneh? Mana ganggu Qia terus," ucap sebal gadis kecil tesebut, lalu melangkah pergi menuju kelasnya.

"Morning Bella, Darla dan Clara." Sapa Qia kepada para sahabatnya, mereka sedang duduk di kursi panjang depan kelas mereka.

"Morning Qia," jawab mereka serempak.

.....

Tak terasa bel berbunyi, itu menandakan istirahat bagi para murid untuk mengisi perut mereka di kantin. Tapi tidak dengan empat gadis yang bergegas ke perpustakaan.

Ya gadis itu adalah Qia , bella, darla dan Clara.

Mereka pergi ke perpusatakaan, namun bukan untuk membaca tetapi ingin mencari kamus. Karena salah satu dari mereka lupa membawa kamus.

"Duh gimana nih? Keknya memang udah di pinjam semua nih," cemas Qia yang tidak menemukan satu pun kamus tersebut.

"Cari lagi aja Qia, siapa tau nyelip tuh di buku lain," jawab Bella gadis berpenampilan tomboy yang terus mencari kamus.

"Uh untung nih jajanan aku kantongin jadi kan gak lapar," ucap clara gadis yang paling doyan makan diantara mereka.

"Clara jangan makan terus dong, Qia lagi panik nih gimana kalo gak dapet kamusnya? Pasti Miss Irene hukum Qia," kesal Qia pada Clara.

"Hemm salah sendiri pake acara ketinggalan atau kelupaan," jawab Clara santai sambil memakan jajanannya.

"Ihh nyebelinn banget deh Clara awa--"  ucapan Qia terhenti saat Darla memotong ucapan-nya.

"Udah-udah jangan berantem terus kalian berdua. Entar gak kelar nih nyari kamusnya, lagian kamu kok bisa lupa bawak kamus Qia. Udah tau syarat pelajaran bahasa inggris yang miss Irene ajar harus membawa kamus," ucap Darla gadis yang paling pintar dan bijak diantara mereka. Ya Darla tidak serandom sahabat-sahabatnya itu.

Setelah beberapa menit tapi nihil mereka tidak menemukan satu pun.

"Kayak-nya emang udah dipinjam semua deh, mana lima menit lagi masuk, kita juga sudah dua puluh lima menit loh di perpustakaan, yok masuk kelas," ucap Bella pada sahabat-sahabatnya dan mereka hanya mengangguk setuju pada Bella.

"Ya udah deh kita masuk, gapapa biar Qia terima konsekuensinya," ucapnya lirih.

Setelah bel berbunyi semua murid masih sangat ribut, entah apa yang mereka bicarakan seperti tidak pernah selesai. Memang selalu begitu kalau tidak ada guru di kelas, tapi tidak dengan gadis kecil yang duduk hanya diam, tapi keadaan sangat gelisah daritadi.

Tak lama tedengar suara langkah seorang wanita menuju kelas mengajarnya, saat sudah tiba di kelas semua murid langsung diam. Sepi sunyi ruang kelas tersebut, sangat berbeda dengan beberapa menit yang lalu.

"Okay good afternoon everyone, before starting the lesson as usual, For those who do not bring a dictionary, they are invited to leave the classroom and stand in front of the flag until the lesson is over," ucap Miss Irene.

Suasana kelas makin mencekam semua murid saling menatap satu sama lain untuk mengetahui apakah ada yang melupakan kewajiban satu ini? sampai saat ada yang berdiri dari tempat duduknya.

"Qia you can go out now and is there anyone else who doesn't bring a dictionary?" ucap Miss Irene.

Saat Qia sudah keluar kelas, ada satu siswa yang berdiri lagi.

"Me, Miss" ucap anak lelaki bertubuh tinggi itu.

Semua orang langsung menatap anak lelaki itu.

"El kenapa berdiri? kan lo bawak kamus." Ucap kecil teman sebangkunya, namun yang ditanya malah diam.

"You can go out now," jawab Miss Irene.

Dan keluarlah anak lelaki tersebut dari kelasnya menyusul Qia, menjalani hukuman.

.