Dia tidak kabur. Hanya saja merasa lebih baik jika segera menjauh dari sana.
Ambyar sudah.
Perasaannya jadi tidak enak sebab pertanyaan tadi. Walau ia berusaha tegar.
Boro-boro kembali ke tempatnya, gadis itu memilih berada di atap kini.
Menatap langit yang cukup cerah dengan desiran angin yang menerpanya lembut. Ia pikir tempat itu satu-satunya yang paling nyaman, tidak banyak orang, dan udaranya segar karena jauh dari jalanan.
Cuaca tak begitu panas, sebab ada gumpalan awan di beberapa tempat menghalangi sinar matahari siang. Kaira melirik sekeliling sama sekali tidak ada tempat duduk, andai saja dibuat tempat istirahat di Rooftop ia yakin akan datang ke sana setiap hari.
Sebenarnya Kaira memiliki keinginan untuk memiliki Rooftop. Namun papanya dulu tidak setuju, takut anaknya nanti malah loncat karena penasaran.
