Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Gemercik di Swastamita

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉDfanma
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.1k
Views
Synopsis
Sebuah janji yang terucap, membuat benang merah kini saling mengikat sepasang anak remaja yang saling di pertemukan oleh takdir. Seolah menjadi bagian dalam cerita, hujan tetap setia menemani perjalanan cinta sepasang anak remaja yang terkadang hanya memikirkan ego mereka. Namun semesta memiliki cara yang berbeda untuk menunjukkan kepada siapa seharusnya ia harus pulang, cinta bukan hanya permainan kata bukan bahasa kalbu yang menggambarkan sebuah perasaan. Namun cinta adalah sebuah perjuangan dan pengorbanan yang terkadang membuat salah satu dari mereka harus mundur demi melihat pelangi yang indah walapun hujan masih mengguyur dirinya. Dan pada akhirnya tetap saja,kita dapat melihat Swastamita di bawah gemercik air hujan. Dengan seseorang yang pantas menyambut cinta kita untuk pulang
VIEW MORE

Chapter 1 - 1~ Pertemuan Takdir

Terkadang tak banyak dari kita percaya bahwa kita sudah terikat oleh benang takdir,tentang benang takdir yang tak terlihat dan sudah kita bawa sejak lahir. Mungkin benar bahwa di dunia ini benang takdir terlihat cukup rumit. sebab, itu tercipta dari banyaknya orang yang ikut terikat menjadi satu pada benang takdir. Namun percaya lah jika kita mengurangi satu per satu benang itu.Maka,kita akan melihat ada seseorang yang tengah menunggu kita di ujung sana. Tapi entah lah kapan kita akan mengetahuinya yang jelas batu takdir dan langit pasti mempertemukan,dua sepasang insan yang terlihat kebetulan bertemu namun sebenarnya kebetulan itu lah yang dinamakan pertemuan takdir bagi mereka yang terikat oleh benang merah.

Jadi apa kalian percaya,bahwa sebenarnya kita sudah saling terikat benang merah dengan seseorang yang memang menjadi takdir kalian?

๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Cristali, gadis yang duduk bangku no dua dari depan pada deretan bangku dekat dengan jendela kini tengah memperhatikan rintik hujan yang mulai turun. Mata yang berbentuk upturned eyes dengan manik mata yang teduh kini tengah terhanyut dalam gemercik hujan yang menciptakan embun pada kaca jendela

" Oke...for today kakak bakalan bahas tentang materi bab pertama pada kelas sains hari ini, bab pertama dalam semester satu ini membahas tentang, "Tiara menuliskan sesuatu di papan tulis,membuat Cristali mulai menghidupkan perekam suara

" Theories about cells...oke everyone kemarin sebelum kelas,kakak sudah mengirimkan rangkuman materi tentang pembahasan kita hari ini. So have you read it ? "

"Yess...kak" Seru semuanya membuat senyuman guru muda itu terlukis jelas di wajahnya

" Oke thank you everyone, so who can tell me about the theory from Robert Brown? "Kelas mendadak menjadi sunyi membuat rintik hujan di luar kini terdengar menggema di dalam ruangan

" Please who can answer my question, raise your hand..."Tiara melirik keseluruhan anak didiknya yang kini membuka buku, tab,dan ponsel mencoba mencari jawaban dari pertanyaannya

Sebuah tangan kini terangkat membuat Tiara menatap bangku no dua dekat dengan jendela, " Robert Brown menyatakan teorinya pada tahun 1831.Dimana Robert Brown was the first person who stated that a nucleus is part of living cell"

" That's true Cristali...thank you for you answer "rintik hujan yang sempat menggema kini digantikan dengan tepuk tangan dari teman-teman Cristali yang merasa bangga, bukan karena Cristali benar menjawab pertanyaan dari Tiara, lebih tepatnya gadis itu berhasil menyelamatkan nyawa mereka dari amarah Tiara

Jam terus berjalan Cristali mulai menulis beberapa catatan kecil di buku sakunya, membuat laki-laki yang duduk di sebelahnya melirik sedikit kepo akan kegiatan Cristali

" Jangan ganggu gua miko..."ujar Cristali dengan suara pelan membuat miko kembali menegak kan tubuhnya

"Gua gak ganggu lo, gua cuma pengen tau lo nyatet apaan ?" Cristali meletakan buku sakunya,menatap miko yang kini juga menatapnya

" Kepo ! "Miko membulatkan matanya menatap Cristali kini kembali mencatat sesuatu yang tak tau apa yang sedang gadis itu tulis

Tiara melirik jam tangannya melihat waktu mengajarnya yang kini sudah mulai habis,guru muda itu kini mulai merapikan buku sembari menatap anak didik yang masih mencatat Penjelasan dari dirinya

" Everyone....thank you for today and see you next meet okeh...good bye "

"Thank you kak...good bye" Seru semunya membuat semua orang kini mulai keluar dari ruangan bimbel, Cristali yang menggenggam ponsel nya kini menatap Miko yang berdiri di depannya

" Lo udah di jemput sama om Herman? "

"Om Herman lagi cuti..."ujar Cristali sambil berjalan beriringan dengan miko di koridor lantai dua

" Lo mau pulang ama gua? Gua ada helm lebih kok di bagasi motor"Cristali memberhentikan langkahnya menunjukan layarnya ponsel pada miko

"Sebelumnya Makasih, tapi lo kurang beruntung karena gua udah mesen taxi online "

" Okeh, kalau gitu gua tunggu in lo sampek taxi online yang lo pesan dateng"ujar Miko membuat Cristali tersenyum kecil menatap Miko yang kini melangkah keluar dari pintu lobi

Hujan masih nampak setia, membuat Miko kini mengambil payung dari layanan pinjam yang terletak di depan pintu lobi

" Ngapain lo? "tanya Cristali melihat Miko yang kini membuka payung di depannya

" Lo mau ujan-ujanan? Noh taxi lo udah dateng "

Cristali menatap taxi online yang sudah terparkir di depan gerbang, pandangannya kini beralih menatap ke arah miko,"Kalau udah sampek rumah jangan lupa kabarin gua yah"

Cristali melambaikan tangannya kepada Miko, yang kini sudah mulai menghilang dari pandangannya.

Laju taxi yang di tumpangi Cristali mendadak terhenti,seketika itu pula seseorang mengetuk jendela mobil

"Pak...tolong pak...ada korban kecelakaan tabrak lari, korbannya anak SMA pak..." Cristali melirik ke arah sumber suara menatap lekat raut wajah cemas dari orang itu

" Korbannya parah pak? "sela Cristali menatap orang itu

" Dahinya robek mbak...darahnya gak mau berhenti "

" Pak...korbannya di bawa kesini aja "setelah mendengar perkataan Cristali orang itu terburu-buru membawa seorang pemuda yang memegang dahinya sambil berjalan tertatih

" Pak...nanti puter rute ya cari rumah sakit terdekat,gak masalah dengan ongkos tambahannya"

Cristali menghela nafasnya. Wajahnya mulai memucat ketika laki-laki yang menjadi korban tabrak lari itu,terlihat berantakan apalagi darah yang terus bercucuran hingga membuat bekas noda di hoodie putihnya

"Sorry...bukan nya gua maksud gimana, tapi lo bisa pakai saput tangan gua supaya darahnya gak makin banyak keluar"Saput tangan berwarna ungu muda dengan renda bunga daisy di setiap pinggirnya, kini di berikan Cristali dengan tatapan berpaling dari pemuda itu

" Makasih buat bantuannya "

๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Beberapa minggu setelah kejadian itu, langit nampak cukup biru untuk laki-laki yang kini sedang bermain tenis di lapangan dengan mesin pelontar bola

" Bolos lo Bram...!"ujar seseorang dengan suara cukup keras,yang sadari tadi sudah duduk di hamparan lapangan tenis memerhatikan Bram

"Lo sendiri? "Aksa hanya tersenyum miring mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu

Bram mematikan mesin pelontar bola, kemudian berjalan mendekat ke arah Aksa yang sedang berbaring di hamparan lapangan menatap langit biru

" Pindah kelas juga lo Sa? "tanya Bram pada Aksa, laki-laki yang memiliki tatapan teduh dan dapat menghanyutkan siapa saja yang menatap manik matanya itu. Kini mengalihkan pandangannya menatap Bram

" Ya begitulah... Peraturan tetap peraturan"

"Tapi semester ini bukannya jadi semester terakhir buat kita rolling kelas? "

Aksa mengangguk-angguk kepalanya membenarkan ucapan Bram,Laskar Aksara High school memiliki sistem rolling kelas, dimana sistem ini akan berlaku dalam dua semester saja. Sistem ini memiliki tujuan agar seluruh siswa maupun siswi nya, dapat saling mengenal satu sama lain tanpa membedakan drajat ataupun sebagai kelas unggulan

" Iya...jadi lo sama Mayssura bisa tu sama-sama satu kelas sampek lulus "

"Bacot lo..."ujar Bram sambil ikut merebahkan tubuhnya di lapangan, " kapan lo lepas jahitan di dahi lo? "

Aksa meraba dahinya merasakan bekas jahitan yang tercipta beberapa minggu yang lalu, "udah minggu lalu... "jawab Aksa sambil pandangannya menerawang langit

๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Laskar Aksara High School atau yang sering di singkat menjadi LA High School ini. Termasuk sekolah top three terbaik dan popular di antara SMA Bhineka Cendikiawan dan Pelita Nusantara High School. Sekolah yang di dirikan oleh yayasan Laskar Aksara pada tahun dua ribu enam itu merupakan sekolah swasta bertaraf International dengan menjungjung dua kurikulum yaitu, Internasional dan nasional.

Sekolah yang memiliki fasilitas yang lengkap baik pada bidang akademik maupun non-akademiknya. Tidak hanya itu guru-guru pengajar di sana pun memiliki metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga membuat siswa maupun siswi merasa nyaman berada di kelas.

Seragam putih dan abu-abu berlengan panjang maupun pendek dengan lambang sekolah bertuliskan 'LA' di saku seragamnya merupakan seragam Siswa dan Siswi Laskar Aksara High School, dasi berwana biru muda di padukan abu-abu aksen kotak-kotak yang selaras dengan rok dan celanan siswa-siswinya itu juga menjadi pelengkap

Tidak hanya itu untuk siswi Laskar Aksara high school terdapat tiga warna rok yang dapat mereka gunakan. Pertama rok plisket lima cm di bawah lutut yang selaras dengan dasi, lalu warna hitam dengan garis hitam di pinggir bawahnya, dan yang terakhir warna cream polos. Lalu untuk siswa terdapat tiga warna juga yaitu, celana panjang yang selaras dengan dasi, hitam, dan juga cream.

Ada juga jas berwarna merah maroon yang dipadukan dengan warna putih dengan lambang sekolah disaku jasnya, Laskar Aksara high school juga mengizinkan anak-anak didiknya, menggunakan cardigan,vest,sweatshirt, dan hoodie berwarna apa saja asalkan tetap mencantumkan lambang sekolah.

Untuk pakaian olahraga Laskar Aksara High School menggunakan kaos biru muda polos untuk siswinya sedangkan koas biru tua polos untuk Siswanya, dengan celana panjang maupun pendek berwarna putih, terdapat juga jaket berwarna putih dengan aksen garis berwarna biru tua yang juga biasanya di kenakan saat olahraga.

๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Bel pulang sekolah saling bersautan dengan gemuruh hujan yang seketika turun.Membuat Aksa yang melangkah keluar dari pintu lobi sekolah, kini tak sengaja tatapannya menatap gadis dengan jepitan daisy di helaian rambutnya yang tergerai bebas.

Matanya kini mulai menyipit,memastikan gadis yang tengah ia amati di teras sekolah benar-benar gadis yang tengah ia cari. Langkahnya mulai mendekat menatap punggung gadis itu sambil melirik ke arah payung lipat berwarna tosca di tangannya

" Sorry...cewek taxi? "ujar Aksa sambil menepuk pundak gadis itu

" Hah...? "Cristali menatap manik mata Aksa dengan wajah sedikit kebingungan

" O...sorry maksud gua lo cewek yang nolongin gua waktu itu kan? Cewek saput tangan daisy "

Cristali masih menatap bingung laki-laki yang kini menggerakkan tangannya seolah memegang saput tangan, " kayaknya hujan bakalan lama deh"

Aksa memberikan payung lipat milikinya, "setidaknya kalau pakai payung lo gak harus lama nunggu di sekolah" diraihnya tangan Cristali menyerahkan payung tersebut, belum sempat Cristali membalas Aksa sudah berlalu sembari melambaikan tangannya dari belakang

Baru beberapa langkah menjauhi Cristali, Aksa tiba-tiba berhenti membalikan badannya sambil berkata

" Oya gua lupa...gua ada utang bayar taxi sama lo ya, ingetin gua kalau kita ketemu lagi "kemudian Aksa melanjutkan jalannya kembali

" Dia minjemin gua payung tapi malah dia ujan-ujanan...aneh "gumam Cristali menatap Aksa yang kini menerobos hujan

๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ

Rintik hujan yang turun kini menciptakan embun pada jendela mobil, terlihat jelas embun di jendala itu mulai menebal hingga dapat menciptakan sebuah ukiran ketika Cristali kini menuliskan sesuatu di pada keca jendela. Memang benar terkadang hujan selalu datang bersamaan dengan tanda tanya namun percalah setiap pertanyaan selalu memiliki jawaban

Sebuah halte pemeberintian bus kini tanpa sengaja melintas di hadapan Cristali,membuat sebuah ingatan beberapa minggu yang lalu kini melintas dalam pikiran.Cristali tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya seolah baru mengerti maksud dari perkataan pemuda yang memberikan dirinya payung padahal dia sendiri kehujanaan,

" apa luka di dahinya udah baik-baik aja ? "Gumam Cristali sambil menatap payung tosca yang masih basah terkena rintik hujan yang turun

" Non...mau mampir ke Coffe tempat kerjanya non Mayssura ? "Om Herman menatap anak majikan nya dari kaca sepion depan mobil,terlihat Cristali kini membenarkan posisi duduknya sebelum kini menjawab pertanyaan dari sopir kepercayaan keluarganya

"Enggak om...Mayssura juga gak jaga hari ini,nanti Cristal di turunin depan perpustkaan perumahan ya om, tadi Crital juga udah bilang sama mama "

" Oya...nanti Om Herman gak usah tungguin Cristal yah,soalnya nanti bakalan lama di perpustkaan dan nanti Cristal pulang bareng sama Miko atau Iel "Sambung Cristali membuat om Herman mengangguk paham akan perintah anak majikan nya itu

๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ๐ŸŒผ