Bel pertanda jam istirahat makan siang sudah berbunyi,terlihat siswa-siswi LA High School sudah mulai berdatangan ke kafetaria sekolah untuk mengisi perut mereka yang mulai keroncongan
" Lo beneran kencan sama Cristali !? "Aksa menghela nafasnya,ketika pertanyaan yang hampir sepuluh kali Brian lontarkan pada dirinya kembali terlontar
" Ini udah yang kesepuluh kalinya lo nanya masalah ini "Ujar Bram membuat Brian kini menatap saudara kembar nya dengan pandangan dramatis
" Lo gak ngerasa aneh gitu? Seorang Aksara Denandra akhirnya kencan sama cewek" Aksa mengalihkan pandangannya menatap Brian dengan tatapan skeptis
" Lo pikir selama ini gua gak normal? "
Brian mengedikkan bahunya sambil bergumam, "dikit..."
" Maksud lo apa an? "Balas Aksa tanpa mengalihkan pandangannya
" Sa...denger kata-kata gua awalnya emang empati lama-lama jadi simpati eh gak sadar kalau udah jatuh hati dan timbul keinginan untuk memiliki"Ujar Brian dengan nada sedikit dramatis, membuat Bram yang duduk di hadapan Brian kini menurunkan sedikit bukunya
Aksa mengalihkan pandangannya menatap Brian, "apaan sih lo...?"
"Gua-" Belum sempat Brian melanjutkan ucapannya, seorang gadis kini memotong pembicaraannya
"Aksa gua boleh gabung makan siang bareng kalian? "Aksa melirik tajam ke arah Fiona lalu kembali menatap ke arah food try yang ada di hadapan nya
" Mampus majikan lo dateng..."Gumam Brian sambil mengambil daging ayam yang sedari tadi tidak di sentuh Bram
" Masih ada meja kosong kan!?"jelas Aksa ketus membuat Laurel, gadis yang berada di berada di sebelah Fiona kini angkat bicara
" Gak usah di tanggap in Fin...duduk aja"Laurel yang memiliki aksen tidak seperti orang Indonesia asli itu kini menuntun Fiona untuk duduk di berhadapan dengan Aksa
Baru saja Aksa ingin bangkit dari tempat duduknya seketika seorang gadis kini memanggil nama nya cukup keras, "Aksa..."
"Sa...ini gu-" Belum sempat Cristali melanjutkan ucapannya Seketika Aksa mencekal pergelangan tangan Cristali
"Jangan ngomong disini" Semua pandangan mengarah menatap Aksa yang manarik Cristali menjauh di area kafetaria
" Noh...bener kan rumor kelas yang beredar, tuh bocah kayak nya bener-bener ada something sama Cristali "Brian mulai berhipotesis membuat Bram kini memukul pelan kepala saudara kembarnya dengan buku yan tengah ia pegang
🌼🌼
Aksa menghentikan langkah nya melepaskan cekalan pada tangan Cristali seketika itu pula tatapan mereka saling beradu
" Jadi lo mau ngomong apa? " Tanya Aksa sambil menatap Cristali yang masih terdiam
" O—oh...ini gua mau balik in headset lo sama mau ngomongin masalah latihan nyanyi"
Aksa mengerutkan dahinya, "gitu aja...? "
"I—iya...emang mau apa lagi? "Cristali menatap Aksa sedikit bertanya sambil menyerahkan headset berwarna hitam milik pemuda itu
Aksa mengambil headset miliknya,menghela nafas lalu melangkah meninggalkan Cristali. Baru beberapa langkah meninggalkan gadis itu Aksa memberhentikan langkahnya, berbalik kebelakang dengan menaikan satu alisnya
" Jadi latihan enggak? "Cristali membulat kan matanya membuat Aksa mendengus menatap Cristali yang tak beranjak dari tempatnya
" Malah bengong...ayo latihan sekarang keburu habis jam istirahatnya nanti! "Ajak Aksa membuat Cristali mulai mengekor melangkah menuju ruang musik
🌼🌼🌼
Terlihat suasana ruang musik yang sepi dan kedap suara itu,kini mampu menggemakan sebuah alunan melody dari tuts-tuts piano yang di mainkan Cristali dengan indah tanpa cacat sedikit pun
" Canon in D kan ? "Cristali menghentikan permainannya lalu menatap Aksa dengan sesama
" Lo tau juga? "Aksa mengusap tengkuknya sambil menatap Cristali
" Gak terlalu banyak sih, yang gua tau itu kalau Canon in D diciptain sama Johann Pachelbel sekitar tahun seribu enam ratus delapan puluh, terus sempat hampir tiga ratus tahun dilupakan sebelum tahun seribu sembilan ratus sembilan belas itu pertama kali di kenalin ke publik sama Gustav Beckmann.Nah ciri utama dari musik ini seingat gua musiknya punya irama yang sama di awal lagu dan akan terpisah secara sempurna di tengah – tengah lagu,sampai akhirnya bisa menimbulkan kesan penempatan nada yang saling tumpang tindih atau saling sambung – menyambung antara nada yang satu dengan nada yang lain.Hah iya...Gustav juga masukin potong karya ini ke majalah kalau gua gak salah nama majalah itu Pachelbel's Chamber Music, terus Canon in D pertama kali di mainin itu tahun seribu sembilan ratus empat puluh sama Arthur Fiedler. Waktu tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh ada seorang konduktor berkebangsaan Prancis yang namanya kalau enggak salah Jean-Francois Paillard,beliau mulai ngerekam dan memperkenalkan ke masyarakat luas" Cristali terdiam sejenak menatap Aksa dengan binar di matanya
"Itu sih bukan tau sedikit namanya tapi lo tau banyak kali, sini lo duduk di sebelah gua. Lo bisa main piano kan? Ayo kita main bareng..." Aksa terdiam kaku menatap Cristali dengan kebingungan
"Apa ? Ayo sini...kita main bareng"Dan tanpa komando tubuh Aksa berjalan mendekati arah tempat duduk Cristali, mereka duduk saling bersisian sambil memainkan tuts-tuts piano yang melantunkan musik Canon in D secara bersamaan
Permainan piano yang begitu tulus kini mampu membuat suasana ruang musik yang tadinya begitu dingin dan hampa, tergantikan dengan suasana hangatnya matahari musim semi yang tercipta dari lantunan melody yang menggema di penjuru ruangan.
Jemari mereka kini sama-sama berhenti ketika nada awal hingga akhir kini sudah selesai tanpa kesalahan sedikitpun, "ternyata lo jago juga ya main pianonya...tapi ngomong-ngomong kita malah gak jadi latihan loh"
Aksa menatap Cristali sambil melirik sebentar ke arah jam tangannya, "masih ada waktu sebelum kelas mulai...kita latihan sekarang aja"
Tatapan mereka kini saling beradu pandang membuat mereka saling terpaku sejenak sebelum,
Kruk...krukk...
Cristali menundukkan kepalanya membuat Aksa tertawa kecil menatap Cristali yang kini memegangi perutnya yang terlihat keroncongan
"Lapar? " Tanya Aksa membuat Cristali mendongakkan kepalanya, "besok aja kita latihannya...ayo kantin bareng keburu bel nanti"
"Tapi kan lo tadi udah makan? "Celetuk Cristali membuat Aksa kini memasang raut wajah seolah berfikir
" I—iya gua lagi kebetulan pengen ngemil aja...udah ribet banget sih,ayo kantin keburu bel nanti "Cristali tersenyum kecil ketika melihat Aksa yang kini sudah melangkah lebih dulu
Di sisi lain seorang pemuda kini mengulurkan tangannya merasakan rintik hujan yang turun, " Bram...kayak BMKG salah buat laporan ramalan cuaca deh, di ramalan cuaca di bilang kalau hari ini bakalan cerah berawan...ini kenapa malah tiba-tiba hujan deras kayak gini sih "
Bram menurunkan sedikit bukunya menatap Brian yang masih mengulurkan tangannya, matanya kini menangkap seseorang yang cukup ia kenal berjalan menuju mini market sekolah bersamaan dengan seorang gadis yang mengekor di belakang nya
" Nafsu makan Aksa makin bertambah ya sekarang "Gumam Bram sambil tersenyum mirip dengan pandang kembali menatap buku bacaannya
🌼🌼🌼🌼
Mungkin memang benar masa remaja adalah masa yang di penuhi dengan kehebohan, kebohongan, rahasia dan rumor kelas yang akan menjadi gosip sekolah.
Ruang kelas yang semulanya bising tiba-tiba terdiam, ketika dua sepasang remaja melangkah masuk kedalam kelas melalui pintu belakang. Seluruh pasang mata yang saling mencuri pandang menatap kedua remaja itu melangkah duduk di bangkunya masing-masing
Aksa yang mengeluarkan beberapa buku pelajaran nya seolah sedang di awasi dari depan, pemuda itu sedikit mendongakkan kepalanya mengerutkan dahinya mengisyaratkan kepada orang yang menatap nya dengan kata ' apa? '
"Lo sok misterius lo jadi orang" Ujar Brian membuat Aksa menatap bingung ke arah Brian yang duduk di depannya
" Apa an? "
"Lo....terlalu jadi orang yang misterius" Papar Brian kembali membuat Aksa semakin mengerutkan dahinya
" Lo baru aja buat rumor kelas yang bentar lagi bakalan menggemparkan satu sekolah LA High School, dengan kelakuan lo yang meyakinkan rumor ini menjadi rumor yang nyata "Aksa menatap jengah ke arah Brian yang berbicara dengan nada dramatis
" Lo mau di ruqyah? "Ketus Aksa sambil membuka buku Kimia yang ada di hadapannya
" Gua serius sa..."
"Rumor apa an? "
Brian menghela nafasnya menatap Aksa yang masih sibuk dengan bukunya,"makanya sa...kalau punya Id chat itu satu aja gak usah banyak-banyak, -"
"Intinya aja Briantara..." Potong Aksa membuat Brian kini membenarkan posisi duduknya lalu menarik pulpen yang tengah di mainkan Aksa
"Elo...sama Cristali jadi rumor kelas gara-gara kepergok kencan dua hari yang lalu" Jelas Brian sembari menunjuk Aksa dan Cristali berganti
"Oh..."
"Oh...doang? Gak ada respon lain gitu? " Brian menanggapi balasan Aksa dengan sedikit mencibir
"Hmm...udah sana balik ke depan bentar lagi kelas udah mau mulai" Aksa mengambil kembali pulpennya dengan pandang sedikit mencuri ke arah Cristali yang sedang berbincang kecil dengan Elvina
"Jadi Alkena atau Alkana yang rangkapnya bisa di putus..." Teriak Elvina frustasi membuat Cristali memukul pelan kepala Elvina dengan pulpen. Tanpa di sadari senyuman kecil Aksa kini mengembang melirik Cristali yang kini tengah mengajari sesuatu kepada Elvina
🌼🌼🌼🌼