Pukul 08.00 Pagi,terlihat kelas XI SAINS A kini sudah mulai di penuhi oleh Siswa-siswi yang terlihat sudah mulai berdatangan. Hari ini sudah menunjukkan hari ketiga untuk mereka menjalani aktivitas dengan suasana baru di awal tahun ajaran
Cristali yang asik menatap setiap chapter novel yang kemarin di pinjamkan Arkan, kini terlihat sedikit terkejut melihat sebuah map berwarna merah diletakan seseorang di mejanya
" Bu Ditya nitip ini sama gua, kata nya nanti jam sebelas kita udah mulai pelatihan di ruang pelatih lantai tiga. Dan itu soal buat latihannya "Cristali melihat-lihat map merah itu sebentar, sebelum manik matanya kini menatap Aksa yang masih berdiri di sebelah nya tanpa senyuman
" Lo baca novel itu juga? Gua kira anak zaman sekarang pada gak tertarik baca buku model begituan, secara kan Nicholas Spark itu penulis lama"ujar Aksa membuat Cristali melirik bukunya sepintas, sebelum fokusnya kini kembali menatap Aksa yang masih memperhatikan buku yang tergeletak di meja Cristali
" Iya nih,baru beberapa halaman yang gua baca. Tapi ngomong-ngomong masalah tertarik dan enggak tertariknya anak zaman sekarang sama novel lama, gua setuju sama lo... tapi gua juga kurang setuju sama pendapat lo.Soalnya setiap orang itu punya standar bacaannya sendiri-sendiri kalau gua sih doyan sama yang berbau klasik apa lagi musik doyan banget gua. Kalau tipe nya kayak gua sih ya mau itu buku tahun kapan kalau emang jalan cerita atau pembahasannya bagus ya gua baca aja... "Aksa mendengus pada Cristali yang mulai mengoceh
"Cris...lo mau nitip beli ini enggak? " Seketika pandangan Elvina beralih menatap Cristali
"Lo....Aksa !?"Lanjut Elvina dengan nada tak percaya
" Iya, gua,kenapa!? "Ucap Aksa tak acuh dengan langkah menuju ke bangkunya
Manik mata Elvina kini beralih menatap Cristali dengan tatapan curiga, "tunggu,sejak kapan lo kenal sama Aksa? Wah...kayaknya bentar lagi dunia bakalan berhenti berputar nih. Atau jangan-jangan sekarang udah kebalik lagi,sekarang bukan bulan yang berotasi mengelilingi bumi tapi malahan bumi yang berotasi mengelilingi bulan. Seorang Cristalia yang selalu gak peduli sama dunia sekitar dan gak peduli sama siapa pun juga,kenal sama Aksa!? Wah emang kayaknya bentar lagi dunia mulai gak beres nih"
Ocehan Elvina membuat Cristali hanya geleng-geleng kepala sambil menatap sahabatnya yang kini sudah bertingkah heboh sendiri,
"apa an sih lo Vin...gua gak kayak gitu kali. Gua itu bukan nya gak peduli sama orang, cuma males aja kepo sama dunia orang. Dan kenapa harus bumi berhenti berputar cuma gara-gara gua kenal sama Aksa? " Elvina menatap lekat mata Cristali sambil sesekali melirik Aksa yang duduk di belakang Brian
🌼🌼
Ruang pelatihan milik LA High School kini terlihat tenang, ruang yang kedap suara itu kini hanya memantulkan denting jarum jam yang terus berputar. Satu persatu pertanyaan di kertas itu sudah mendapatkan jawabannya, terlihat coretan-coretan rumus ikut ambil bagian menyelesaikan lima puluh soal yang membuat keempat orang itu sesekali memijat pelipis kepalanya
Aksa menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal,tangannya masih sibuk memutar bolpoin di sekeliling ibu jari. Sedangkan Cristali kini masih bergelut dengan beberapa rumus fisika yang mungkin menjadi musuh terbesar nya saat ini
" Gua gak bisa..."Ucap Aksa frustasi membuat Cristali yang kini masih menghitung di dalam otaknya kini melirik sebentar kearah Aksa
" Cris...gak ada waktu lagi, sekarang lo kerjain soal-soal yang gua lingkarin terus punya lo biar gua yang urusin sisanya "Cristali membulatkan matanya menatap Aksa yang kini mengambil lembar soal, Aksa berdecak melirik sebentar ke arah Cristali sebelum kembali menatap soal yang tadi dikerjakan Cristali
Waktu sebentar lagi mulai berakhir membuat Cristali kini menatap Aksa yang menatap nya dengan posisi tangan masih memainkan bolpoin tanpa senyuman. Bu Ditya kini beranjak mendekat ke arah mereka berdua,mengambil lembar jawaban dan soal sambil tersenyum menatap kedua anak didiknya
" Besok ibu berikan hasilnya, sekalian sama soal untuk pelatihan besok "Jelas bu Ditya, guru yang sudah tidak muda itu sambil melangkah meninggalkan ruangan
Cristali melirik kearah belakang nampak Pak Gunawan akan segara meninggalkan ruangan, " Sora...nanti bapak jelaskan rumus itu di les, oh iya Adriel kamu bisa pindah jadwal les bareng sama Sora? Supaya sekalian nanti bapak jelasin rumus-rumus atau soal -soal yang mungkin kurang dimengerti "
" Bisa pak...mulai nanti saya les ikut jadwal Sora pak "Ujar Adriel, laki-laki yang memiliki paras sungguh baik itu dengan senyuman manis dan mata yang teduh, kini nampak tersenyum menghantarkan langkah pak Gunawan meninggalkan ruangan
" Kak Adriel..."panggil Cristali membuat laki-laki itu kini menatap Cristali yang berdiri di hadapannya sambil membawa dua kota makanan, "tadi di titip sama mama, titip kasi kak Rama sama ini satu kota lagi buat kak Adriel ada brownies Strawberry buatan mama"
Adriel tersenyum lebar menerima kotak makanan dari Cristali, "nanti kak Adriel kasi ke kak Rama ya...titip salam buat tante ya, bilangin makasih sama tante"
Sora menatap Cristali lekat sebelum kini melirik kearah Aksa sebentar, "Ra...lo mau bareng gak ke kantin bareng gua? "
Kini hanya tersisa dua remaja yang masih sama-sama terdiam dalam ruangan yang sepi,Cristali mulai merapikan barang-barangnya sebelum manik matanya melirik Aksa yang sedang mengoreksi sebuah rumus fisika pada sebuah soal yang di tulis ulang oleh dirinya
" Cris..."panggil Aksa membuat Cristali kini berpaling menatap pemuda itu dengan tatapan bertanya, " gua tau lo jago sama Kimia,tapi lo jawab soal fisika segini doang lo beneran gak bisa ? ini fisika dasar lo Cris."
Cristali menghala nafasnya sebelum menatap Aksa kembali, " gua gak suka fisika dan lo harus tau semua orang cuma bisa nguasain satu pelajaran yang bener-bener dia sukain,dan gua rasa lo tau itu "
"Iya,gua tau itu tapi Cris setidaknya lo paham kan sama konsep dasar fisika.Dan sampai kapan lo bakalan meghindar sama soal-soal fisika !?"
" Gua paham kok sama konsepnya dan gua bisa ngerjain beberapa dari soal fisika tadi,tapi tolong jangan paksa gua untuk nyelesain soal-soal lainnya .Dan lo harus tau antara orang Jenius sama Idiot itu beda setipis benang,dan gua gak mau jadi salah satu di antara mereka...gua cuma mau jadi orang biasa aja yang suka dan mendalami satu bidang aja,toh sekarang kita olimpiade kan ? maka dari itu kita harus saling ngelengkapin lo fokus belajar fisika dan gua bakalan fokus belajar kimia"
"Lo juga soal Kimia yang segini doang lo gak bisa..."lanjut Cristali membuat Aksa menghela nafsa sambil berdiri dengan tangan di masukan kedalam saku celananya yang berwarna hitam
" Gua cuma gak bisa jawab tiga soal... sedangkan lo gak bisa jawab sepuluh soal " Ujar Aksa membuat Cristali memalingkan wajahnya dari Aksa,ia sungguh kesal dengan laki-laki arogan seperti ini
" Okey...gimana kalau lo ngajarin gua fisika !?"
" Hah...?"Cristali menatap Aksa dengan sedikit menghela nafas mengontrol emosinya
" Kayak yang tadi lo bilang,sampai kapan gua harus menghindar dari soal fisika? Jadi kenapa enggak lo aja yang ngajarin gua sampai gua gak menghindar lagi dari soal fisika. Setuju ?"
" Jangan Mimpi... gua mau ngajarin lo !!"
" Ya udah kalau gitu...semangat buat olimpiadenya nanti karena gua bakalan terus menghindar dari soal Fisika !" Aksa menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Cristali yang kini melipat kedua tangannya di atas dada
" Ngancem gua lo ?"Cristali menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pada Aksa
Aksa menghela nafas cukup panjang sambil menatap Cristali, " oke...gua bakalan ngajarin lo tapi,lo harus ajarin gua Kimia juga.Setuju ?"
Cristali menyambut jabatan tangan Aksa dengan senyuman hangat miliknya
🌼🌼🌼
Pukul 15.00 Sore, bel pulang sekolah sebentar lagi akan berbunyi. Ruang kelas Sains A kini sedang mendapatkan kejutan mendadak dari Pak Dion, guru musik muda yang sudah memberi kan tugas meskipun pertama kali ia masuk mengajar di hari tiga
" Loh...bapak kan tidak minta tugas praktek ini di kumpul besok, bapak kasi kalian waktu satu bulan loh buat tugas ini...tugasnya juga gak susah "pak Dion mengambil spidol sambil menulis kan tugas yang akan di berikan kepada muridnya
" Pak...ini namanya bukan susah pak tapi ribet pak. Mana di suruh duet lagi"protes Brian di dukung oleh beberapa siswa siswi lainnya,membuat pak Dion hanya tertawa kecil
" Dari mana coba susahnya? Bapak kan minta kalian nanti duet menyanyikan lagu bahasa Indonesia atau lagu berbahasa asing, ribetnya dari mana? "Pak Dion kini duduk di salah satu meja sambil menatap seluruh anak didiknya
" Itu pak nyanyi pake bahasa Indonesia aja sering salah nada apalagi bahasa asing, yang ada malah jadi bahasa alien susah pak..."seru Brian lagi bersamaan dengan sorakan siswa lainnya membuat Pak Dion kembali menganggukkan kepala
"Enggak susah kok ingat musik itu adalah seni, seni munculnya dari hati kalau kalian bisa menghayati dan mengerti makna lagu itu pasti akan tersampaikan lah, untuk memudahkan bapak sudah memilihkan beberapa lagu dari berbagai bahasa yang paling sering di nyanyikan anak-anak zaman sekarang tapi kalau ada pilihan lain ya gak masalah itu malah bagus"
" Tapi pak..."rengek Elvina membuat pak Dion yang mengambil album kelas, dan sebuah tempat undian yang berisikan kertas-kertas yang terdapat nama dan lagu tetap menggelengkan kepalanya
" Ladies kalian yang menentukan, siapa temen duet kalian "
"Yah...pak kok gitu, ini gak adil nama nya harusnya biarin kita yang milih temen duet kita sendiri" Seru salah satu siswi membuat pak Dion tersenyum lebar
" Kalau misalnya kalian yang milih kurang seru dong "jawab pak Dion membuat semua nya menghela nafas pasrah
Pak Dion menatap seluruh siswa siswi nya sambil sesekali menatap album kelas, senyumnya kini mengembang, manik matanya kini menatap gadis yang sedari tadi terdiam di balik kehebohan teman-teman kelasnya
" Harunika...!? "Panggil Pak Dion membuat Cristali kini memalingkan pandangannya dengan wajah sedikit terkejut
" Iya, pak saya sendiri "
"Nah karena kamu masih sendiri lah,Sini-sini...bapak bantu kamu cari jodoh." Sambil menggerekan tangannya seakan menarik cristali
Cristali mengerutkan dahinya,mencicit kecil tapi tetap melengkah mendekat ke arah pak dion
" Apaan sih...kok malah ke jodoh "
Pak Dion terkekeh kecil seakan mendengar ucapan cristali, "jodoh untuk suaramu maksudnya, jangan baper gitu ah...tapi kalau beneran jodoh teraktir bapak ya"
Tangan mungil Cristali kini mulai mengambil kertas undian, manik mata Pak Dion kini menatap lekat ke arah Cristali yang menggenggam sebuah gulungan kertas kecil berwarna merah
"Harunika silangkan kembali duduk...tapi jangan di buka dulu kertas undiannya nanti kita buka bareng-bareng oke? Nah...Ladies yang lain sekarang gantian maju ke depan ambil takdir jodoh suara kalian"
Semua siswi di kelas kini sudah berganti maju ke depan mengambil kertas undian,membuat pak Dion tersenyum pada Elvina yang menjadi penutup pengambilan undian
" Pak, kalau misalnya nama yang ada disini gak cocok sama kita boleh minta ganti pasangan kan pak ? "Tanya Elvina membuat pak Dion terdiam lalu tersenyum cukup lebar pada anak muridnya
" Boleh...kalian boleh tuker jodoh suara tapi dengan satu syarat, orang yang kalian ajak tukeran harus saling setuju antara dua belah pihak. Tapi kalau misalnya satu pihak enggak setuju maka pertukeran tidak di perbolehkan,misalnya...bapak berpasangan dengan Harunika namun Elvina ingin mengajak Harunika menjadi teman duetnya maka masing-masing temen duet mereka harus bersepakat untuk bertukar pasangan. Mengerti ?"
" Mengerti pak..." Seru semuanya bersamaan
" Okey...boy's kalian sekarang yang memilih lagu,buat kalian bawakan bareng jodoh kalian "Terlihat kini Siswa Sanis A sudah mulai bergiliran maju kedepan mengambil gulungan kertas kecil itu," baik karena semua sudah mengambil kertas undiannya,bapak persilahkan kalian untuk mengetahui siapa jodoh suara kalian dan lagu apa yang akan kalian bawakan"
"GUA GAK MAU SAMA BRIAN !!" Teriak Elvina sedikit histeris membuat semua perhatian kini menatap gadis itu, yang kini masih menatap tulisan pada kertas undiannya
" Lo kira gua mau sama lo ? mak lampir yang suaranya ampun deh... pecah nih gendang telinga gua"Seru Brian membuat Elvina mendengus kesal pada laki-laki itu,Elvina membalikan tubuhnya menatap Cristali yang terdiam tak bersuara
" Lo sama gua yah?"
" Gua sih mau aja Vin,tapi kan harus kesepakatan dua belah pihak"Ujar Cristali membuat Elvina menghela nafasnya sambil merampas kertas milik Cristali tanpa permisi
"Eh...cowok yang gak doyan senyum"Panggil Elvina pada Aksa membuat laki-laki itu kini memasang wajah tak asuh pada Elvina," Aksa..."
Hanya tatapan bertanya yang di berikan Aksa kepada Elvina," lo ama Brian,gua sama Cristali kita tukeran temen duet "
" Pinter lo gua setuju "Ujar Brian sependapat dengan Elvina yang kini memberikan senyuman pada Cristali
" Kesepakatan dua belah pihak,kalau gini namanya kesepakatan semau jidat lo doang "Ujar Aksa sedikit arogan membuat Brian menatap Aksa dengan tanda tanya,"emangnya Cristali mau pasangan ama lo ?"
" Ya mau lah..."
" Tapi gua yang gak mau jadi temen duetnya Brian,dan pak Dion yang bilang sendirikan kalau nama yang tertulis di kertas undian adalah nama jodoh untuk suara kita. Benerkan pak ?"Pak Dion hanya menganggukan kepala mendengar ucapan Aksa
" Tumben Sa...biasanya lo paling ogah kalau ada pemiliha kayak gini"
" Manarik aja menurut gua..."Ucap Aksa yang kini menatap Cristali yang mencoba membujuk Elvina yang masih kesal terhadap Aksa
' Tentang kamu-BCL' Aksa hanya tersenyum miring menatap sebuah lagu yang tertulis di kertas undia yang ia pilih