Eiryl memegang saku rok abu-abunya saat merasakan ponselnya bergetar ia melemparkan tatapan pada guru wanita tegas yang sedang menerangkan materi pelajaran hari ini. Putri kemudian meliriknya dengan penuh tanda tanya di rautnya.
Aman. Setelah mengawasi guru itu yang kebetulan sedang menunduk menatap buku materi ajarannya yang tebal, Eiryl membuka satu pesan yang masuk dan pesan itu dari Alga.
'Pukul 9 aku tunggu di gerbang sekolah.'
Isi pesan singkat itu membuat Eiryl. mendelik tidak percaya. Alga benar-benar datang ke sekolah. Bagaimana bisa? Apa laki-laki itu tidak memikirkan resikonya jika ketahuan wali kesiswaan bidang kedisiplinan?
Lima belas menit lagi. Eiryl menunggunya dengan perasaan gelisah.
Sedangkan Alga tengah melenggang santai menuju bangunan pos di dekat gerbang. Masker dan jaket denim berwarna biru laut menutupi tubuhnya.
"Permisi, Pak."
"lya. Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya mau bertemu dengan Eiryl Ciya Andara dari kelas 10 IPS 1."
"Dengan siapa?"