Alga duduk di antara dua orang yang tadi mengejarnya. Dua orang itu ialah perawat yang ditugaskan untuk mengawasi para pasien yang hendak kabur. Kini ia sudah tertangkap dan dapat ia pastikan kalau Dokter Maurin akan marah kepadanya.
"Andai kamu nggak lari. Pasti nggak akan
begini," ujar satu perawat yang sedang
menyetir. Satunya lagi memilih diam.
"Lagipula saya kan udah bilang, kalo saya nggak akan lama," ucap Alga berusaha membela diri.
"Ya terus, kenapa kamu lari?" Kini perawat
yang tadi hanya diam mulai ikut bicara.
Alga memilih diam. la enggan lagi membuka mulutnya. Andai semua orang tahu yang ia inginkan hanyalah kebebasan. Bukan dibelenggu oleh sekat ruangan yang serba putih itu.
Mobil yang ditumpanginya berhenti di parkiran rumah sakit. Langkah Alga pun
seperti sedang dikawal oleh dua orang
penjaga saat mulai memasuki lobi utama
rumah sakit. Gedung ini lagi, ia menghela
bosan.