Chereads / Vampire Disease / Chapter 27 - Party

Chapter 27 - Party

Baik bi Mira ataupun sopir rumah itu yang bernama pak Bowo sangat gundah gulana menunggu kabar kedatangan pak Harry dan juga Jarrel. Mereka pun memutuskan untuk salat maghrib bersama, tak lupa mereka mendoakan agar tuan muda majikannya segera diketemukan.

Seusai salat mereka memilih untuk menunggu di depan teras rumah. Perasaan mereka berdua sudah tak menentu apabila hanya berdiam diri di rumah. Bahkan sejak tadi siang, bi Mira mengetahui kabar bahwa Jarrel pergi dari rumah, ia sudah berapa kali menghubungi Jarrel hanya saja nomor kontaknya selalu tidak aktif.

"Coba kamu hubungi pak Harry atau hubungi den Jarrel lagi, Bi. Aku mau hubungi mereka ternyata pulsa handphone-ku tidak cukup," ucap pak Bowo selaku sopir rumah itu.

"Dari tadi siang aku sudah menghubungi den Jarrel, tapi nomor kontaknya selalu tidak aktif. Coba aku hubungi lagi ya," tukas bi Mira, seraya menyentuh layar pada gawainya.

Berapa detik kemudian ....

"Nomor den Jarrel masih tidak aktif, Pak. Coba ku hubungi pak Harry deh."

"Aduhh, tidak diangkat-angkat juga lagi. Apa dia nyari ke luar jalan sana ya? Soalnya sudah lewat maghrib, pasti pak Harry mencarinya di jalan raya sana. Mungkin dia lagi terkena macet atau apa gitu. Semoga pak Harry juga tidak kenapa-kenapa," tutur bi Mira kemudian, mendoakan security rumah itu juga.

"Ya, Bi. Semoga mereka cepat pulang ya. Terutama den Jarrel, moga-moga cepat ditemukan pak Harry dan kembali berada di rumah ini lagi," tambah pak Bowo, yang sama khawatirnya dengan bi Mira.

***

"Gue pikir, elo nggak bisa ikut kita kumpul party gini," ucap salah satu teman Jarrel.

"Awalnya gue juga nggak yakin, tapi sebenarnya gue nekat aja kabur dari rumah. Habis bokap dan nyokap gue udah jarang pulang, tapi selalu ngelarang anaknya pergi atau keluar rumah. Gue juga bete libur gini di rumah aja," papar Jarrel.

Rupanya Jarrel sedang merayakan pesta kelulusannya bersama teman 1 gengnya. Karena satu per satu dari mereka pasti akan berbeda-beda memilih sekolah lanjutannya. Jarrel sendiri memutuskan memilih melanjutkan ke sekolah SMAN terfavorit se-DKI Jakarta. Berapa temannya juga memilih sekolah SMAN lainnya di Jakarta dan ada juga yang memilih sekolah kejuruan.

Malam ini seperti pesta perpisahan bagi mereka berenam. Sejak tadi pagi, Jarrel sudah dijemput di depan pintu gerbang komplek rumahnya oleh beberapa temannya. Mereka berenam mengadakan pesta perpisahan ini di villa salah satu teman Jarrel yang memang putra dari orang berada juga.

Vila yang terletak di kawasan puncak bogor, tidak terlalu jauh lokasinya dari kota Jakarta. Mereka hanya pergi berenam dan diantar oleh sopir teman Jarrel yang memiliki villa ini.

Berbagai keseruan mereka lakukan di dalam villa itu, dari menonton film, barbeque, main kartu, Play Station sampai permainan truth or dare. Pokoknya hari itu seharian mereka bersenang-senang bersama dan menggila bersama melepas masa pra-remaja menuju masa remaja menuju kedewasaan.

"Kalau ada cewek di sini seru nih," celetuk salah satu teman Jarrel, yang memang anaknya selalu tengil dan pembuat onar.

"Anjir, pikiran elo cewek mulu!" seru Jarrel, menjitak kepala temannya itu.

Yang lainnya pun bersorak dan tertawa keras mendengar celetukan aneh dari salah satu temannya itu.

Keseruan party kawula muda itu, masih berlanjut hingga malam merangkak larut mendekati dini hari. Mereka memilih begadang sebelum hari sekolah mulai memadati aktivitas mereka nantinya.

Di villa seluas itu hanya ada mereka berenam, 1 asisten rumah tangga, dan juga 1 tukang kebun yang memang dipekerjakan menjaga serta mengurus villa tersebut. Asisten rumah tangga dan tukang kebun itu merupakan pasangan suami istri. Rumah mereka berada tepat di belakang villa tersebut. Selepas maghrib mereka sudah pulang ke rumah. Tinggallah Jarrel dan kelima temannya di dalam villa itu.

"Tidur yuk! Ngantuk gue nih," ajak Jarrel.

"Yaelah, dasar anak mami elo. Baru juga jam segini udah ngantuk aja," cetus si pemilik villa itu.

"Gue baru ingat, besok harus survei lihat-lihat sekolah gue yang baru. Kayaknya besok gue harus pulang pagi-pagi deh," terang Jarrel beralasan.

"Lah, itu, 'kan bisa besok-besoknya aja. Ngapain buru-buru dah."

"Iya, santai aja, Rel," sambung lainnya.

"Bukannya gitu, udah jadwalnya guys. Ini juga, 'kan gue pergi diam-diam. Pasti si Bibi bisa ngelapor ke bokap atau nyokap gue," sanggah Jarrel.

"Dasar elo mah emang anak mami banget dah."

Ketawa riuh pun pecah di antara mereka berenam. Jarrel hanya menggelengkan kepala seraya nyengir kuda memamerkan rentetan giginya yang terjajar rapi di dalam rongga mulutnya.

Pada akhirnya kelima temannya tidak dapat menghalangi niat dari Jarrel yang memilih untuk tidur lebih awal, sebab esok pagi ia akan pulang ke Jakarta lebih dulu.

***

Di beranda depan kediaman rumah Jarrel, bi Mira dan pak Bowo masih setia menunggu kepulangan pak Harry dengan membawa Jarrel bersamanya.

Bunyi klakson mobil mengejutkan mereka berdua. "Pak, itu mungkin mereka sudah datang!" seru bi Mira berbinar bahagia.

"Iya, itu suara mobil yang pak Harry bawa, Bi. Sebentar aku bukakan pintu gerbang dulu," sahut pak Bowo, berlari ke arah pintu gerbang.

Bi Mira pun tidak hanya tinggal diam, tetapi ia ikut menyusul sopir itu berlari ke arah pintu gerbang. Saking antusiasnya, bi Mira begitu bersemangat. Harapannya adalah Jarrel sudah ditemukan oleh pak Harry.

Pak Bowo membuka gembok pintu gerbang itu, menggeser pagar besi bercat hitam nan tinggi menjulang. Lalu kemudian masuklah mobil yang dikendarai oleh pak Harry itu. Mobil itu berhenti tepat di halaman rumah itu.

Pak Harry keluar dari mobil, tetapi ia hanya ke luar seorang diri. Bi Mira dan pak Bowo awalnya sudah sumringah, tapi detik itu juga harapan mereka pun pupus sudah.

"Pak ... mana den Jarrel? Kok dia tidak keluar dari dalam mobil? tegur bi Mira, yang wajahnya seketika menunjukkan kecemasan.

"Ma-maaf, Bi Mira ... sebenarnya aku ini belum menemukan ... den Jarrel sejak tadi siang. Padahal aku sudah berusaha mencarinya keliling komplek dan juga di luar komplek rumah ini, tetap juga tidak kutemukan," jelas pak Harry, memberikan penjelasan kepada mereka berdua.

"Apa? Jadi den Jarrel masih belum ketemu, Pak? Kita harus cari ke mana lagi, Pak? Kalau nyonya dan tuan menanyakannya, aku harus menjawab apa dong?" cemas bi Mira membulatkan kedua bola matanya.

"Tenang, Bi. Sekarang juga sudah malam. Besok kita akan mencarinya lagi. Mungkin bisa saja den Jarrel saat ini sedang berada di tempat temannya. Kita harus berpikiran positif dulu saja, Bi dan berdoa supaya den Jarrel di luar sana tidak kenapa-kenapa dan semoga cepat kembali ke rumah. Besok biar aku yang gantian mencarinya, kasian Pak Harry pasti lelah hari ini. Pasti Bapak belum sempat makan, 'kan dari tadi siang?" tutur pak Bowo, sedikit menenangkan perasaan cemas bi Mira dan menoleh ke arah pak Harry.

Kemudian, apakah Jarrel akan kembali pulang ke rumah dengan sembunyi-sembunyi hanya untuk melihat sekolah barunya ataukah?

***

Hai, Readers!

Mohon maaf, aku baru sempat update lagi.

Apa kalian masih lanjut baca?

Makin seru ya?

Semoga kalian suka dengan kisah Dreena & Jarrel ya. Aku tunggu star vote, krisan/review terbaik kalian ya. Boleh beri gift bila berkenan.

Terima kasih & selamat membaca.

Follow IG: @yenifri29 & @yukishiota29