Jantung Rachelia berdegup kencang. Hanya karena ucapan singkat itu, cukup gila bukan? Namun, itulah kebenarannya. Rachelia malah terpana hanya karena gerakan anggun pria itu ketika menyingkirkan air dari wajah dan rambutnya. Tetapi terlebih karena ... kedekatan mereka. Saat lengan-lengan kuat Regan menekan dinding kolam dan memenjarakan Rachelia di tengah-tengahnya.
"I miss you."
Rachelia belum sempat mengutarakan apa pun karena pria itu langsung membungkam mulutnya. Dengan bibir pria itu, Rachelia otomatis menutup mata saat bibir Regan menjelajah namun seribu pikiran merasuk ke dalam benaknya. Kelakuan Regan selama ini cukup kasar dan begitu tiba-tiba, tetapi sekarang terkesan lembut. Hal itu yang membuatnya kebingungan.
Lama setelahnya, ketika pria itu mengangkat wajah dan Rachelia masih dilingkupi keajaiban ciuman pria itu, ia memberanikan diri membuka suara.
"A—apa yang ...."
Regan menjauh sejenak, berenang berkeliling di sekitar Rachelia. "Apa?" tanyanya saat mendekat lagi.