"Sekarang katakan, Rachel. Apa kau masih tidak bersedia?"
Rachelia mendengar pertanyaan itu lalu membuka mata, masih setengah melayang. Ia melihat pria itu kini berdiri telanjang di hadapan Rachelia.
"Kau memang selalu menginginkanku. Tetapi kenapa kau harus terus berpura-pura dan bersikap munafik?" tanya Regan dan bahkan terdengar sedikit geli.
"Aku tidak pernah menginginkan untuk disentuh olehmu, Regan!" bantah Rachelia sambil menggelengkan kepalanya.
"Jadi, meskipun malam-malam panjang yang telah kita lewati, pemaksaan demi pemaksaan. Kau bahkan masih akan terus keras kepala untuk menolakku?"
"Ya."
"Sesukamu saja, Rachel. Bersikaplah munafik untuk seterusnya."
Rachelia tak menduga kalau Regan akan tetap memaksanya. Pria itu mencengkeram kedua tangannya dan menguncinya di atas kepala, sehingga Rachelia sama sekali tidak bisa bergerak untuk melawan kekuatan pria itu.
"Aku tidak mau, Regan. Apa kau akan tetap memaksaku?"