Ada kesenangan tersendiri bagi Audrey saat Regan mendorongnya hingga menabrak dinding kamar yang dingin. Tubuh Regan yang menekan tubuhnya terasa sempurna. Dada keras dan bidang menekan dadanya, perut menekan perut, atau paha yang menekan paha. Semuanya terasa tepat dan menjanjikan, ditambah dengan ciuman dalam yang tidak kunjung berhenti sejak mereka tersandung-sandung dalam perjalanan menuju kamar hotel tersebut.
Dan kesenangan itu dilontarkan oleh Audrey lewat desahan nikmat saat tangan nakal Regan mulai bergerilya menggerayangi tubuhnya dan sampai pada kedua gundukan yang tengah membusung tengah menantang. Darahnya berdesir dan tubuhnya bergetar ketika gelombang rangsangan itu menerpa tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Diciumnya Regan dengan penuh nafsu, seakan ciuman panjang itu adalah oksigen yang membuatnya tetap hidup.
Mereka melanjutkan ciuman mereka sambil saling melucuti pakaian masing-masing. Gaun merah Audrey yang berdada rendah dan memperlihatkan bokong sexy-nya kini sudah terkoyak dan teronggok di lantai. Menyisakan pakaian dalam yang sesungguhnya nyaris tidak menutupi apa pun. Dan tangan terlatih milik Regan terus menggerayangi tubuhnya tanpa henti hingga Audrey merasakan kelembaban berkumpul di pangkal pahanya.
"Oh shit, Audrey. I want you so bad right now!" desah Regan di antara kecupan saat dia menghentakkan jemarinya untuk melepaskan kaitan pakaian dalam Audrey.
Sial! Laki-laki ini tidak mengenal kelembutan sama sekali. Dan karena itulah Audrey menyukai bermain dengan pria itu.
"Pelan-pelan, Regan!" ucap Audrey sambil tersenyum menggoda. "Apakah ini kenikmatan yang kau janjikan sebelumnya?"
"Ya, malam ini aku adalah milikmu sepenuhnya," ucap Regan sambil tatapannya terus tertuju pada kedua gundukan padat itu yang kini tengah menjulang dan tengah menantangnya. Tetapi kamu harus memenuhi janjimu. Bawa dia padaku!"
"Tentu saja, Regan!"
Dada Audrey yang bulat sempurna kini terpampang bebas dan tidak disia-siakan oleh Regan yang langsung mengulumnya. Desahan nikmat tiada henti terus keluar dari bibir Audrey terlebih saat Regan mulai memberikan kecupan-kecupan di dada kanannya dan memainkan bagian yang kiri. Pria itu benar-benar tidak akan melewatkan seinci pun keindahan dari tubuhnya.
"Yes, baby. Please ... dont stop!" ucapnya sambil menekankan kepala Regan semakin rapat pada dadanya. Tangan Audrey sendiri sibuk membuka resleting celana panjang Regan dan sibuk memainkan milik pria tersebut yang sudah sekeras batu.
"Baby, l want you inside me, right now!" ucap Audrey menyerah pada rangsangan yang diberikan Regan.
Mereka berada dalam kamar hotel mewah yang didominasi warna putih dan merah dan Regan kemudian membopong Audrey menuju ranjang king size.
"Regan, mengapa kau sangat terobsesi pada wanita itu. Apakah semua yang aku miliki, kenikmatan yang aku tawarkan tidak cukup untukmu?" tanya Audrey dengan suara serak sambil memainkan dadanya sendiri untuk menggoda Regan.
Regan tersenyum sambil membuka habis semua pakaian yang melekat di tubuhnya tanpa melepaskan pandangan panasnya dari Audrey yang sedang memainkan dirinya sendiri. Kini tubuh atletis milik Regan terpampang jelas dan begitu pula dengan miliknya yang sudah sangat keras itu. Audrey mendesah nikmat membayangkan milik Regan berada dalam dirinya, memasukinya, dan bergerak dengan kasar dan dalam.
"Lakukan saja sesuai perintahku, Baby. Dan kenikmatan yang tak akan terlupakan akan aku berikan untukmu malam ini."
Mendengar kalimat tersebut, Audrey semakin dibuat bernafsu. Di bangun dari pembaringan dan mencium bibir Regan keras dan dalam. Begitu menggebu-gebu, campuran antara nafsu dan kekesalan penuh akan perkataan pria itu.
"Easy, Baby. Kita harus melewati malam ini dengan perlahan dan takkan terlupakan," ucap Regan lembut sementara tangannya menarik lepas penutup terakhir yang masih digunakan oleh Audrey. Menghilangkan pemisah terakhir mereka.
Regan mengusap-usap lembut milik Audrey sebelum memasukkan jari tengahnya dan membuat gerakan keluar masuk. Audrey hanya bisa menggelinjang penuh nikmat sambil tetap memainkan dada miliknya sendiri. Matanya terpejam dan tubuhnya menegang sementara mulutnya terus meracau tak kuasa menahan kenikmatan yang diberikan oleh tangan Regan.
"Yes, baby. Seperti itu ... don't stop!" Audrey sungguh menikmati lidah Regan yang sudah bermain-main di daerah miliknya. Sesekali digigit lembut, dan Audrey merasa akan pingsan saat itu juga.
"Please! Please inside me, now!" erang Audrey dengan frustasi.
"Kau akan mendapatkannya, baby!"
Audrey memamerkan senyuman penuh godaannya. Mulai menyangga tubuhnya menggunakan kedua tangannya dan membuka kakinya lebar-lebar di hadapan Regan yang sedang memasang pengaman dan segera memposisikan miliknya yang sudah mengeras.
Ada jeda yang hanya diisi dengan deru napas yang semakin menderu saat perlahan Regan mendorong tubuhnya memenuhi Audrey. Dan pekikan kecil Audrey membuat Regan menyeringai bangga dan memberikan kecupan panjang di bibir wanita itu sejenak untuk membiasakan diri mereka berdua sebelum mulai menggerakkan tubuhnya.
"Yeah, tepat di situ, baby," racau Audrey yang merasa dirinya penuh bahkan sesak oleh tubuh Regan.
Gerakan yang begitu keras dan dalam yang dilakukan oleh Regan terasa begitu nikmat dan Audrey nyaris kehilangan akal sehatnya. Ia ikut menggerakkan pinggulnya, mengikuti ritme gerakan Regan. Dan sebentar lagi dia akan sampai pada puncaknya.
Audrey terpekik ketika mendadak Regan menghentikan gerakannya.
"No! No!" ucap Audrey nyaris frustasi.
Regan hanya menyeringai mendapati kekagetan Audrey di bawahnya. Dia kemudian kembali mempertemukan bibir mereka, saling menautkan lidah masing-masing, sementara tangannya bergerak kembali naik turun pada tubuh lembut di bawahnya. Audrey gemetar karena gairahnya yang nyaris meledak dan perlakuan Regan yang tampaknya sedang ingin menghukumnya.
Namun, ternyata Regan tidak sekejam itu karena kemudian dia mulai merangkak di sepanjang tubuh Audrey sementara bibirnya terus meninggalkan jejak-jejak panas di kulit Audrey. Sekali lagi Regan membenamkan wajahnya di antara kedua paha Audrey sementara lidahnya bergerak mencapai apapun yang bisa disentuhnya. Audrey semakin dibuat histeris sementara tangannya meraup helai-helai rambut Regan dan menekan kepala laki-laki itu ke dalam dirinya. Kemudian Regan mengangkat wajahnya dan tersenyum nakal lantas memberikan cubitan lembut yang membuat Audrey meledak tanpa sempat meneriakkan nama pria itu.
Audrey masih melayang-layang bersama kenikmatan dan rasa sakit saat Regan kembali mencium bibirnya dan kembali memenuhi dirinya. Dan ketika Regan bergerak dengan ganas dan panas, gairah yang sebelumnya tidak sempat padam itu kembali membakar diri Audrey. Disentuhnya pundak Regan, mencoba mencari pegangan sementara matanya menatap liar pada Regan yang sedang memejamkan matanya untuk mengejar kepuasannya sendiri.
"Baby, you're so tight. This is so good, Regan!"
Mendengar kalimat itu, Regan semakin mempercepat gerakannya tanpa memperdulikan di bawahnya Audrey tengah menjerit penuh kepuasan atas kenikmatan yang diberikan oleh tubuh Regan.
"Baby, l wanna cum ...."
Akhirnya Regan berbisik lirih di antara napasnya yang tersengal dan Audrey merasakan dirinya nyaris kembali mendapatkan kepuasannya yang kedua.
"Yeah, inside me!" desah Audrey dan mereka sama-sama menjerit nikmat ketika mencapai kepuasan mereka.