"Amaira, kamu dimana?"
Aku mendengar suara seseorang dari luar. Suara seseorang itu sangat familiar.
Aku tau siapa pemilik suara itu, aku sangat hafal. Pasti itu suara Irfan. Aku yakin itu suara Irfan.
"Irfan, tolong aku." Teriakku dari dalam.
"Amaira, kamu ada didalam?" Tanya Irfan.
"Iya, Fan. Tolongin aku, aku terkunci didalam sini." Ucapku sambil menempelkan kepalaku didekat pintu toilet.
"kamu minggir dulu ya, Ra. Biar aku dobrak pintunya." Ucap Irfan, aku pun minggir disebelah pintuk.
Braakk
Brraakk
Akhirnya pintu pun terbuka, aku reflek lari keluar dan memeluk Irfan dengan kencang.
"Makasih, Fan. Kalau nggak ada kamu, aku pasti udah pingsan, Fan." Ucapku yang masih memeluk Irfan.
Irfan pun ikut memelukku dengan erat.
Setelah melepaskan pelukanku pada Irfan, aku mengarahkan pandanganku pada seseorang yang sedang berdiri tak jauh dariku sambil memandang kearahku.
"Arkan." Lirihku pelan, tapi ternyata Irfan masih bisa mendengar ucapanku.