Arkan mengangguk dengan mantap.
Aku memang sangat yakin dengan ucapan Arkan tapi aku nggak yakin dengan takdir.
Aku sendiri nggak tau, apakah takdir akan menyatukan aku dengan Arkan atau justru akan memisahkan kami berdua.
"Aku pulang dulu ya." Pamit Arkan yang ingin melangkahkan kakinya namun segera kecekal pergelangan tangannya.
"Kalau nanti aku ketiduran lagi gimana? Aku takut." Ucapku manja, sebenarnya aku nggak mau ditinggal oleh Arkan, aku ingin Arkan selalu ada disampingku.
"Kamu jangan terus-terusan berada dalam kamar biar nggak ketiduran, lebih baik kamu keluar mencari udara segar." Ucap Arkan memberi solusi, aku pun mengangguk dan mengikuti langkah kaki Arkan untuk keluar rumah.
Aku duduk diteras rumah sedangkan Arkan pulang kerumah kosnya.
Aku memang jarang duduk-duduk diluar rumah, karena aku biasanya suka berada didalam kamar, kamar, kamar, dan selalu dalam kamar.