Terus niatnya dia sampai berbohong dan mengelabui Zain itu apa coba?
Aku hanya menunduk, emang salah ya aku bicara seperti itu. Aku kan hanya bicara apa adanya, aku memang beneran kangen Arkan yang dulu. Arkan yang sekarang penuh dengan emosi.
Tak terasa bulir bening menetes dipipiku.
Arkan sekarang begitu berbeda dengan Arkan yang dulu.
Aku masih menyelami fikiranku disofa ruang tamu, hingga akhirnya aku tertidur.
**pagi hari
"Amaira, bangun. Kenapa kamu tidur disini?"
aku perlahan bangun sambil mengucek mataku.
"Nenek." Ucapku sambil menguap.
"Kamu kenapa tidur disini?" Tanya Nenek lagi.
"Ketiduran, Nek." Jawabku sambil duduk untuk mengumpilkan semua nyawaku.
"Yaudah sekarang buruan mandi." Ucap Nenek.
Aku mengangguk setelah itu merapikan kertas-kertas yang berserakan diatas meja lalu melangkah masuk kedalam kamar.
Selesai mandi aku dan Dini berangkat ke sekolah.
"Ra, kenapa lo kayak lemes gitu?" Tanya Dini saat kami sedang berjalan menuju kelas.