Baru kali ini Zain berbicara denganku tanpa memandangku.
Mungkin dia marah kali.
"Iya emang sedih." Jawabku sekenanya.
"Sedih kenapa?" Tanya Zain lagi.
"Sedih lihat Arkan sama Bu Nuri berduaan." Jawabku jujur.
"Aku juga sedih saat melihat kamu berduaan sama Arkan." Lirih Zain yang masih bisa kudengar.
Kualihkan pandanganku kearah Zain, kulihat Zain menyunggingkan sudut bibirnya.
"Kamu barusan ngomong apa?" Tanyaku memastikan.
"Aku nggak ngomong apa-apa." Jawab Zain tanpa mengalihkan pandangan lurus kedepan. "Aku tau apa yang kamu rasakan, itu juga yang aku rasakan saat melihat kamu berduaan dengan Arkan." Lanjutnya.
Aku tau Zain cinta sama aku, tapi Zain juga tau kalau aku hanya mencintai Arkan. Entahlah, cinta ini begitu rumit.
"Aku mau masuk kedalam kelas duluan ya, takut ketinggalan pelajaran. Nanti malah dapat hukuman lagi." Pamitku pada Zain sambil berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Zain.
Sampai didalam kelas aku menuju ketempat duduk Dini.