Nenek, Dini, aku mohon bantulah aku.
"Amaira... Amaira... bangun."
Aku mendengar suara teriakan khas Nenek.
"Amairaaaaa banguunnnn."
Huuh huuh huuh
Dimana aku? Aku? Nenek?
Ini dikamarku?
Syukurlah, aku bisa bangun.
Terimakasih Tuhan.
Nenek? Oh iya, Nenek.
Aku segera membuka pintu kamar untuk menemui Nenek. Setelah pintu terbuka, aku segera memeluk Nenek dengan sangat erat.
"Amaira, kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba kamu memeluk Nenek? Kamu sehat kan?" Tanya Nenek heran dengan menempelkan telapak tangannya kedahiku.
"Nenek, makasih Nenek sudah membangunkan Amaira. Amaira sangat takut, Nek." Ucapku yang masih memeluk Nenek tanpa kulepas.
"Kamu kenapa? Takut apa?" Tanya Nenek lagi.
"Amaira tadi mimpi sangat buruk, Nek. Amaira pikir, Amaira gak bisa pulang lagi ke rumah Nenek. Amaira sangat takut, Nek." Ucapku sambil mempererat pelukanku pada Nenek.