Beni dan Bella semakin intens bertemu. Dari Jamming berdua, saling berbagi cerita hingga sekedar hangout nongkrong minum kopi di coffeeshop. Tidak terasa, hubungan mereka semakin terasa dekat dari hari ke hari.
Karena merasa ada chemestry yang kuat diantara mereka, alhirnya mereka memutuskan untuk serius menyusun konsep project berdua.
Nama project mereka adalah "Dua-B Project" yang maknanya ada dua inisial didalam project itu. Bella dan Beni.
Untuk urusan logo dan konten image, sudah pasti Beni ahlinya. Dia membuat Logo dengan gambar siluet Bella sedang bermain gitar dan bernyanyi, sedang siluet Beni nampak samar disebelah kanan atas. Lalu dibawah siluet itu ditaruhnya deretan huruf "Dua-B Project" menggunakan jenis font retro, terlihat sangat eyes catchy.
Melihat Logonya itu, Bella nampak menyukainya hingga antusias berteriak kegirangan.
"Wow! Madep ini mah Ben! Gua suka, gua sukaaa! Hehe." Bella berseru kencang, kedua lengannya erat memegang tangan dan pundak Beni. Seuntai senyum melingkar manis diwajahnya.
Beni tersenyum puas, lalu memberi ide lain untuk konten di feed IG nya nanti. Mereka memang berencana untuk membuat akun baru, sebuah akun Instagram dengan nama "Dua-B Project".
"Oh iya Bell, sepertinya kita mesti nyiapin foto deh, buat konten di feed IG nanti. Sekalian stokshoot juga, kali aja nanti kita butuh foto untuk keperluan poster atau flyer, iya gak?" Ucap Beni seraya melirik Bella yang nampak masih lekat mencermati logo mereka itu.
"Huum ya," Bella menjawab singkat, matanya masih saja memandangi logonya itu dengan serius.
Sementara itu, kedua mata Beni hampir tidak berkedip menatap kearah Bella cukup lama, entah mengapa desiran aneh itu selalu menyelinap dan berdebar hebat saat bola matanya menatap seraut wajah yang memikat hatinya.
Seketika Beni lantas tersadar, saat sepasang mata Bella mengerling kearahnya. Gestur tubuhnya tiba-tiba kikuk didepan Bella, ia menunduk dan menggaruk pelan kepalanya, sembari mengulum senyum, menyembunyikan setumpuk malu dihatinya.
Bella menyadari jika dirinya menjadi pusat perhatian Beni. Ia sempat membalas menatapnya sesaat sebelum membuang mata ke arah lain, nampak pipi mulusnya itu sedikit memerah. Lalu berusaha menguasai dirinya kembali, mencoba bersikap seperti biasa.
"Hmmm iya yaaa, dimana?" Tanya Bella.
"Dimana apanya?" Jawab Beni linglung.
"Katanya mau photo-photooo!" Ucap Bella pura-pura kesal, intonasinya sedikit manja.
"Ohh iyaaa ahahhaa, terlalu serius liat mahluk didepan jadi melupakan segalanya." Jawab Beni mulai gombal.
"Eeuhh mahluk? Mahluk mana? aneh aneh aja lu mah Ben." Ucap Bella sembari melirik tipis kearah Beni.
"Sadar gak? Lu itu cantik Bel, tapi gak tau ya kalo di Frame, fotogenik gak lu kalo di frame photo." Kata Beni, diwajahna nampak senyum usil.
"Gak tau! Lu aja yang jadi Modelnyaa! huhuuuh!" Ucap Bella, lagi-lagi pura-pura kesal.
"Ahahahaa, becanda denk, gw yakin dengan Angle maut gua, lu bakalan tampil sempurnaa. Pada dasarnya lu emang udah cantik sih, ehm! Seribu! Haha." Ucap Beni seraya tertawa.
"Wew gombal! Ya udah nanti kita jadwalin buat pemotretan ya, sekarang kita latihan dulu sebelum syuting yuk ahh!"
Bella menutup celah, agar Beni tidak semakin leluasa menggodanya.
"Ahahaa siaap kumendan, letsgooww!" Ucap Beni, lalu sigap mengambil gitar Fender Stratocaster yang tergantung rapi di dinding kamar itu, memasang kabel jack gitarnya ke amply Orange. Dan terakhir setup Fx Stomp Box, hingga siap untuk dimainkan.
Sembari menunggu, jemari lentik Bella nampak menari diatas senar-senar gitar akustik dipangkuannya itu.
"Aduhai ah cantik sekali." Beni berguman dalam hati memuji kecantikan Bella. Lagi-lagi Beni tidak mengerti mengapa dadanya selalu saja berdebar kencang jika sedang berada didekatnya,
"Ah apasih!" Gerutunya dalam hati, lalu dengan segera Beni menepis semua fikiran anehnya itu, dan mulai fokus kembali ke niat awal, menyiapkan konten project mereka berdua.
Berbeda dengan konten yang kemarin di upload ke feed IG nya Bella. Sekarang posisi Beni memainkan guitar elelectric, agar sound di part lead atau fill-in nya lebih terasa menggelitik.
Lagu-lagu pop alterntif 90's mulai dimainkan satu per satu, sesekali mereka berhenti untuk mengoreksi beberapa Part.
Mereka menyiapkan 6 materi lagu, rencananya, mereka akan mengambil gambar di cafe tempat Band Bella biasa perform, kebetulan Bella mengenal ownernya, hingga masalah perizinan menjadi aman.
Demi mendapatkan hasil yang maksimal, Beni menyiapkan beberapa keperluan untuk Live recording. Beni menyiapkan laptop, soundcard dan juga sebuah mixer 4 channel, sementara untuk kebutuhan videonya Beni membawa 3 kamera.
Kebetulan perusahaan advertising tempat Beni bekerja mempunyai hampir semua equipment itu. Atas izin kepala gudang property, Beni berhasil mengantongi izin untuk menculik beberapa property milik kantor itu untuk 1 hari.
Untuk selanjutnya, mereka namoak serius latihan, membawakan beberapa lagu pop alternative 90-an.
Sesekali nampak Beni usil menggoda Bella yang tersenyum simpul sembari melantunkan lagu-lagu pilihan mereka.