Jam 12 teng adalah waktunya istirahat, saatnya Beni dan teman-temannya makan siang. Beni, Eko dan Idhuy sudah berkumpul mengelilingi meja makan yang disediakan oleh pemilik rumah makan padang di ruangan belakang kantor mereka itu.
Sambil melahap menu makan siang masing-masing, mereka membahas beberapa keperluan untuk memulai bikin konten, dari jadwal jamming, syuting, menyiapkan materi lagu, nama akun, serta logo untuk akun IG, FB dan YT mereka.
Setelah beberapa kali jamming di rumahnya Eko, rupanya mereka memutuskan untuk mulai lebih "sedikit serius".
Walaupun "Band Kantor" ini baru dibentuk beberapa bulan dan belum pernah manggung, tetapi mereka adalah para pemain lama yang merasa rindu bermusik.
Dan saat ini mereka membutuhkan apresiasi dan fasilitas karya berupa wadah yang bisa diakses oleh semua orang.
Berangkat dari pemikiran itu, mereka sepakat untuk menumpahkan semuanya di media sosial. Kalaupun nanti beruntung dapat adsense, anggap saja sebagai bonus, reward buat usaha mereka. Dan kalaupun tidak, mereka anggap itu semua sebagai jejak digital yang menampung karya-karya mereka.
Coretan tangan di selembar kertas sudah penuh dengan jadwal, materi lagu serta beberapa draft logo dan lainnya.
Piring-piring mereka sudah nampak kosong, berpindah tempat kedalam perut mereka. Karena waktu jam istirahat sudah mendekati garis finish, Idhuy pamit kembali ke kantor, lalu disusul Eko yang merasakan perutnya tiba-tiba melilit.
"Baru juga di isi udah mau dibuang lagi!" "Kek Burung aja lu Ko! ahahaha.." Ucap Beni berseloroh. Di wajahnya terpampang sebuah tawa lepas melihat Eko meringis menahan perutnya yang udah terasa macam mau pecah ketuban, lalu secepat kilat menghilang dari pandangan Beni tanpa basa-basi.
Selagi masih jam Istirahat, masih ada waktu beberapa menit lagi, Beni masih ingin menikmati asap rokoknya.
Nampak tangan kanannya merogoh saku tas lalu mengambil ponselnya. Jika sedang berada di jam kantor, Beni selalu fokus didepan Laptop dan mengabaikan hal lainnya. Jarang sekali buka ponsel, kecuali jika ada telepon penting atau ada pesan masuk dari orang yang dia tunggu.
Beni cek satu persatu beberapa pesan dari Whatsapp, membalasnya jika merasa ada yang harus dibalas.
Lalu Beni membuka aplikasi Instagram, tatapan matanya langsung tertuju pada icon notifikasi yang menyala, tertera sebuah pemberitahuan jika ada yang "menandai" atau "Tag" dia dalam postingan itu.
"Nah ini pasti Bella, sepertinya dia udah upload video cover semalem.." Fikir Beni dalam hati.
Benar saja, video jamming mereka sudah terpampang di feednya itu.
"Waah sudah banyak yang komen, eh si Rumsky komen juga hehe." Beni nampak tersenyum melihat komen-komen mereka, rata-rata menyukai dan memuji ciri khas vocalnya Bella yang tebal, sexy dan agak sedikit serak-serak basah itu.
Paduan improvisasi gitar Beni yang sarat dengan fill-in gitarnya yang "centil dan unik" membuat musik mereka jadi lebih berwarna, membentuk komposisi yang ciamik.
"Wow! Titisan Courtney Love ada disini rupanya ahahahaha. Mohon izin repost yaaaaa."
Beni menuliskan komentarnya dengan sangat antusias, lalu tanpa menunggu reply dari Bella, dia langsung me-repost di akun IG nya sendiri, tidak lupa menandai Bella, lalu menuliskan kalimat sebagai captionnya.
"Bersama titisan Courtney Love membangun Chemistry, terima kasih atas waktunya ya! Juara kelas lah ini mah! Tjakep bangeeddh!"
-Post-
Baru saja feed repost meluncur di akunnya Beni, muncul lagi notifikasi daei Bella, membalas komentar di akunnya dia.
"Ahahahahaha! Terima kasih titisan Bang Kurt! Jangan Kapok yaaaa!" Balas Bella.
"Cling!" tiba-tiba ada DM masuk, rupanya dari Bella.
"Ben, nanti pulang kerja jam berapa? mampir lagi ya kalo santai, gua jadi kefikiran nih, pengen bikin lagi video cover, tapi beda genre, lu mau bantuin gw gak?"
Text di Direct Message itu membuat senyum Beni nampak mengembang, hatinya senang sekali Bella menyuruhnya ke kostannya lagi. apalagi mengajak konsisten bikin video cover, itu artinya dia bisa ketemu lebih sering sama Bella.
"Cihuuyyy! Siap kumendan laksankan! gooow gak usah pake rem!"
Beni semangat sekali me-reply DM dari Bella di kolom Direct Message itu.
"Eh tapi Pulang Kerja Lu narik Grab lagi gak?" Tanya Bella melalui Direct Message IG itu.
"Gak lah, gua narik Grab karena jenuh aja kalo langsung pulang, kalau ada janji sama lu mah mending sama lu donk, lu kan prioritas Gua sekarang." Beni menjawab dengan menyelipkan sedikit jurus gombalan mautnya.
"Bisa aja lu!" Balas Bella singkat.
"Ahahaha, ya udah gua masuk lagi yaa, jam istirahatnya udah mau abis nih." Tulis Beni.
Setengah jam waktu Istirahat yang tersisa sudah habis, itu artinya Beni harus kembali lagi ke meja kerja.
___________________________________
Akhirnya selesai juga semua kerjaan Beni, sekarang waktunya pulang, Beni sudah tidak sabar ingin segera ketemu Bella. Entah mengapa, seperti ada magnet yang kuat yang menariknya agar selalu berusaha dekat dengan Bella. Tapi Beni tetap berusaha tenang, tidak terlalu berharap lebih, dan dia biarkan semua mengalir seperti air.
Beni tidak ingin perasaannya tumbuh membesar dengan cepat tanpa mengetahui bagaimana perasaan dia kepadanya. Bukankah akan sakit rasanya jika cintanya tak terbalas?
"Eh tunggu, Apa iya ini cinta? Ah kacau!"
Beni menyadari dari pertama kali dia bertemu, hatinya sudah merasa nyaman berada didekatnya. Ada rasa yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Mungkin ini yang disebut cinta pada pandangan pertama, sebuah ketertarikan seorang manusia kepada lawan jenisnya. Apalagi Beni sudah setahun ini dilanda sepi yang menyiksa jiwa.
"Ah asataga!"
Beni segera menghardik dan mengusir fikiran-fikiran aneh itu, belum tentu Bella mempunyai rasa yang sama, fikirnya dalam hati.
"Drrttt! Drrtttt!"
"Tring Tong!"
Smartphone Beni bergetar dan berbunyi kencang, menandakan ada pesan yang masuk melalui aplikasi Whatsappnya.
"Heyyy dimana Ben? udah sore nih, kerjaannya udah beres?"
Pesan Whatsapp dari Bella membuat wajah Beni nampak sumringah, lalu tanpa membalas chatnya itu, Beni segera menelpon Bella.
"Hallo, kamu~ eh Elu dimana Bell? gua baru pulang gawe nih, mau gua bawain makanan apa? ntr gua mampir ke resto sekalian ke sana, sekarang mau brifing buat video covernya kan? Makan dulu lah biar ada tenaga hehe."
Beni mulai belepotan antara manggil kamu atau elu, tafsirnya memang berbeda antara panggilan "Elu - Gw" sama "Aku - Kamu".
Biasanya, kalau panggilannya itu sudah "Aku - kamu", berarti sudah ada rasa yang berbeda, begitu menurutnya, walaupun dibeberapa pergaulan, memang sudah biasa juga memanggil temannya dengan panggilan "aku-kamu"
Beni gak mau secepat itu merasa ke ge-er-an.
"Gua di kostan ben, iya jadi doonk, sini yaa!" Jawab bella.
"Siap, mau gua bawain makan sama minum apa? Kali ini mah gratiiss, gua yang bayarinn hehehe."
Beni bertanya sekali lagi, rasanya senang sekali bisa sesering ini bercengkrama bareng Bella.
"Hmmm, terserah lu aja deh" Ucap Bella singkat.
"Yaudah, wait yaaaa". Kata Bella
"Okeee!" Suara Bella di sebrang telepon mengakhiri panggilan telepon nya itu.
Beni bergegas meluncur kearah "Spicy Yakiniku" Di jalan Teuku Umar, dia beli 2 paket makanan berikut minuman dinginnya.
Setelah pesanannya sudah sedia, Beni segera tancap gas menuju ke kostan nya Bella.
"Tok! tok! tok!"
"Grab Food!"
Beni mengetuk pintu kamar Bella sembari berteriak seolah sedang mengirimkan paket makanan via aplikasi online.
"Asiikk! Sini masuk Ben, padahal gak usah repot-repot bawa makanan ih." Ucap Bella sembari membukakan pintu kamarnya. Nampak senyum tipis terukir indah di raut wajahnya.
Perasaan Beni mengatakan jika hari ini Bella terlihat agak sedikit kikuk dibandingkan hari-hari kemarin, ataukah hanya perasaannya saja? Entahlah, yang jelas Beni sangat suka melihat Bella agak sedikit tersipu malu seperti itu.
"Gak repot kok, ga ada yang merasa direpotkan kalo buat vocalist terbaik Sebandung raya mah hehe." Kata Beni gombal.
"Weww! Ngeledek lu mah ah!" Kata Bella sembari menjulurkan lidahnya.
"Ahahaha asli ih demi ampun." Kata Beni sembari tertawa lebar, lalu langkahnya mengikuti Bella masuk ke dalam kamar kostannya.
Hari ini mereka berdua mulai merancang konsep, genre lagu yang akan dibawakan Bella di project ini berbeda dengan konsep band nya. Bella sepertinya ingin Keluar dari zona nyamannya yang sudah khatam di genre Grunge, jadi dia mengusulkan songlist Pop Alternatif 90's, dan Beni mendukungnya.