"Hahaha…. Gimana sih lo?" Airin geleng-geleng kepala.
"Namanya juga lupa, Rin. Ini gara-gara keasikan ngobrol sama lo juga sih, jadinya lupa kalau tujuan awal gue ke sini itu mau bikin kopi. Huuu… lo sih," kata Selin.
"Lah, kok jadi gue yang disalahain? Dasar si Bambang… dirinya yang pelupa orang lain yang disalahin," sahut Airin
"Ya udah deh, gue mau bikin kopi dulu. Lo duluan aja," Selin menuju ke meja pantry untuk mencari kopi dan gula yang dia inginkan.
"Lo beneran nggak mau gue tunggun nih?" tanya Airin.
"Yaelah, nggak usah Rin. Bikin kopi kan sebentar doang, ntar gue susul. Paling lo belum sampe ruangan gue udah selesai bikin kopi," ujar Selin.
"Yak arena cuma bentar itu makanya gue mau tungguin lo," sahut Airin.
"Halah, udah. Duluan aja sana," usir Selin.
"Ya udah, ok. Gue duluan ke ruangan, jangan nangis lo kalau gue tinggal." Ledek Airin.
"Dih, nggak lah!" tukas Selin.