"Kok bisa gini sih?" tanya Airin pada Selin.
"Biasa ada orang yang nggak suka lihat temennya seneng jadi dia kebakaran jenggot dan berulah sesuka dia," ujar Selin sambil melirik kesal pada Seina yang hanya berdiri menatapnya yang sedang kesakitan.
Airin mengerti jika ini semua karena Seina. Dia melirik Seina sebentar lalu kemudian kembali fokus pada Selin.
"Sakit banget ya?" tanya Airin.
Selin mengangguk sambil meringis menahan sakit.
"Ah, lebay!" pekik Seina sambil berjalan melewati Airin dan Selin.
"Heh, kurang aja lo! Bukannya minta maaf malah makin ngelunjak. Dasar gila!" teriak Selin penuh emosi.
"Sssuuuut…. Udah, Lin. Biarin aja, lo harus sabar. Jangan marah-marah, mending fokus aja ke luka lo." ujar Airin yang mencoba menenangkan Selin.
Seina menoleh ke belakang dan mengacungkan jari tengahnya pada Selin.
"Anjrit!" teriak Selin tidak terima.
"Udah! Selin! Biarin aja," kata Airin.
"Dia itu kurang aja, Rin. Pengen gue tonjok rasanya," sahut Selin emosi.