Ekspresi wajah Tommy, Alif dan Airin seketika langsung berubah menjadi panik. Mata Alif dan Tommy saling beradu pandang. Sorot mata mereka menunjukkan kebingungan. Mereka berdua sama-sama tidak tahu harus berbuat apa, mereka berdua sama-sama takut salah langkah dan semakin membuat Airin merjuk kesal.
Tommy dan Alif dengan kompak melihat ke arah Airin, berharap Airin sebagai wanita akan mampu memberi mereka sebuah solusi yang tepat untuk menghadapi kemarahan Selin. Namun ternyata Airin malah mengangkat bahunya sambil menggelengkan kepala.
Itu bukan solusi yang aku harapkan.... batin Alif dalam hatinya.
Tommy kemudian mengambil langkah cepat sebelum istrinya itu menjadi semakin emosi dibuatnya. Dia tidak ingin nanti dia harus pulang sendiri dan kedinginan di rumah. Dia harus mendapatkan kehangatan Selin, sang istri tercintanya kembali.
