"Ya Tuhan, Selin…." Kata Airin lirih. Dia kembali memijat kepalanya yang tidak pusing.
Alif langsung menatap Airin yang tertunduk sambil menggigit bibir dan memijat keningnya, "Pantas saja pakaian yang kamu pakai berbeda dari yang kamu pakai tadi pagi, wajah kamu juga pucat. Pasti perut kamu nggak nyaman karena kamu belum makan." Alif mendongakkan wajah cantik Airin.
Bola mata Airin langsung bergerak-gerak mencari tatapan teduh Alif.
"Jangan marah ke Selin," kata Airin pertama kali.
Alif menghela napas. Dia mencoba melupakan kekesalannya pada Seina sambil terus berpikir apa yang melatar belakangi Seina membuat Airin kehilangan sarapannya. Apa lagi itu sarapan yang Alif belikan khusus buat Airin.
"Seina pasti nggak sengaja," kata Airin masih membela Seina.
Alif memahami maksud Airin yang memintanya untuk tidak marah kepada Seina atas apa yang telah terjadi.