"Nggak apa-apa, Sayang…" jawab Tommy dengan santai.
"Hmmm… Seneng, ya?" tanya Airin dengan wajah kesalnya.
"Seneng banget kelihatannya bisa ngerjain kita," tambah Airin ketus.
"Iya, kelihatan banget sih senengnya setelah berhasil ngerjain kita-kita yang notabene adalah temen dia sendiri. Lihat…. Dari tadi ketawa mulu. Nggak punya rem biar bisa berhenti ketawa?" tanya Alif yang tidak kalah kesal dari Airin.
Dengan susah payah Selin berusaha menghantikan tawanya.
"Eeem…. Haaah…." Selin menghela napas cepat karena dadanya terasa lebih sesak.
"Udah, Sayang…. Ayo tarik napas, buang pelan-pelan…." Tommy memberi instruksi pada Selin untuk mengatur pernapasannya.
Selin mengangguk sambil mengatur kembali ritme pernafasannya.
"Haaah…. Jadi berat napas aku gara-gara kebanyakan ketawa," kata Selin sambil meringis-meringis menahan tawa.
"Itu akibat dari perbuatan lo! Siapa suruh lo ngerjain gue? Bikin gue panik setengah hidup!" tukas Airin cepat.