"Apa kita bisa melihat bukti-bukti itu sekarang?" Tanya Beom Gi
"Tentu saja." Sahut Jiwon
"Nanti saja. Ini sudah malam. Besok kita harus kembali sekolah." Sahut Jin Gu
"Nah kalian bisa menggunakan kamar tamu untuk tidur. Besok baru kalian boleh pulang ke Apartement kalian." Sahut Joon Oh
"Baik, kak." Sahut Hyun Gi
Mereka memasuki kamar mereka masing-masing untuk beristirahat. Sementara kotak itu di simpan baik-baik oleh Yoon Jae.
Yoon Jae yang sudah berada dikamarnya membaringkan tubuhnya dan melihat Jung In yang duduk di tepi ranjangnya.
"Kamu merasa aneh nggak sih?" Tanya Jung In
"Maksudmu?" Tanya Yoon Jae tidak mengerti
"Apa kamu tidak merasa ada yang kurang?" Tanya Jung In
Yoon Jae mulai memikirkan apa yang kurang. Semuanya lengkap, ada Jin Gu, Joon Oh, In Seok, Tae Oh, Min Gi, Jung In, Daniel, Beom Gi, Hwang Bin, Hyun Gi, Andrew dan dirinya. Lalu siapa yang tidak ada?
Mata Yoon Jae membulat setelah tahu siapa yang kurang. "Hyuna. Mana dia?" Tanya Yoon Jae baru sadar kalau Hyuna tidak ada
"Oh iya, Hyuna. Aku juga tidak melihatnya dari tadi. Aku cari dulu, yah." Ucap Jung In lalu menghilang
Yoon Jae berusaha menutup matanya untuk tidur. Tapi bayangan hitam besar di balkon kamarnya dengan mata merah menatap kearahnya. Yoon Jae bangun dari tempat tidur dan berjalan kearah pintu kaca itu. Ketika mendekat, bayangan hitam itu hilang dan Yoon Jae sesegera mungkin menutup pintu kaca itu dengan gorden lalu melangkah kembali ke tempat tidur.
*****
At 05.30 AM KST
Hwang Bin, Daniel, Hyun Gi, Beom Gi, dan Andrew sudah bangun dan menuju Apartement mereka untuk bersiap pergi sekolah. Begitu juga enam pemuda yang tinggal di Apartement itu. Saat jam menunjukkan pukul 6 pagi, Yoon Jae langsung berangkat ke sekolah setelah sarapan pagi. Sementara yang lainnya akan berangkat saat jam 7 pagi.
Yoon Jae melangkahkan kakinya menuju ruangan perpustakaan. Bukan tanpa alasan Yoon Jae bangun pagi dan berangkat pagi. Dia melakukan itu semua karena guru Kang menghukumnya merapikan buku di perpustakaan setiap pagi dan setelah pulang sekolah karena dia lagi-lagi ketahuan bolos jam pelajaran dan tidur di uks.
"Mau aku bantu?" Tawar seseorang dari belakang
"Tidak perlu. Aku bisa sendiri." Sahut Yoon Jae tanpa menoleh kearah belakang dan masih sibuk menyusun buku-buku serta merapikannya
"Kamu tidak pernah berubah, ya. Selalu saja melakukannya sendiri. Padahal aku sudah berniat baik pengen membantumu." Ucapnya dengan nada sedih
Yoon Jaemengerutkan keningnya dan berbalik kearah belakang. Dia mendapati seorang perempuan yang tak asing lagi baginya sedang berdiri di depannya dengan senyuman menghiasi bibirnya.
"Sebaiknya kamu simpan niat baikmu itu dan segera pergi dari sini. Aku tidak mau melihat wajahmu." Sahut Yoon Jae dingin dan membalikkan tubuhnya lalu kembali menyusun buku-buku itu
"Apa kamu tahu? Saat aku mendengar dari temanku kalau kamu sekarang bersekolah di sini aku seneng banget dan meminta orang tuaku untuk segera mengurus surat kepindahanku. Awalnya orang tuaku tidak setuju tapi aku tidak menyerah begitu saja dan terus memaksa orang tuaku agar aku bisa kembali ke Seoul. Kamu tahu? aku seneng banget saat orang tuaku setuju kalau aku boleh kembali bersekolah di Seoul dan yang paling membuatku bahagia adalah aku tahu kamu sekarang ada di Seoul." Ucap perempuan itu sambil tersenyum
"Sudah ngomongnya? Mendingan kamu pergi sekarang juga. Aku benar-benar benci melihat wajahmu." Ucap Yoon Jae dingin
perempuan itu memasang wajah sedih dan menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf telah membuatmu membenciku. Tapi aku kembali untuk memperbaiki semuanya. Aku ingin kembali bersamamu. Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan memulai hubungan kita dari awal. Aku mohon." Pinta perempuan itu memelas
"Aku tid— Yoon Jae tidak akan mau kembali sama kamu, karena dia sudah menjadi milikku." Sahut seseorang dari arah belakang perempuan itu
"Hyemin?" Tanya perempuan itu
Hyemin berlajan kearah Yoon Jae lalu menggandeng lenganny dan mencium pipi kirinya yang membuat Yoon Jae syok dan menatap perempuan itu tidak percaya apa yang dilakukan oleh perempuan itu.
"Sudah selesai menjalani hukumannya, baby?" Tanya Hyemin dengan nada manja
"Eum... se-seperti begitu." Sahut Yoon Jae gagap
"Ayo, kita ke kantin." Ajak Hyemin
"I-i-iya." Sahut Yoon Jae dan Hyemin segera menarik Yoon Jae untuk keluar dari perpustakaan
Perempuan itu menahan pergelangan tangan Yoon Jae saat pemuda itu melangkah melewatinya.
"Kamu masih mencintaiku, kan?" Tanyanya dengan nada sedih
Yoon Jae berbalik dan melihat perempuan yang menahan pergelangan tangannya lalu melepaskan tangan wanita itu dari pergelangan tangannya dan menarik Hyemin keluar dari ruang perpustakaan. Hyemin membalikkan tubuhnya dan mengeluarkan smirknya seolah mengejek perempuan yang sedang berdiri mematung di dekat rak buku yang sudah tersusun rapi itu. perempuan itu hanya menundukkan kepalanya dan menitikkan airmatanya. Ini semua memang salahnya. Yoon Jae membencinya memang salahnya.
Sementara Yoon Jae dan Hyemin langsung menuju kantin.
"Kamu tidak makan?" Tanya Hyemin
"Aku sudah makan tadi." Jawab Yoon Jae lalu mengeluarkan ponselnya dan memainkan game yang terdapat diponselnya
Hyemin tersenyum melihat Yoon Jae yang saat ini sedang menemaninya makan.
Saat Yoon Jae mengalihkan pandangannya dari ponsel, dia melihat sesosok bayangan hitam besar dengan mata merah yang pernah dia lihat malam tadi di balkon kamarnya. Bayangan hitam itu memasuki toilet pria.
Yoon jae berdiri dari duduknya. "Aku mau ke toilet dulu sebentar." Pamit Yoon Jae
"Jangan lama-lama." Sahut Hyemin
Yoon Jae segera pergi dari kantin itu lalu menuju toilet. Saat masuk ke dalam, dia tidak melihat sosok hitam besar itu. Padahal Yoon Jae yakin kalau sosok itu tadi memasuki toilet. Dia mencari sosok itu di setiap bilik toilet tapi dia tidak menemukannya. Saat Yoon Jae ingin kembali keluar, dia melihat kearah kaca yang terdapat di atas westafel berisikan sebuah kalimat ancaman yang berwarna merah. Kalimat itu berisikan "Jangan pernah ikut campur dan hentikan sekarang juga". Yoon Jae segera mengeluarkan ponselnya dan memoto kalimat itu lalu mengirimnya ke grup linenya agar bisa di lihat oleh teman-temannya. Setelah selesai Yoon Jae segera keluar dan kembali menemani Hyemin.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan mereka semua segera berangkat ke sekolah. Saat mereka tiba, mereka mengernyitkan keningnya melihat Yoon Jae berjalan kearah kelas 2A bersama Hyemin.
"Bukannya Yoon Jae pernah menolak kak Hyemin, yah? Tapi kenapa sekarang mereka jalan bareng?" Bisik Min Gi pada Tae Oh
"Entahlah. Mungkin Yoon Jae sudah berubah pikiran." Sahut Tae Oh yang juga berbisik
Mereka melangkah menuju ruang kelas. Tidak lama kemudian, Yoon Jae memasuki kelas dan duduk di kursinya.
"Yoon." Panggil Jin Gu
"Hm." Sahut Yoon Jae singkat
"Kamu pacaran yah sama kak Hyemin?" Tanya Jin Gu to the point
"Tidak." Sahut Yoon Jae
"Tapi kenapa kamu tadi pagi jalan bareng kak Hyemin?" Tanya Jin Gu lagi
"Cuma kebetulan." Sahut Yoon Jae acuh
Jin Gu memilih untuk diam. Jin Gu hapal dengan sikap Yoon Jae yang menjawab acuh dan singkat yang berarti dia tidak mau membahas lebih lanjut.
*****
Sekarang sudah jam istirahat. Enam pemuda itu memilih untuk pergi ke kantin untuk mengganjal rasa lapar.
"Yoon jae-ya." Panggil seseorang dari belakang
Mereka menghentikan langkah mereka dan menoleh kebelakang.
Perempuan itu tersenyum. "Kamu mau kekantin bareng aku nggak?" Ajak wanita itu
"Maaf. Tapi aku sedang bersama teman-temanku." Sahut Yoon Jae datar
"Tidak apa-apa kok kalau—" Min Gi langsung menutup mulutnya saat Yoon Jae menatap tajam dirinya
"Ayo kita pergi." Sahut Yoon Jae
Perempuan itu menundukkan kepalanya. Lalu Hyemin dan dua temannya datang dari belakang dan tersenyum puas.
"Kasian yang ditolak. Makanya apa yang sudah dimiliki itu dijaga bukan malah disakiti lalu ditinggalkan seperti sampah." Sindir Hyemin
"Lebih baik kita pergi aja. Emosi rasanya deket-deket sama orang yang sok kecantikan." Sahut Sohee
"Ayo." Sahut Hyemin dan meninggalkan perempuan itu yang sedang menundukkan kepalanya
Sementara di tempat lain, Yoon Jae yang niatnya pengen ke toilet harus berhenti dulu lalu bersembunyi. Dia melihat apa yang dilakukan Hyemin sama teman-temannya. Apa Yoon Jae peduli? Jawabannya adalah tidak.
"Mending aku langsung ke kantin aja." Gumamnya lalu memilih untuk melanjutkan jalannya menuju kantin
Yoon Jae bergabung dengan teman-temannya dan memakan makanan yang sudah dipesankan oleh Jin Gu.
"Oh iya, kata mamanya Jung In, Jung In sudah siuman. Gimana kalau kita jenguk aja?" Ucap Min Gi
"Serius?" Tanya Tae Oh
"Pantesan dari tadi pagi aku tidak melihat Jung In. Tapi untunglah dia sudah balik ke tubuhnya lagi." Sahut Yoon Jae
*****
At 05.06 PM KST
Kini enam pemuda ditambah Junior mereka sudah tiba di depan koridor berdarah. Mereka melangkahkan kakinya untuk memasuki koridor itu.
Mereka terus menyusuri lantai koridor, sampai mata Yoon Jae dan Beom Gi melihat sesosok bayangan hitam besar memasuki ruang kepala sekolah yang lama. Hal itu pun membuat Yoon Jae dan Beom Gi segera berlari menuju ruangan kepala sekolah yang lama lalu membuka pintu ruangan. Ketika berada di ruangan itu, mereka tidak melihat bayangan hitam besar itu.
"Kalian kenapa lari tiba-tiba?" Tanya In Seok
"Tadi kita melihat bayangan hitam besar itu masuk ke sini." Jawab Yoon Jae
"Mungkin di sini ada petunjuk lain." Sahut Joon Oh
"Apa kita harus mencari sesuatu yang bisa kita jadikan petunjuk, kak?" Tanya Daniel
"Iya." Sahut Joon Oh
Mereka berpencar keseluruh sudut ruangan berusaha untuk mencari sesuatu yang dapat membantu mereka untuk memecahkan misteri dibalik meninggalnya murid kelas 3A.
Jin Gu membuka lemari yang kotor dan sudah usang dimakan waktu itu secara perlahan. Dia melihat benda seperti sebuah DVD di bagian tengah di dalam lemari. Jin Gu mengambil DVD itu.
"Ini DVD apaan yah?" Tanya Jin Gu pada Tae Oh yang berada tidak jauh darinya
"Bawa aja. Siapa tahu itu bisa menjadi petunjuk." Sahut Tae Oh dan Jin Gu menganggukkan kepalanya
"Bagaimana? Apa kalian menemukan sesuatu?" Tanya Joon Oh
"Tidak." Sahut Min Gi
"Aku menemukan DVD di dalam lemari." Sahut Jin Gu
"Tidak ada, kak." Sahut Hwang Bin
Mereka memutuskan untuk pulang. Mereka segera bersiap untuk pergi kerumah sakit untuk menjenguk Jung In.
Saat jam menunjukkan pukul 7 malam, mereka langsung menuju rumah sakit. Setibanya di sana, mereka langsung memasuki ruangan Jung In. Mereka tersenyum, Jung In sudah bangun dari tidur panjangnya.
"Bagaimana kabarmu, In?" Tanya Min Gi
"Aku sudah baikan kok, Min." Sahut Jung In
Bukan hanya mereka bersebelas yang datang menjenguk Jung In, tapi juga sembilan pemuda lainnya juga ikut menjenguk.
Setelah menjenguk, mereka berkumpul di cafe.
"Oh iya, aku akhir-akhir ini bingung dengan sikapnya Richard." Ucap Chan Bin
"Memangnya ada apa dengan Richard?" Tanya Joon Oh
"Dia selalu pulang jam 1 malam, dan saat pulang tangannya selalu berdarah. Ketika aku bertanya kenapa, dia tidak menjawab apapun." Sahut Chan Bin
"Terus apa kata orang tuamu?" Tanya In Seok
"Orang tua Chan Bin lagi di luar negeri, jadi nggak tahu dengan perubahan sikapnya Richard." Sahut Kyung Ji
"Aku juga tidak berani bicara langsung sama orang tuaku tentang perubahan sikap Richard." Sahut Chan Bin
"Apa Richard sudah bunuh seseorang?" Tebak Tae Oh
"Itu dia yang aku takutin, Tae. Aku takutnya dia ternyata bunuh seseorang dan di penjara. Apa yang harus aku katakan sama orang tuaku nantinya?" Sahut Chan Bin frustasi
"Tapi terakhir kali aku nginep, aku melihat tatapan Richard itu kosong. Apa mungkin dia dirasuki oleh sesuatu?" Tanya Dae Hyun
"Nah aku juga inget, waktu aku menginap aku melihat Richard sedang berbicara dengan sesosok hitam besar." Sahut Yoon Jae
"Serius kamu, Yoon?" Tanya Chan Bin
"Kapan kamu melihatnya?" Tanya Min Gi
"Sewaktu kalian semua tidur dan aku pengen minum, nah aku melewati kamar Richard. Aku mendengar dia sedang berbicara sama seseorang yang awalnya aku kira dia bicara sama temannya tapi pas aku lihat ternyata dia berbicara dengan sesosok hitam besar." Sahut Yoon Jae
"Matanya merah?" Tanya Joon Oh
"Iy—" Mata Yoon Jae membulat ketika mengingatnya
Dia baru ingat kejadian itu ketika Chan Bin membahas Richard. Yoon Jae mengingatnya dengan sangat jelas, waktu itu dia menginap di rumahnya Chan Bin bersama Min Gi, Dae Hyun, dan Se Joon untuk tugas kelompok. Saat itu dia benar-benar penasaran, apa hubungan Richard dengan bayangan hitam besar itu.
"Bin, kita nginep dirumah kamu lagi yah." Pinta Yoon Jae
"Boleh aja. Aku malah seneng kalian nginep, jadi nggak berduaan doang ama Richard. Kadang aku takut aja, soalnya dia berubah akhir-akhir ini." Sahut Chan Bin
"Kita juga ikutan." Sahut Baek Ho
"Kita juga." Sahut Hyun Gi semangat
Akhirnya mereka semua memutuskan untuk menginap dirumah Chan Bin. Mereka hanya penasaran, apa hubungan antara Richard dan sesosok bayangan hitam besar itu. Sesosok bayangan yang selalu berada di setiap kejadian meninggalnya murid kelas 3A.
bersambung...