"K-kamu b-benar-benar H-Hyuna?" Tanya Jung In yang juga kaget melihat Hyuna
"Aku kembali pangeran dan mulai sekarang aku akan selalu ada di sampingmu." Ucap perempuan yang bernama Hyuna itu
"D-dia Ahn Hyuna?" Tanya Jin Gu yang baru sadar dari keterkejutannya
"Iya. Aku Ahn Hyuna." Sahut Hyuna
"Ba-bagaimana bisa?" Tanya Joon Oh yang juga kaget melihat perempuan di depannya
Hyuna duduk di samping Min Gi. "Aku tiba-tiba terbangun dari rumah sakit. Aku baru sadar dari koma. Aku selalu bermimpi hal indah dan hanya ada satu nama yang mampu membuat jantungku bergetar yaitu Min Yoon Jae. Aku bingung apa yang terjadi dan siapa Min Yoon Jae itu? Aku mencoba bicara dengan dokter yang menanganiku mengenai apa yang terjadi. Dia bilang, mungkin semua yang aku alami itu adalah ingatanku saat aku masih koma." Ucap Hyuna
"Aku meminta dokter itu untuk mengembalikan ingatan itu lagi. Awalnya dokter itu menolak karena terlalu berbahaya tapi aku terus memaksa dan akhirnya dokter itu mau membantuku dan itu membutuhkan waktu lima hari sampai aku benar-benar mengingat semuanya. Aku ingat kalau aku pernah menjadi hantu dan mencintai laki-laki dingin dan cuek bernama Min Yoon Jae, lalu melalui banyak hal yang menyenangkan juga menegangkan bersama kalian semua serta aku ingat kalau aku pernah melindungi Yoon Jae agar membuatnya tetap selamat dari iblis yang mencoba membunuh kalian semua." Lanjutnya
"Setelah semua ingatan itu, aku meminta orang tuaku untuk memasukkanku kesekolah yang sama seperti kalian dan kalian tahu? Orang tuaku berhasil membujuk kepala sekolah untuk memasukkanku ke kelas kalian. Aku seneng banget. Dengan itu aku bisa terus dekat dengan kalian dan Yoon Jae." Jelas Hyuna panjang lebar
"Aku senang sekarang kamu baik-baik saja." Sahut Jung In
"Kapan lo bisa kembali bersekolah?" Tanya Tae Oh
"Besok." Sahut Hyuna
"Selamat datang kembali, Hyuna." Ucap Joon Oh
"Mau merayakannya?" Tanya Jin Gu
"Boleh. Ayo kita rayakan kembalinya, Hyuna. Joon Oh yang membayar makanan kita." Sahut Tae Oh bersemangat
"Yak!" Seru Joon Oh tidak terima tapi teman-temannya sudah berlari lebih dulu menuju kantin
Joon Oh mendengus kesal tapi dia tetap mengikuti langkah teman-temannya dari belakang. Sementara Hyuna terus menempel pada Yoon Jae. Dia menggandeng lengan Yoon Jae dan menyandarkan kepalanya pada lengan Yoon Jae. Yoon Jae tidak risih sama sekali karena itu sudah biasa baginya. Tapi banyak pasang mata yang melihatnya. Bisik-bisik murid perempuan mulai terdengar ditelinga mereka.
"Apa dia itu kekasih, Yoon Jae?"
"Ku rasa begitu. Lihat saja, Yoon Jae tidak risih sama sekali ketika perempuan itu menempel padanya."
"Ahh... aku iri dengannya."
"Pantas saja dia selalu menolak semua perempuan yang menyatakan cinta padanya, rupanya dia sudah memiliki kekasih."
"Beruntungnya wanita itu bisa memiliki, Yoon Jae."
Kira-kira itulah yang Yoon Jae dengar setiap dia dan teman-temannya lewat. Tapi Yoon Jae memilih untuk cuek dan terus berjalan dengan Hyuna yang menempel padanya. Sampai dia di hadang oleh perempuan yang tidak mau dia lihat.
"Y-Yoon Jae-ah." Panggil perempuan itu gagap dengan pandangan sendu
"Hm."
"A-apa d-dia ke-kekasihmu?" Tanyanya sambil berusaha menahan airmata yang ingin mengalir keluar dari matanya
"Kalau iya, kenapa?" Sahut Yoon Jae dingin
Perempuan itu tidak mampu lagi membendung airmatanya. Memang salahnya yang meninggalkan Yoon Jae dulunya dan menyia-nyiakan cinta tulus Yoon Jae hanya demi seorang laki-laki yang menyakiti hatinya.
Perempuan itu meremas rok sekolahnya dan bibirnya terus mengeluarkan isak tangis. Dia segera berlari ke halaman belakang. Dia tidak sanggup melihat Yoon Jae bermesraan dengan kekasih barunya. Dia sudah tidak memiliki harapan lagi untuk kembali bersama Yoon Jae.
Sementara ditempat lain, Yoon Jae masih berdiri diam. Dia menyaksikan sendiri perempuan yang masih dia cintai sampai saat ini menangis di depannya. Hyuna mengusap lengan Yoon Jae saat pemuda itu menundukkan kepalanya.
"Lupain dia. Kamu cukup melihat kearahku. Aku akan mengobati luka di hatimu. Aku akan singkirkan namanya di hatimu lalu mengganti namanya dengan namaku." Ucap Hyuna
Dia tahu kalau dia egois. Dia tidak bodoh untuk menyadari kalau Yoon Jae masih mencintai perempuan itu tapi dia bersikap dingin pada perempuan itu karena Yoon Jae masih membenci perempuan itu, dan Hyuna akan berusaha membuat Yoon Jae melupakannya.
Yoon Jae tersenyum kecil. "Ayo kita ke kantin." Ajak Yoon Jae dan menggenggam tangan Hyuna
Hyuna sendiri hanya menunduk sedih. Dia tahu Yoon Jae hanya mencoba mengalihkan pembicaraannya. Jung In menepuk pelan pundak sahabat kecilnya dan saat Hyuna melihat kearahnya, Jung In hanya tersenyum untuk memberikan Hyuna semangat kalau dia pasti bisa.
Saat mereka tiba di kantin, mereka memilih tempat duduk yang paling panjang untuk menampung semua makanan yang akan mereka pesan. Kebetulannya lagi, sekarang jam kosong karena rapat dadakan hal itu tentu saja membuat seluruh murid senang. Siapa yang tidak senang dengan jam kosong?
Mereka memesan apapun yang mereka mau dan sekarang meja panjang itu penuh dengan makanan dan minuman.
"Kalian mau memeras atau apa hah?!" Teriak Joon Oh melotot melihat banyaknya makanan di meja
"Woahh... kalian lagi pesta yah?" Tanya seseorang dari belakang
"Eh ada si tampan upss..." Hyuna langsung menutup mulutnya dan mereka hanya terkekeh geli melihat tingkah centil Hyuna
"Ayo gabung." Ajak Joon Oh
"Bolehkah?" Tanya Dae Hyun
"Tentu saja." Sahut Tae Oh
Hyuna langsung bangun dari duduknya lalu menarik Baekh Ho untuk duduk di samping kanannya. Baek Ho terkejut karena di tarik mendadak oleh perempuan yang pernah dia lihat waktu menyelamatkan Jin Gu, Joon Oh, In Seok, Tae Oh, Min Gi, Yoon Jae, Jung In dan lima junior mereka bersama yang lainnya. Sedangkan Yoon Jae hanya mendengus kesal dengan tingah centil Hyuna.
"Duduk di sampingku yah?" Pinta Hyuna sambil tersenyum
"Eum...apa Yoon Jae tidak akan marah?" Tanya Baek Ho karena sedari tadi dia melihat wajah Yoon Jae yang berubah ketika Hyuna menariknya
"Dia tidak akan marah kok." Sahut Hyuna cepat
"Kyaaaa! Aku beruntung banget dikelilingi cowok-cowok ganteng." Pekik Hyuna heboh
Mendengar teriakan Hyuna, Jung In mengeplak kepalanya. "Malu-maluin tahu nggak." Sahut Jung In
Hyuna hanya bisa cemberut mendapat geplakan dari Jung In sambil mengelus jidatnya yang sakit.
Kini mereka mulai melahap semua makanan yang ada dimeja dan mengucapkan selamat datang pada Hyuna. Setelah selesai, Hyuna memilih kembali ke Apartement yang dia tinggali dan tentunya masih berdekatan dengan teman-temannya. Kalau tujuh pemuda tampan itu berada di lantai 2 maka Apartementnya berada di lantai 3. Tujuh pemuda dengan teman-temannya segera memasuki kelas.
Saat mereka duduk di kursinya masing-masing, mereka meraba laci meja untuk mengambil buku tapi mereka malah mendapatkan sebuah surat yang di tulis dari tinta merah.
Tulisannya itu adalah:
Kalian sudah melewati batas.
Kalian akan merasakan akibatnya.
Kalian semua akan mati dengan mengenaskan.
"Apa isi surat ancamannya sama?" Tanya Jin Gu
"Sepertinya sama deh. Coba aja liat punyaku sama seperti milikmu." Sahut Joon Oh yang duduk di samping Jin Gu
"Pengecut banget yang ngirim surat ancaman ini." Sahut Yoon Jae lalu membuang surat itu langsung ke tempat sampah
"Tapi kalau ancaman itu benar-benar nyata, bagaimana?" Tanya Jungkook
"Jangan takut. Kita pasti bisa menghadapinya. Dia hanya seorang diri, sedangkan kita banyak." Sahut Yoon Jae dan mereka mengganggukkan kepalanya, mereka juga membuang surat ancaman itu ke tempat sampah
*****
At 05.02 PM KST
Kelas sudah berakhir dua jam yang lalu. Tapi tujuh pemuda serta lima adik kelas mereka belum juga pulang. Kini mereka berdiri di depan koridor berdarah. Mereka bermaksud untuk mencari sosok bayangan hitam itu.
Mereka terus melangkah memasuki koridor berdarah itu. Tapi mereka tidak menemukan sosok itu. Mereka memilih untuk langsung menuju alamat sunbae mereka Kim Mina.
Setibanya di sana, mereka bertemu dengan orang tua Mina. Tapi mereka mengatakan kalau Mina sedang berada di rumah adik sepupunya. Mereka segera berpamitan dan pergi.
"Sekarang, bagaimana?" Tanya Tae Oh
"Besok saja kita temui dia." Sahut Joon Oh
Mereka akhirnya memasuki mobil dan menjalankan mobilnya.
Malam ini jalanan di Seoul tampak lenggang. Hanya ada sedikit mobil yang melintas. Entah kenapa jalanan malam ini terasa sepi sekarang jam menunjukkan pukul 8 malam.
In Seok melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meskipun jalanan tampak sepi, tapi dia tidak mau menjalankan mobil di atas rata-rata. Dia hanya takut ketika nanti dia menjalankan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata lalu ada seseorang yang melintas dan tertabrak, dia tidak mau hal itu.
Bahkan In Seok tampak menaati aturan lalu lintas meski sebenarnya dia bisa saja menerobos lampu merah karena tidak ada mobil kecuali mobil mereka dan satu mobil di samping kiri mereka. Saat lampu merah berganti hijau, In Seok kembali melajukan mobilnya tapi dia mendadakan mengerem mendadakan karena ada sesuatu yang melintas di depan mobil mereka. In Seok bisa bernafas lega karena dia bisa mengerem mobil saat dia melihat sesuatu yang melintas begitu saja.
"Kenapa ngerem mendadak?!" Kesal Yoon Jae
"Tahu nih. Kamu mau kita semua mati, hah?!" Seru Joon Oh
"Maafin aku. Tadi aku melihat sesuatu yang lewat, makanya aku ngerem mendadak." Sahut In Seok
"Sesuatu apa?" Tanya Jin Gu
"Aku tidak tahu. Tapi itu melintas dengan cepat." Sahut In Seok
"Baiklah. Apapun itu, sebaiknya kita segera jalan sebelum ada mobil yang lewat dan kita semua celaka." Sahut Min Gi
Baru saja saat In Seok ingin menyalakan mesin mobil lagi, dia melihat ada sebuah truk dari arah samping kanan. Dia bergegas menyalakan mobilnya sebelum truk itu menabrak mereka. In Seok sudah beberapa kali menyalakan mesinnya tapi tidak menyala.
Mereka sangat panik saat mengetahui mobil truk itu semakin mendekat dan mesin mobilnya masih tidak mau menyala juga. Mereka akhirnya memutuskan untuk segera keluar dari mobil. Untungnya tidak sulit untuk membuka pintu mobil yang sempat terkunci. Mereka segera berlari ke tepi jalan. Truk itu semakin mendekat dan mobil yang tadi mereka tumpangi tertabrak truk itu hingga terguling dan terpental.
Pengemudi truk itu memberhentikan truknya saat dia menyadari kalau dia menbrak sesuatu. Dia keluar dari truk dan melihat sebuah mobil yang terguling dan tampak penyok yang berada tidak jauh dari tempatnya. Dia mendekati mobil yang sudah terguling itu dan melihat tidak ada seseorang pun di dalamnya. Dia mengedarkan pandangannya menemukan sekelompok pemuda yang terduduk lemas di tepi jalan. Supir truk itu bernafas lega, karena orang di dalam mobil yang dia tabrak sudah keluar dari mobilnya. Supir truk itu mendekati sekelompok namja itu dan meminta maaf.
"Maafkan saya yang tidak berhati-hati. Seharusnya saya bisa melihat bahwa ada mobil di depan dan mengeremnya dengan cepat. Tapi karena pengaruh alhokol jadi membuat saya terus melajukan mobil tanpa sadar ada mobil lain di depan. Sekali lagi maafkan saya." Ucap supir truk itu tulus dengan membungkukkan badannya 90 derajat
"Tidak apa-apa. Kami juga salah, karena berhenti di tengah jalan." Sahut Joon Oh
"Tapi kenapa kalian berhenti di tengah jalan? Kalian tahu kan itu sangat berbahaya?" Tanya supir truk itu
"Iya. Kami tahu. Tapi saat kami ingin menghidupkan mesin mobilnya tidak mau menyala." Sahut In Seok
"Ah... begitu rupanya. Sekali lagi saya minta maaf. Saya berjanji akan mengganti rugi atas mobil kalian yang rusak itu." Sahut supir truk itu
"Tidak perlu, ini juga salah kami." Sahut In Seok
"Omong-omong, kalian mau kemana?" Tanya supir truk itu
"Kami mau pulang." Sahut In Seok
"Sebentar, aku menghubungi temanku dulu. Dia bekerja sebagai supir bus dan biasanya jam segini bus yang dikendarainya melintas." Sahut sang supir truk itu lalu menghubungi temannya
"Katanya dia akan melintas sebentar lagi. Kita tunggu saja." Ucapnya lagi
Tidak lama kemudian, ada sebuah bus berwarna biru tiba-tiba berhenti depan mereka.
"Terimakasih atas bantuannya." Ucap Joon Oh
Mereka membungkukkan tubuh mereka dan supir itu juga membungkukkan tubuhnya. Lalu sekelompok namja itu menaiki bus yang tadi berhenti. Bus biru itu kembali melaju. Sementara mobil mereka sudah di urus pihak kepolisian dan supir yang menabrak mobil mereka dengan suka rela ikut ke kantor polisi untuk memberikan keterangan. Iya, sebelum supir truk itu menghubungi temannya, dia menghubungi pihak kepolisian kalau dia menabrak sebuah mobil. Sementara sekelompok namja yang merupakan pemilik mobil itu akan dipanggil besok untuk dimintai keterangan kenapa mereka tiba-tiba berhenti di tengah jalan, karena saat ini sudah terlalu malam dan besok mereka sudah harus sekolah jadi itu tidak memungkinkan untuk dimintai keterangan sekarang.
Sekelompok pemuda itu duduk di kursi yang kosong. Mata mereka melihat kearah samping kiri mereka. Di sana mereka semua bisa melihat kalau ada seorang pemuda yang berdiri tidak jauh dari tempat itu sedang mengeluarkan smirknya. Mata pemuda itu berwarna merah seperti bayangan hitam besar itu.
"Bu-bukannya itu Richard?" Tanya Jin Gu
"Iya. Itu memang Richard, tapi sepertinya dia di rasuki oleh sesuatu." Sahut Yoon Jae
Bus itu terus melaju dan sampailah mereka semua di halte bus. Mereka langsung membayar bus itu lalu turun. Mereka perlu berjalan lagi untuk sampai di Apartement mereka.
Sementara Hyuna yang berada di Apartemen tujuh pemuda itu sedang gelisah karena dia tidak menemukan tanda-tanda tujuh pemuda itu akan segera pulang. Dia mondar-mandir bolak-balik dengan perasaan cemas. Dia takut sesuatu terjadi pada tujuh pemuda itu. Sampai telinganya mendengar pintu terbuka, matanya langsung melebar dan segera berlari.
"Kenapa kalian semua baru pulang?! Kalian tahu aku sangat khawatir kalau kalian kenapa-kenapa!" Marah Hyuna
"Maaf, kak. Tadi kita mengalami sesuatu, makanya baru bisa pulang sekarang." Sahut Beom Gi
"Sesuatu apa?" Tanya Hyuna
"Kami hampir tertabrak truk." Sahut Jung In
"Apa?!" Kaget Hyuna
"Apa kalian terluka? Bagian mana yang terluka?!" Tanya Hyuna langsung
"Kami baik-baik saja, kak." Sahut Beom Gi
Hyuna bernafas lega. "Nah sekarang kalian semua harus makan. Aku sudah memasakkan sesuatu buat kalian semua. Beom Gi, Hyun Gi, Andrew, Hwang Bin, dan Daniel kalian juga makan." Sahut Hyuna
"Psstt... dia siapa?" Tanya Hwang Bin berbisik yang sedari tadi bingung melihat seorang perempuan yang tadi menghampiri mereka
"Dia kak Hyuna." Sahut Beom Gi
Mereka langsung menganggukkan kepala. Mereka segera bergabung dengan yang lainnya untuk makan bersama.
"Kalian makanlah sampai kenyang, aku mau kembali ke Apartement dulu. Untuk pangeran Yoon Jae, kita akan berangkat bersama besok pagi." Ucap Hyuna sambil memberikan wink untuk Yoon Jae dan pemuda itu hanya memutar bola matanya malas sementara teman-temannya hanya tertawa kecil melihatnya
*****
At 07.00 AM KST
Mereka bersama-sama berangkat ke sekolah dengan Hyuna yang terus menggandeng lengan Yoon Jae dan bersandar. Dia sangat senang bisa berangkat bersama Yoon Jae nya.
"Kau tahu? Aku sangat senang bisa berangkat bersamamu, Sugaku." Ucapnya sambil tersenyum lebar
"Suga?" Tanya Yoon Jae bingung
"Huum. Itu panggilan kesayangan ku untukmu. Suga berasal dari kata Sugar yang artinya gula dan gula identik dengan kata manis dan kau manis. Makanya aku memanggilmu Suga." Sahut Hyuna sambil tersenyum
"Terserah." Sahut Yoon Jae datar
Mereka semua memasuki sekolah itu. Lagi-lagi Yoon Jae dan Hyuna menjadi pusat perhatian. Hyemin dan teman-temannya juga melihatnya.
"Dia sepertinya kekasih Yoon Jae." Sahut Sohee
"Kamu sudah tidak punya kesempatan buat mendekati Yoon Jae." Sahut Ji Kyung
"Selama mereka belum menyebar undangan, sepertinya kata merebut masih berlaku." Sahut Hyemin dengan smirk dibibirnya
"Kamu jangan gila! Apa kamu mau ngerebut Yoon Jae?!" Tanya Sohee tak habis pikir
"Aku tidak gila. Aku memang mau merebut Yoon Jae dari wanita itu." Sahut Hyemin
"Masih banyak cowok tampan di sekolah ini yang suka sama kamu. Kamu tinggal pilih aja, kamu tidak harus ngerebut pacar orang." Sahut Ji Kyung
Tapi Hyemin tidak mendengarkan omongan teman-temannya dan melangkah mau mendekati Yoon Jae.
"Pagi, baby." Sapa Hyemin sambil tersenyum
Hyemin langsung ke sisi kiri Yoon Jae lalu menggandeng lengan Yoon Jae. "Anterin aku, yah." Pinta Hyemin sambil beraegyo
Yoon Jae hanya menghela nafas melihat Hyuna yang melemparkan tatapan membunuh pada senior mereka.
"Kamu tidak punya malu yah main peluk-peluk pacar orang?! Lepasin!" Marah Hyuna dengan melepaskan dengan paksa lengan Hyemin yang tengah menggandeng Suganya
"Kamu tuh yang seharusnya malu! Yoon Jae ini pacarku! Berhenti mengakui Yoon Jae pacarmu! Karena faktanya dia kekasihku." Sahut Hyemin dengan nada marah dan tatapan yang membunuh
Seluruh murid yang mendengar keributan segera keluar kelas dan melihat apa yang terjadi. Begitu juga dengan Yunju.
"Jangan ngaku-ngaku kamu! Kamu tidak usah kecentilan deh!" Sahut Hyuna mendorong kasar tubuh Hyemin
Karena tidak terima tubuhnya di dorong, Hyemin mendorong balik tubuh Hyuna sampai perempuan itu terjatuh kelantai.
"Aww... Suga... tolonginnn." Rengek Hyuna
"Bodo amat." Cuek Yoon Jae lalu pergi begitu saja
Jung In dan Min Gi segera membantu Hyuna berdiri dan menarik Hyuna untuk segera pergi dari tempat itu, Hyemin juga sudah diseret oleh dua temannya untuk segera meninggalkan tempat itu dan pergi ke kelas.
Hyuna yang masih kesal dengan perempuan itu tengah memikirkan beberapa cara untuk membalas perbuatannya juga menjauhkan perempuan itu dari Suganya.
"In, minggir! Aku mau duduk!" Ketus Hyuna
"Kamu masih bisa melihat kan? Noh masih ada yang kosong disamping Jun Myeon. Kamu duduk aja di sana!" Sahut Jung In
"Aku bilang minggir! Aku mau duduk di samping Yoon Jae!" Sahut Hyuna dengan nada kesal
"Udahlah, In. Ngalah aja. Pusing tahu nggak denger dia ngomel mulu dari tadi." Bisik Tae Oh
Dengan kesal, Jung In mengangkat tasnya lalu pindah ke samping Jun Myeon.
"Dia kekasih Yoon Jae yang kemarin itu kan?" Tanya Jun Myeon
"Iya." Sahut Jung In yang masih kesal dengan Hyuna
"Kenapa mukanya tampak kesal begitu?" Tanya Yi Xing
"Tadi dia habis berantem dengan kak Hyemin. Makanya dia dari tadi dari tadi marah-marah mulu dan aku yang kena getahnya." Sahut Jung In
"Karena Yoon Jae?" Tebak Min Hoo
Jung In mengangguk. Dia masih menatap tajam Hyuna. Dia tidak rela kursi kesayangannya dirampas begitu saja oleh teman masa kecilnya.
Tidak beberapa lama kemudian, bel berbunyi dan guru Kim segera masuk. Hyuna berkenalan di depan kelas. Setelah itu dia kembali duduk dan jam pelajaran segera dimulai.
Saat jam istirat sudah tiba, tujuh pemuda ditambah satu perempuan itu segera menghampiri kakak kelas mereka Kim Mina. Mereka berbicara di sebuah kursi panjang di depan kelas 3A.
"Kenapa kalian ingin bertemu denganku?" Tanya Mina
"Kita hanya minta sesuatu sama kakak. Saat tanggal 15 Oktober nanti, kakak jangan pernah keluar rumah atau kamar. Taburi garam disekeliling rumah, didepan pintu masuk dan di depan pintu kamar kakak." Sahut Joon Oh
"Kenapa harus begitu?" Tanya Mina tidak mengerti
"Ini semua demi keselamatan, kakak. Tolong turuti saja permintaan kita. Satu lagi, jangan pernah keluar apapun yang terjadi. Kakak mengerti?" Tanya Joon Oh
"I-iya, aku mengerti." Sahut Mina yang masih bingung
"Turutin ucapan Joon Oh, karena itu demi keselamatan kakak sendiri. Kita hanya mencoba untuk menyelamatkan kakak. Setelah hari itu berlalu dan kakak selamat, kita semua akan beritahu alasannya." Sahut Hyuna dengan senyum di wajahnya
Mina ikut tersenyum. "Baiklah dan terimakasih." Sahut Mina
"Kalau begitu kami permisi dulu, kak." Sahut Joon Oh
Mina menganggukkan kepalanya dan mereka segera meninggalkan kelas 3A itu.
At 03.15 PM KST
Kini mereka semua berada dikantor polisi untuk dimintai keterangan mengenai kejadian malam tadi.
"Apa yang terjadi malam tadi?"
"Saat itu saya menghentikan mobil karena saya merasa ada yang lewat. Saat saya ingin menghidupi mesin mobilnya kembali ternyata tidak bisa. Kami melihat ada sebuah truk yang dari dari arah kanan. Saya terus mencoba tapi tetap tidak bisa. Akhirnya kita semua memilih untuk keluar dari mobil itu dan saat itulah truk itu menabrak mobil kami." Sahut In Seok panjang lebar
Polisi itu mencatat apa yang diceritakan In Seok. Mereka terus memberikan keterangan sampai satu jam lamanya. Setelah itu mereka langsung menuju sekolah mereka kembali. Karena tadi mereka hanya izin sebentar. Setibanya mereka disekolah, mereka langsung menuju kelas mereka.
At 09.00 PM KST
Dua jam lagi mereka segera pulang tapi lagi-lagi hujan turun turun dengan lebatnya. Suara musik itu mulai terdengar membuat bulu kuduk mereka semua merinding.
"Ini belum lewat jam 10 malam kan?"
"Iya."
"Kenapa musik ini terdengar sekarang?"
"Entahlah. Mungkin pertanda sesuatu."
Mereka mendengar beberapa siswi mulai berbisik mengenai musik yang mereka dengar. Mereka juga bingung, kenapa musik itu terdengar padahal jam belum menunjukkan pukul 10 malam.
Mereka semua menutup buku mereka saat tugas sudah berhasil mereka kerjakan. Mereka keluar kelas.
"Kenapa hujan kali ini tercium bau amis darah?" Tanya Min Gi
"Bukan hanya baunya saja tapi juga air hujannya berwarna merah darah." Sahut Tae Oh yang menjulurkan telapak tangannya kearah hujan yang turun deras
Mereka membulatkan mata mereka saat telapak tangan Tae Oh berwarna merah darah serta bau amis darah itu mulai tercium sangat menyengat diindera penciuman mereka. Karena rasa penasaran, mereka smeua berjejer lalu melurukan telapak tangan mereka kearah luar dan air hujan yang menimpa telapak tangan mereka mengeluarkan warna merah darah.
"Kenapa tiba-tiba hujan darah?" Tanya In Seok
Musik itu semakin terdengar kian mengeras seiiring turunnya hujan yang sangat lebat juga petir yang menyambar. Mereka semua menarik kembali tangan mereka lalu membersihkan telapak tangan mereka yang berwarna merah darah dengan tisu basah yang selalu Hyuna bawa kemana-mana.
"Aku tidak tahu apa maksud dari semua ini, tapi firasatku mengatakan ada sesuatu yang akan terjadi." Sahut Jung In
Tidak beberapa lama, mereka menerima sebuah pesan dari lima adik kelas mereka yang menunggu mereka di kantin. Mereka segera melesat ke kantin dan memesan makanan lalu bergabung dengan lima hoobae mereka yang sudah tiba lebih dulu dan makan.
"Kalian tahu sesuatu tentang hujan yang mengerluarkan bau amis darah ini?" Tanya Yoon Jae to the point
"Kita semua tidak tahu. Ini pertama kalinya terjadi di sini. Sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi. Palingan hal-hal yang sudah biasa kita temui, tapi untuk hujan aroma darah ini tidak pernah terjadi." Sahut Daniel
"Tadi juga saat kita mengulurkan tangan air hujannya juga berwarna merah darah." Sahut Hyuna
"Serius, kak?" Tanya Hyun Gi dengan ekspresi terkejut
"Iya. Apa ini juga ada hubungannya dengan misteri pembunuhan yang terjadi kelas 3A?" Tanya Jung In
Mereka semua saling lempar pandang lalu kembali menatap Jung In dan menggelengkan kepala mereka.
Jujur saja ini sangat membingungkan bagi mereka. Pertama mereka kira perempuan yang mengeluarkan aroma melati itu yang membunuh murid kelas 3A setiap bulannya, tapi hal itu dibantah dan fakta baru yang mereka dapatkan kalau hantu yang mengeluarkan aroma mawar bernama Jiyeon lah yang membunuh murid itu tapi itu juga tidak benar.
Mereka juga menangkap beberapa hantu anak kecil untuk mendapatkan informasi tapi tidak berhasil dan malah membawa bahaya tersendiri bagi mereka. Suara musik yang bisa mengantarkan mereka pada kematian ini juga pernah mereka selidiki dan ternyata ada yang memainkannya. Dia adalah seorang perempuan yang berasal dari lorong gaib berserta lima hantu anak kecil itu dan dia juga tidak ada hubungannya dengan kematian murid kelas 3A yang terjadi setiap bulannya. Kini hanya ada tiga petunjuk yang belum mereka pecahkan yaitu bayangan hitam besar, Park Richard, dan hujan darah ini.
Sejauh ini mereka semua aman dan bisa selamat dari apapun yang membahayakan nyawa mereka. Tapi mereka tidak sadar kalau bahaya yang lebih besar sedang menanti di depan mata mereka.
bersambung...