ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 7.
"Calista, ada apa denganmu? Kenapa memukulku seperti ini?" kata Jason dengan memelas.
"Dasar! Beraninya wanita ini memukulku!" inilah isi hati yang sebenarnya dari Jason Collin.
"Karena aku memang ingin memukulmu," ujar Calista dengan senyum sinis.
Sebelumnya, di kehidupan yang lalu saat di hari kedua setelah pernikahan Calista, wanita ini dengan sangat bahagia dijemput oleh pria yang dicintainya itu.
Calista sangat melawan keras Keandre Niels dan memaksa pergi dan ikut bersama Jason Collin. Dulu dengan polosnya percaya pada cinta tulus yang diberikan Jason.
Tapi kini Calista sudah mengetahui fakta dan mitosnya. Cinta yang pernah ia berikan dan didambakan, itu semua hanya kepalsuan belaka.
Dan sebaliknya, cinta tersembunyi yang terpendam tak disadari, itulah ikatan kasih sayang yang sesungguhnya.
"Ca-calista! Ada apa denganmu?! Apa Keandre Niels ini memaksa dan mengancammu?! Tenanglah, ada aku disini!"
Jason bangkit dan langsung berdiri di depan Calista. Dia berusaha membujuk wanita itu.
"Aku kesini untuk menjemput kamu. Ayo kita pergi dari kastil ini!" ajak Jason sambil menarik tangan kanan Calista.
Kratak….
Argh…
Calista melintir tangan kiri Jason yang berani menggemnya. Sampai terdengar tulang tangan yang sepertinya sudah patah sekarang.
Bam…
Uhuk….
Dilanjut dengan sebuah tendangan sembarang menuju arah perut Jason. Sampai dia akhirnya tersungkur lagi.
"Apa kau pikir aku masih wanita yang polos seperti dulu?! Pria seperti dirimu, hanya akan menjadi sampai masyarakat yang tak berguna!" ujar Calista dengan tatapan iblis.
"Dasar! Kenapa wanita ini bisa berubah?! Bukankah dulu dia sangat penurut dan begitu mencintaiku. Ada apa dengannya sekarang?!" benak Jason.
Marah, kesal dan ada rasa tak percaya, Jason tidak membayangkan akan adanya perubahan dalam diri Calista.
"Calista, untuk apa dia membuat pertunjukan ini?" batin Keandre yang menonton di belakang Calista.
"Tapi ini sungguh menarik," senyum tersirat di bibir Keandre.
Calista membalikkan tubuhnya dan berjalan mendekat ke arah Keandre.
"Sudah selesai. Silahkan kau ingin apakan pria sampah itu," kata Calista dengan senyum manis di depan Keandre.
"Seharusnya kau tidak perlu mengotori tanganmu seperti ini."
Keandre mengelap tangan kanan Calista dengan sebuah sapu tangan berwarna putih.
Keandre sedikit merasa lega sekarang. Calista istrinya tidak pergi ikut bersama pria lain yang mengajaknya. Itu membuatnya senang sekarang.
"Lempar pria itu keluar! Jangan biarkan dia muncul dihadapanku lagi!" perintah tegas Keandre.
"Baik!"
Dengan cepat, beberapa pengawal berbaju rapi dan berkaca mata hitam muncul dan mendekat ke arah Jason.
Jason Collin yang sedang terkapar dan merasakan sakit yang begitu hebat di tangan kirinya, tiba-tiba langsung ditarik paksa oleh para pengawal Keandre Niels.
"Tidak! Kalian tidak bisa memperlakukanku seperti ini! Lepaskan aku!" teriak Jason.
"Calista Kay! Keandre Niels! Kalian tidak bisa berbuat semaunya seperti ini padaku!"
Jason terus berteriak saat tangannya diseret paksa pria-pria bertubuh besar. Dan perlahan menjauh dan keluar dari dalam kastil.
"Calista Kay! Aku akan membalas perlakuan kasarmu ini nanti!" ancaman dari seorang Jason Collin.
Akhirnya kedua pasang telinga menemukan kedamaian. Tidak ada lagi suara bising dari Jason Collin di dalam kastil milik Keandre Niels itu.
"Jason Collin! Itu adalah kompensasi awalnya saja! Aku akan meminta lebih banyak atas hutangmu di kehidupan lalu nanti!" janji dalam diri Calista.
"Eh… Keandre…!"
Keandre menarik tangan Calista, sehingga membuat wanita ini duduk dipangkuan pria berkursi roda itu.
"Apa kau sedih karena pria itu pergi sekarang?!" Keandre bertanya dengan nada suara dingin.
"Tidak." Calista menggelengkan kepalanya cepat.
"Sekarang sepertinya harus menghadapi pria possessive ini lagi," pikir Calista yang mulai sedikit gelisah.
"Oh, benarkah? Bukankah dia kekasihmu? Kau mengejarnya seperti tadi, apa kau tidak merasa khawatir padanya?" pertanyaan yang begitu menyakitkan terdengar.
"Wanita ini bisa saja hanya berpura-pura menjauh dari pria itu. Setelah ini, mungkin dia akan memohon untuk bisa keluar dan pergi meninggalkanku," benak Keandre.
Pria beraura kejam itu, sebenarnya takut bahwa istrinya mungkin akan pergi lagi dari hidupnya. Keandre tidak bisa membiarkan ini semua.
"Untuk apa khawatir padanya? Pukulanku tadi adalah penghargaan atas aktingnya yang luar biasa itu. Sampah itu berhak menerimanya," jawab Calista dengan percaya diri.
Ada perasaan puas dalam hatinya setelah menghajar Jason Collin. Tapi itu masih belum cukup untuk menebus balas dendam dari kematian Calista di masa lalu.
"Apa Calista benar-benar sudah melupakan cinta pada pria murahan itu? Apa ini artinya dia bisa tulus menerimaku?" pertanyaan dalam diri Keandre sendiri.
"Jadi Ke-keandre, bisakah kau melepaskanku sekarang? Posisi seperti ini… sangat tidak nyaman dilihat oleh orang lain sekarang," gugup Calista.
Calista hanya meminta agar melepaskannya dari atas pangkuan Keandre sekarang. Dia sedikit merasa malu, karena beberapa pelayan di kastil sedang melihatnya.
"Tidak! Jawab dulu satu pertanyaanku lagi!" Keandre menolak permintaan dari Calista.
"Apa kau masih menginginkan pria murahan itu?! Jawab aku dengan jujur!" Keandre bertanya dengan serius.
"Tidak, tentu saja tidak. Hanya wanita bodoh yang ingin hidup bersama Jason Collin itu," jawab Calista.
"Lagi pula tidak ada untungnya bagiku untuk bersamanya. Aku sudah menikah denganmu sang raja bisnis kerajaan Zinovia ini. Apa aku bisa bahagia hidup bersama pria miskin itu," sambung Calista.
Wanita yang berada di pangkuan Keandre itu begitu bangga menjadi nyonya muda Niels sekarang. Itu tentu tidak bisa disia-siakan begitu saja.
Keandre Niels, walau dia adalah anggota keluarga kerajaan resmi, tapi pria ini lebih terkenal karena dunia bisnis yang ia jalankan.
Keandre adalah panutan dan pimpinan dari segala jenis bisnis yang ada di negara Zinovia ini. Sejak usia remaja, sudah sangat berbakat dalam urusan bisnis dan pengembangan.
Jadi sekarang, Keandre Niels sangat terkenal dengan sebutan dewa binis Zinovia.
"Kau begitu bangga menjadi istriku, itu suatu kehormatan bagiku, nona Kay." Keandre sangat senang dengan sikap bangga istrinya itu.
Tapi entah kenapa itu terdengar seperti nada menggoda saja.
"Aa… baiklah baiklah." Calista berdiri dan langsung berada di belakang kursi roda Keandre.
"Ayo jalan pagi di taman! Aku akan membawamu ke sana," ujar Calista sambil hendak mendorong kursi roda yang diduduki Keandre itu.
"Nona! Itu tidak perlu! Saya yang akan membawa tuan muda. Itu adalah tugas saya sebagai asistennya tuan muda."
Leon si asisten pribadi langsung menghalangi niat Calista yang ingin mengajak Keandre dengan tenaganya sendiri.
"Leon! Biarkan saja! Itu adalah keinginan Calista, biarkan dia sendiri yang mendorongku," perintah Keandre.
"Tolong tinggalkan kami berdua!" sambung Keandre.
Karena Calista yang mengajaknya sendiri, Keandre tidak ingin ada yang menghalangi dan mengganggu kebersamaan bersama istri tercintanya itu.
"Baiklah, ayo menghirup udara segar pagi ini." Calista mendorong kursi roda itu dengan kedua tangannya sendiri.
Penasaran kelanjutannya?
Baca juga bab selanjutnya ya.