Chereads / ISTRI TUAN MUDA NIELS / Chapter 12 - BAB 12

Chapter 12 - BAB 12

ISTRI TUAN MUDA NIELS BAB 12.

Satu minggu kemudian, di dalam kastil Keandre Niels.

"Ya ampun….! Aku benar-benar bosan sekarang…."

Calista Kay tengah duduk santai di sebuah kursi panjang di taman kastil seorang diri. Dirinya menatap ke arah langit yang tertutup oleh pohon besar yang ada di sampingnya.

"Ini baru seminggu aku menjalani kehidupan bersama Keandre. Aku sudah sangat bosan karena terus dikurung disini," ujar Calista berbicara sendiri.

"Dengan segala bentuk sikap possesive Keandre yang seperti ini, dia tidak pernah mengizinkan aku untuk keluar dari kastil. Aku benar-benar menganggur sekarang."

Calista terus menggerutu dan mengeluh kepada dirinya sendiri. Tidak ada teman bicara untuknya saat ini. Kejenuhan sangat melanda dalam diri Calista.

"Nona Calista, saya datang membawa coklat dingin untuk anda."

Tiba-tiba seorang pelayan wanita datang menghampirinya dengan membawa sesuatu di tangannya.

"Oh, Oren. Terima kasih." Calista menyambut baik pelayan kecil itu. Dia mengambil segelas minuman coklat dingin yang dibawa pelayan bernama Oren itu.

"Baik, kalau begitu saya akan kembali ke dalam…"

"Eh… tunggu dulu!" langkah Oren yang hendak pergi langsung dihentikan oleh Calista.

"Apa nona memerlukan sesuatu lagi? Anda bisa mengatakannya padaku?" ujar Oren.

Pelayan itu merasa sang nona sedang memerlukan sesuatu darinya. Itu sebabnya dia tidak jadi melangkah pergi.

"Sudah berapa lama kau bekerja disini?" tanya Calista.

"Oh itu, sudah lebih dari 2 tahun aku bekerja di kastil tuan muda ini," jawab Oren dengan sopan.

"Benarkah? Aku lihat, sepertinya umurmu baru 20 tahunan. Apa kau tidak sekolah atau berkuliah?" tanya Calista lagi.

Calista merasa aneh, Oren terlihat lebih muda darinya beberapa tahun. Tapi sudah tidak bekerja sebagai pelayan di masa mudanya. Calista penasaran dengan cerita dibalik itu semua.

"Keluargaku tidak mampu untuk meneruskan sekolahku. Itu sebabnya aku bekerja untuk menghidupi nenek dan juga menyekolahkan adikku," jawab Oren.

Dengan nada suaranya, sepertinya Oren terlihat sedih setelah menceritakan alasannya. Demi keluarga, rela meninggalkan masa muda yang indah dan malah bekerja keras dan terkurung di kastil Keandre.

"Jadi begitu…" entah kenapa di dalam hati kecil Calista tiba-tiba saja ada sebuah rasa tusukan yang menyakitkan.

"Dulu aku juga demi Jason bekerja keras diluar dan meninggalkan semua kekayaan keluarga Kay. Itu bahkan sangat menyakitkan walau hanya beberapa bulan," dalam hati Calista.

"Dan Oren, dia mampu bertahan bahkan sampai 2 tahun di dalam kastil ini. Semua demi keluarganya. Dia bahkan lebih muda dariku, pasti sangat sulit menghadapi semua itu," beals kasih di dalam diri Calista.

Jika dibandingkan dengan Calista yang hidup serba kecukupan, dia bahkan meninggalkan semua itu dan dengan polosnya mengikuti kemauan bodohnya.

Hatinya sangat tergerak setelah mendengar cerita Oren yang bekerja keras mencari uang untuk keluarga. Calista sadar sekarang, bahwa banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya di dunia ini.

"Apa kau tidak pernah pulang ke rumahmu selama ini?" tanya Calista.

Dia sangat ingin mendengar lengkap penjelasan Oren.

"Selama dua tahun ini, aku baru bisa pulang ke rumah beberapa kali saja. Tuan muda tidak mengizinkan semua pelayan pergi keluar terlalu lama," jawab Oren.

Oren sebisa mungkin menjawab setiap pertanyaan yang diajukan nona nya itu. Berusaha jawab sepenuh hati sesuai dengan keadaan.

"Apa Keandre selalu bersikap kasar kepada para pelayan?" kini Calista bertanya pendapat tentang sikap suaminya kepada orang lain.

"Tuan muda, walau dia sangat bersikap dingin dan keras, tapi dia tidak pernah marah dengan para pelayan di rumah ini," ujar Oren.

"Tidak banyak bicara, tapi tuan muda tidak pernah mengeluh apapun tentang kekurangan yang dikerjakan para pelayan disini. Tuan muda Niels itu sangat baik pada semua pelayan," jelas Oren.

Oren yang sambil berdiri, dia menjelaskan tentang tuan mudanya itu menurut pandangannya. Sangat baik di dalam, itulah yang dideskripsikan oleh Oren tentang Keandre Niels.

"Oh benarkah?" ada rasa tak percaya dalam hati Calista.

"Itu benar nona. Selama aku bekerja disini, tuan muda tidak pernah marah padaku walau aku membuat kesalahan di depan matanya." Oren menepis rasa tak percaya Calista.

"Sikap dingin Keandre hanya ada diluar dirinya. Sebenarnya dia sangat lembut di dalam hatinya. Harusnya aku menyadari itu sejak dulu," batin Calista yang ada sedikit perasaan menyesal.

Jika selalu mengingat tentang kehidupan lalunya, Calista hanya bisa menyesal sekarang.

Dulu di matanya, Keandre adalah pria kasar yang paling ia benci. Tapi sebenarnya, jangan hanya memandang orang dari luar saja, harus melihat isinya agar lebih mengenalnya.

Calista menyadari itu sekarang. Keandre Niels sebenarnya adalah orang baik yang tertutupi oleh hawa dingin dari luarnya saja.

Untung saja Calista mendapat kesempatan untuk terlahir kembali sekarang. Dia memiliki banyak waktu untuk memperbaiki hubungannya dengan Keandre sekarang.

"Oren, apa kau tahu dimana Keandre sekarang?" tanya Calisa lagi kepada si pelayan.

"Siang ini tuan muda pergi ke kantor dan mungkin akan pulang sore nanti," jawab Oren.

Calista mengangguk-angguk sambil merapatkan bibirnya. Dirinya mengerti dengan jawaban Oren.

"Nona, apa aku bisa mengatakan sesuatu?" ujar Oren meminta izin.

Dia tahu ini sepertinya tidak pantas, tapi ada hal mengganjal di dalam hati Oren tentang Calista.

"Hum?" Calista melihat ke arah Oren.

"Nona, apa kau mencintai tuan muda? Aku tahu ini sangat lancang. Tapi aku sangat penasaran dengan perasaanmu kepada tuan muda Niels," kata Oren.

"Aku selalu mendengar, kau sangat membenci tuan muda. Kini sepertinya kau bersikap sangat baik kepada tuan muda setelah menikah."

Oren mengeluarkan semua rasa penasarannya. Dia sangat ingin tahu tentang perasaan Calista kepada tuan mudanya itu.

"Keandre ya…"

"Aa… maaf nona! Aku pasti sudah sangat lancang. Kau tidak perlu menghiraukan perkataanku tadi," ujar Oren dengan terburu-buru.

Oren sudah merasa diluar batasnya bertanya kepada tuan rumah. Hanya seorang pelayan kecil, sangat tidak pantas bertanya hal pribadi tentang tuannya itu.

"Tidak, kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu," ujar Calista sambil bangkit dari duduknya.

Dia sedikit melangkah ke arah pohon besar yang ada di sampingnya itu.

"Ada perasaan menyesal yang sangat dalam pada diriku. Keandre, seharusnya dari awal aku bersikap baik padanya. Bukan malah membencinya saat itu," ungkap Calista.

Tangan kanannya mengulur menyentuh batang besar itu. Dengan nada yang menunjukkan kesedihan, Calista mengungkapkan perasaannya.

"Aku hanya berharap, sekarang dan sampai akhir hidupku nanti tetap bersama Keandre. Menebus segala dosaku padanya di masa lalu," ujar Calista yang membelakangi Oren.

Sambil menatap batang kayu berwarna coklat gelap itu, Calista kembali mengingat masa lalu yang begitu penuh penyesalan. Hanya berharap, semua bisa diperbaiki satu persatu mulai sekarang.

"Nona, kau mencintai tuan muda, kan? Itu terlihat jelas di matamu," kata Oren.

"Mencintai Keandre…?"

Mata Calista terbuka lemas seperti tak bertenaga.

"Apa aku masih pantas mencintai dan dicintai oleh Keandre? Dengan segala perlakuan buruk yang kulakukan padanya, hanya berharap semua masa lalu pahit tidak pernah terulang lagi."

Penasaran kelanjutannya?