Chereads / Istri Di Atas Kertas / Chapter 16 - Andre and Alana's new home

Chapter 16 - Andre and Alana's new home

Hari ini Alana meminta pulang, lagian lukanya juga sudah mengering dan dokter pun juga sudah mengizinkan. Alana dan Andre pulang ke rumah baru mereka. Rumah yang mereka beli hasil tabungan mereka selama ini.

Rumah itu di beli tahun lalu, saat semuanya masih baik-baik saja. Rumah yang cukup besar, karena mereka berfikir kelak rumah itu akan rame sengan anak-anak mereka. Untuk itu, Andre dan Alana membeli rumah itu. Rumah yang cukup strategis, lumayan jauh dari perkotaan, sekitar 3 jam dari rumah yang di tempati oleh Zahra saat ini.

Andi dan Alia sebenarnya sedikit keberatan membiarkan Alana hidup di rumah baru mereka, tapi mereka pun juga tidak bisa memaksa jika Alana sudah memohon sedemikian rupa.

Walaupun sedikit tak ikhlas, mereka tetap membiarkan Alana tinggal bersama sang suami.

"Dre, tolong jaga putriku. Dia masih sakit. Jika perlu carilah ART, rumah ini cukup besar, tak mungkin Alana membersihkan rumah ini seorang diri," ujar Andi, mertua Andre.

"Iya, Pa. Rencananya nanti aku akan mencari ART, dan InsyaAllah, aku pastikan besok sudah ada." jawab Andre sopan

"Baiklah, kalau gitu. Papa dan mama pamit pulang dulu. Kalau ada apa-apa, langsung hubungi papa."

"Iya, Pa." sahut Andre.

"Alana, mama pulang dulu ya Nak. Kamu jaga kondisi kamu baik-baik. Andre, jangan sampai sakiti Alana ya. Mama memberikan restu, karena mama percaya kamu bisa bahagiain putri mama. Jadi mama mohon, tolong jangan kecewain mama. Jangan buat mama dan papa menyesal sudah memberikan restu buat kalian berdua," tutur Alia, mertua Andre.

"Iya, Ma." jawab Andre dan Alana bersamaan.

Setelah itu Andi dan Alia pun pulang. Dan kini tinggallah Alana dan Andre di rumah besar itu. Walaupun gak pernah mereka tempati. Namun rumah itu bersih, kadang dua Minggu sekali, Alana selalu menghubungi pihak bersih-bersih lewat sebuah aplikasi untuk membersihkan rumah tersebut. Tak hanya Alana, kadang Andre pun melakukan hal yang sama, ia sering menyewa layanan bersih rumah agar rumah yang belum di tempati itu selalu terawat.

Dan sesekali Alana dan Andre kesana jika habis pulang beli sesuatu, jadi walaupun kini mereka ke rumah itu tanpa membawa apapun. Tapi masalah baju dan lain sebagainya sudah tersedia. Itu karena setiap kali mereka beli baju, selalu mereka simpan di lemari yang ada di kamar utama di rumah mewah tersebut.

Jadi sekarang mereka pun bisa menempati rumah yang mereka beli dengan hasil jerih payah mereka.

"Mas, gak nyangka ya Akhirnya sekarang kita sudah resmi jadi suami istri dan tinggal di rumah ini. Walaupun statusku hanya istri kedua dan di nikahi secara sirri, tapi aku bahagia bisa bersama kamu, Mas." Alana pun mengungkapkan perasaan yang ia rasakan. Sungguh, ia merasa sangat bahagia sekali. Setelah 10 tahun pacaran, kini dirinya sudah resmi menjadi istri dari laki-laki yang sangat ia cintai.

Andre menghampiri Alana yang ada di kasur, Alana yang menyenderkan tubuhnya ke bantal langsung menyambut Andre yang semakin mendekat. Lalu mereka pun berpelukan.

"Jangankan kamu sayang, aku pun juga merasa sangat bahagia. Aku harap pernikahanku dengan Zahra bisa segera berakhir agar pernikahan kita puj bisa di umumkan di publik. Jujur, aku hanya ingin semua orang tau kalau kamu lah istriku, bukan Zahra."

"Sabar, Mas. Semua ini pasti akan berlalu. Yang penting pernikahan ini jangan sampai di ketahui oleh Zahra atau siapapun, biarkan pernikahan ini terus kita sembunyikan sampai akhirnya kamu dan Zahra resmi berpisah, lalu baru kita bisa nikah secara hukum dan mengumumkan pernikahan ini. Setidaknya untuk sekarang kita sudah bersatu dalam ikatan yang sah, ikatan yang halal."

"Iya sayang." Andre melepas pelukannya sang istri, lalu ia naik ke atas kasur dan duduk di samping sang istri. Alana yang ingin di manja pun langsung merebahkan kepalanya di bahu sang suami.

"Zahra gimana kabarnya Mas?" tanya Alana.

"Dia sekarang kerja di Perusahaan Dirgantara sebagai asisten pribadi,"

"Sejak kapan dia bekerja Mas? Bukannya katamu dia itu gak bekerja, kenapa tiba-tiba dia sekarang sudah bekerja dan jadi asisten pribadi? Kog aneh?" tanya Alana yang menemukan keganjalan.

"Entahlah. Aku tak mau tau. Apalagi sampai memikirkan dia. Lagian aku bersyukur dia bekerja, setidaknya ia gak kesepian di rumah dan punya kesibukan sendiri. Dan aku harap di tempat ia bekerja, ia bisa menemukan laki-laki yang di cintainya. Aku juga harap, nanti dia sendiri yang meminta cerai dariku karena jika itu terjadi, aku akan dengan senang hati memberikan talak untuknya."

Mereka pun terus mengobrol berdua di atas kasur, berbagai cinta dan kasih sayang.

"Mas apa kamu gak mau meminta hak mu sebagai suami?" tanya Alana.

"Ya mau sayang, tapi kan kamu masih sakit. Aku tak mau menyakitimu. Biarlah tunggu kamu sampai benar-benar sembuh, baru aku akan melakukannya bersama kamu."

"Tapi mas ...."

"Kenapa?"

"Apa kamu mau?" goda Andre dan Alana pun mengangukkan kepala dengan malu-malu.

"Baiklah, jika itu maumu." Andre pun yang memang sudah tak tahan, akhirnya hari itu juga, mereka melakukan hubungan suami istri.

Mereka melakukan bersama-sama dengan penuh cinta hingga akhirnya keduanya mencapai puncak kepuasan. Lalu Andre berbaring di samping sang istri dan memeluknya.

"Makasih sayang. Terimakasih sudah menjaga kesucian kamu buat aku Terimakasih sudah menjaga kehormatan kamu buat aku. Aku bahagia karena aku menjadi orang pertama yang melakukan itu sama kamu."

"Sama-sama, Mas. Terimakasih juga sudah membuat aku merasakan surga dunia." balas Alana. Setelah sekian lama akhirnya mereka berdua pun berhasil belah duren. Memang selama 10 tahun pacaran, Andre selalu berusaha menjaga Alana, ia juga berjanji tak akan meminta melakukan hubungan suami istri kecuali mereka sudah sah. Dan kini setelah mereka sah, mereka pun akhirnya melakukannya.

"Iya sudah sekarang kita bobok ya, aku capek."

"Iya, Mas."

Lalu mereka berdua pun tidur bersama sambil berpelukan.

Sedangkan di tempat yang beda, ada seorang istri yang sibuk cari uang untuk diri sendiri. Ia tak tau jika di luar sana suaminya sudah menikah lagi dan sedang memadu kasih.

Andai Zahra tau, akankah ia mengamuk dan langsung meminta cerai?

Saat jam makan siang tiba, Anna datang ke ruangan Zahra dan mengajaknya makan siang bersama di kantin. Namun Reyhan datang tepat waktu, Reyhan malah mengajak mereka ke kafe yang tak jauh dari kantor. Anna dan Zahra yang tak bisa menolaknya pun akhirnya setuju. Lalu mereka bertiga pun pergi ke kafe dan makan siang bersama disana.

Sesampai di kafe, Reyhan memesan ruang VVIP sehingga mereka makan di ruang tertutup dan tak bercampur sama yang lain.

Reyhan dan Zahra duduk berhadap-hadapan sedangkan Anna, ia duduk di samping Zahra.

Tak lama kemudian, pelayan pun datang dengan membawa buku menu. Lalu Zahra, Reyhan dan Anna pun memesan makanan dan minuman sesuai selera mereka, pelayan tersebut pun segera mencatat pesanan mereka pakai buku kecil yang ia bawa.

"Pesanan sudah saya catat, tunggu 10 menit makanan akan segera di antar," ucap pelayan tersebut sambil pergi membawa buku kecil yang ia pegang.

Sambil menunggu makanan datang, Reyhan, Anna dan Zahra pun berbincang-bincang bersama.

"Anna, Zahra. Gimana jika weekend kita jalan-jalan?" tanya Reyhan.

"Aku sih mau, gimana dengan kamu Za?" tanya Anna.

"Aku izin dulu sama suamiku ya, kalau dia ngizinin aku mau." sahut Zahra. Tapi di dalam hati, Reyhan percaya Zahra pasti di izinin, secara suaminya sibuk di luar dengan wanita lain, mana peduli dia dengan Zahra, istrinya.

"Baiklah, jika suamimu ngizinin. Kamu bisa chat aku atau Anna, nanti aku jemput, kita berangkat bareng," jawab Reyhan.

"Mas Rey kenapa kamu baik banget sama aku dan Anna?" tanya Zahra penasaran.

"Ya karena kalian baik, adek kelasku, bawahanku. Lagiak juga kan sama siapa aja aku akrab, hanya saja aku emang lebih nyaman sama kalian. Maksudku untuk sekadar menemaniku ngobrol seperti ini. Lumayanlah untuk menghilangkan rasa penat, jika sama yang lain, aku kurang srek aja sih tapi bukan berarti gak suka ya," balas Reyhan.

"Oh, gitu toh." Zahra pun hanya menganggukkan kepalanya tanda ia percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Reyhan.

"Dia baik sama kamu karena dia suka sama kamu Za. Kamu beruntung di sukai laki-laki seperti Mas Reyhan, udah kaya, baik, ramah, tampan dan pintar. Dia itu laki-laki perfeck dambaan semua wanita termasuk aku. Andai Mas Reyhan tak menyukaimu, maka aku akan senang hati, membuat Mas Reyhan berpaling darimu dan memilih aku. Tapi aku gak bisa, entah kenapa aku merasa kalau kamu jauh lebih membutuhkan dia dari pada aku. Terlebih Mas Reyhan sangat menyukaimu bahkan saat kamu masih kuliah." Anna bicara dalam hati sambil sesekali melihat ke arah Zahra dan Reyhan secara bergantian.

Tak lama kemudian tiga pelayan pun datang dan membawa pesanan mereka, hari ini Reyhan lah yang mentraktir jadi Anna dan Zahra pun makan dengan lahap apalagi memang rasanya sangat enak dan bikin nagih.