Chereads / Istri Di Atas Kertas / Chapter 19 - Breakfast together

Chapter 19 - Breakfast together

Sesampai di depan kantor, Zahra langsung memarkirkan mobilnya. Lalu ia pun turun dari mobil dan membawa tiga bekal. Saat ia mau masuk, ternyata Anna sudah datang menunggunya dan ia sempat melihat Zahra yang keluar dari mobil.

"Za, kamu punya mobil baru?" tanya Anna yang mulai kepo.

"Iya, dari Mas Reyhan. Katanya sih aku dapat fasilitas kantor karena jadi asisten CEO," jawab Zahra tersenyum.

"Kamu polos banget sih Za. Sejak kapan asisten CEO dapat mobil mewah gini. Walaupun aku baru di sini, tapi sedikit banyak aku tau dari temen-temen, kalau asisten CEO dapat fasilitas mobil tapi gak semewah itu juga kali." Anna hanya bergumam dalam hati. Mana mungkin ia bicara blak-blakan kayak gitu.

"Wah, Alhamdulillah ya Za. Bisa nih aku nebeng nanti," balas Anna.

"Boleh dong, nanti kita pulang bareng ya. Eh tapi aku kan lembur, pulang jam 8 malam," ujar Zahra yang ingat dengan jadwal pulangnya.

"Oh ya ya. Atau besok kamu jemput aku di rumah, gimana?" tanya Anna.

"Boleh deh. Besok aku jemput ya. Oh ya ini ada bekal buat kamu." Zahra memberikan bekal yang ia bawa dari rumah.

"Wah ... makasih ya. Kebetulan banget tadi pagi cuma makan roti. Emang ya rezeki gak kemana." Anna pun menerima bekal itu dengan senang hati.

"Hehe iya. Aku ke ruanganku dulu ya,"

"Iya. Nanti siang kita makan bareng ya,"

"Siap."

Lalu Zahra pun pergi, ia naik ke lantai lima menggunakan lift khusus atasan. Ya karena dia merupakan asisten CEO, maka dia juga mendapatkan fasilitas lift yang hanya di pakai oleh orang-orang tertentu. Sedangkan untuk menuju lantai empat, tiga dan dua ada lift tersendiri.

Khusus yang berada di lantai lima di isi oleh bagian Direksi seperti CEO, Direktur utama, Direktur, Direktur pemasaran, Direktur teknologi, Direktur keuangan, Direktur Personalia dan bersama wakil-wakil mereka. Sedangkan di lantai empat, bagian Manajer, Manajer personalia, Manajer pemasaran, Manajer pabrik. Di lantai tiga, ada bagian ADM dan pergudangan dan ada juga bagian Divisi seperti Divisi produksi (pembuatan produk), Divisi pemasaran (promosi dan penjualan), Divisi personalia (ketenagakerjaan), Divisi pembelanjaan, dan Divisi umum. Sedangkan lantai dua ada ruang konferensi.

Ruang konferensi atau yang sering dikenal dengan ruang rapat perusahaan merupakan salah satu area yang khusus diselenggarakan untuk rapat perusahaan dan juga digunakan untuk berbagai acara presentasi kepada rekan bisnis, klien, maupun pada karyawan internal perusahaan.

Sedangkan di lantai dasar ada resepsionis, musholla, kantin dan ruang tunggu.

Tempat parkir sendiri ada di samping kantor yamg di bagi menjadi dua, yaitu parkir sepeda motor dan parkir mobil.

Zahra tersenyum kepada siapa saja yang tak sengaja bertatapan dengannya, bahkan sesekali Zahra menyapa mereka walaupun tak saling kenal. Untungnya di tempat ia bekerja, semuanya ramah-ramah, tak ada yang bully membully. Karena jika ada, maka saat itu juga akan langsung di pecat tanpa pesangon.

Zahra menuju ruangan Reyhan.

Tok ... tok ... tok ...

"Masuk."

Mendengar kata masuk, Zahra pun membuka pintunya.

"Eh, Zahra. Ada apa?" tanyanya. Siapa lagi kalau bukan Reyhan.

"Ini, aku bawain Mas Reyhan makanan," jawab Zahra sambil memberikan bekal makanan buat Reyhan.

"Ya ampun, makasih banget ya. Gak nyangka loh kamu beneran bawain aku bekal. Thanks banget,"

"Iya sama-sama. Iya udah aku ke ruanganku dulu ya."

"Gak mau makan bareng sama aku?" tanya Reyhan melihat Zahra yang masih memegang bekal.

"Aku makan di ruanganku aja," tolak Zahra.

"Makan di sini aja gak papa, aku ada piring kog. Lagian aku kurang selera jika makan sendirian. Mau ya?" pinta Reyhan memelas

"Baiklah."

Reyhan pun mengambil piring dan sendok, tak lupa ia mengambil dua botol air dari dalam kulkas. Sebagai CEO, di ruangan ini sangat lengkap. Selain ada ruang tamu, juga ada kamar pribadinya serta alat-alat untuk makan, kamar mandi dan juga kulkas untuk menaruh makanan, minuman dan juga buah-buahan. Karena jika sudah banyak pekerjaan, kadang ia sampai tak pulang ke rumah dan menginap di kantor. Untuk itu, ia membuat ruangannya sedemikian rupa yang membuat dirinya betah dan gak bosan berlama-lama di ruangannya karena selain nyaman, juga lengkap isinya.

Reyhan dan Zahra pun makan berdua di meja tempat Reyhan menerima tamu penting.

"Enak banget ya Za makanan kamu, bikin nagih," ujar Reyhan yang makan dengan begitu lahapnya. Untung tadi pagi ia cuma sarapan sedikit, karena takut Zahra akan membawa bekal makanan beneran untuknya dan ternyata benar saja, Zahra datang membawakan makanan untuknya bahkan sampai sarapan pagi bersama.

"Jika Mas suka, besok aku bawakan lagi," ucap Zahra yang seperti tak keberatan membawakan bekal untuk atasannya.

"Waduh, makasih ya. Kamu memang baik," puji Reyhan.

Zahra hanya menjawabnya dengan senyuman. Selesai makan, tak lupa Zahra mengambil botol dan meminum air tersebut hingga setengah. Lalu ia pun pamit pergi ke ruangannya karena ia tak bisa berlama-lama di ruangan Reyhan.

Setelah kepergian Zahra, Reyhan langsung menghabiskan air sisa Zahra tadi. Sedikitpun tak ada rasa jijik, bahkan ia bahagia bisa berbagi minuman dengan wanita yang ia cintai.

Selesai makan, Reyhan dengan senang hati merapikan mejanya agar tetap bersih dan tak berantakan. Lalu ia pun duduk santai, sambil menatap Zahra dari Hp nya seperti biasa. Baru sejam kemudian, ia mulai menghidupkan komputer nya dan melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

Zahra membacakan jadwal Reyhan. Ia juga mengatur jadwal Reyhan, jadi selama di kantor, jadwal Reyhan di atur langsung oleh Zahra termasuk meeting jam berapa dan dengan siapa saja. Tapi tentu sebelum ambil keputusan, Zahra juga akan menanyakan kepada Reyhan sebelum Zahra mencatatnya.

Karena sejam lagi ada meeting dengan PT Angkasa. Zahra pun pergi ke ruangan Reyhan untuk memberitahu agar Reyhan bersiap-siap. Dan ia akan mengingatkan lagi 15 menit sebelum meeting di mulai karena meeting kali ini di perusahaan ini, jadi Zahra dan Reyhan pun tak perlu terburu-buru.

Semua persiapan meeting juga di lakukan oleh Zahra, ia berusaha bersikap profesional sebisa mungkin karena ia tak mau jika sampai makan gaji buta atau mengecewakan Reyhan sebagai atasannya. Walaupun Reyhan teramat baik terhadapnya, tetap saja ia tak boleh menyepelekan kebaikannya. Ia tak mau jika sampai membuat Reyhan kecewa atas pekerjaannya yang amburadul.

Untungnya Zahra sangat gesit, jadi dari kemarin ia bisa menghandal semuanya tanpa keluhan. Sampai detik ini Zahra masih merasa nyaman dengan pekerjaan yang ia lakukan. Sebanyak apapun pekerjaannya, ia sangat menikmatinya karena jika tak di nikmati maka pekerjaan akan menjadi sebuah beban.

Sedangkan di tempat yang berbeda, Andre dan Alana masih dalam perjalanan ke Bali. Mereka bersenang-senang ria, menikmati perjalanan mereka dengan penuh suka cita. Tak ada yang membahas Zahra lagi, mereka benar-benar sangat menikmatinya, bahkan dunia seakan milik mereka berdua.

Andre bahkan jika sudah terlanjur senang bersama Alana, ia seakan melupakan istri pertamanya. Ia hanya sibuk memikirkan kebahagiaan Alana, istri keduanya tanpa memikirkan bahwa ada istri lain yang juga membutuhkan dirinya.

Untungnya walaupun kadang Zahra merasa sedih dengan pernikahan yang ia jalani, ia bisa mengatasi kesedihannya dengan menyibukkan dirinya seperti bekerja dan yang lainnya. Sehingga kadang ia pun juga sedikit demi sedikit melupakan rasa sakitnya dan tak terpuruk dengan kenyataan hidup yang ia jalani.