Bagaimana mungkin seorang pria yang punya tatapan begitu menusuk mengucapkan kata-kata yang sangat lugas?
Mata Li Beichen seperti sedang menjelajah dengan sangat serius, seolah mencoba membuktikan sesuatu.
Ye Qingge tersenyum mempesona. Dia berpikir Li Beichen akan marah jika dia memanggilnya paman beberapa kali sebelumnya ....
Kalau begitu, jika dia memanggilnya paman lagi, apakah pria ini akan menghilang?
Bisakah Ye Qingge meninggalkannya?
"Paman, apa yang kau katakan? Aku tidak dengar!"
Telapak tangan pria itu memanas saat memegang bagian belakang kepalanya.
Postur tubuh Ye Qingge terlihat canggung. Dia hanya bisa tersenyum untuk menutupi sikapnya yang mengesankan.
Namun, kali ini bukanlah yang diharapkan Ye Qingge. Li Beichen pergi atau dia yang pergi.
Apa yang ditinggalkannya adalah ciuman hukuman dari seorang pria. Kuat, dominan, dan galak ….
Tubuh Ye Qingge terhimpit di antara pintu dan dada Li Beichen.
Oksigen yang ada di dalam bibirnya seolah tersedot dan diserap oleh napas maskulin Li Beichen.
Ciuman pria itu tampak kian ganas dan lama .…
Napas Li Beichen seperti orang yang tenggelam, tanpa pengalaman, dan seperti sebelumnya, ia dipaksa untuk menanggungnya.
Ye Qingge menderita hiperoksia. Dia hanya bisa menggenggam baju Li Beichen secara naluriah.
Ini seperti orang yang tenggelam. Tanpa pengalaman dan hanya dipaksa menanggungnya.
Ciuman Li Beichen terasa seakan begitu lama .…
Li Beichen mengernyitkan alis. Dia sama sekali tidak merasa jijik dan tidak terganggu.
Ye Qingge memandang Li Beichen dengan tatapan mata menjauh, seperti air bercahaya yang penuh ilusi.
Tangan kecil Ye Qingge yang memegang erat baju Li Beichen seolah tak bisa ditarik. Semuanya masih terasa kabur.
Penampilan Ye Qingge begitu polos dan membingungkan, sekaligus bersih dan teliti, bersih seperti selembar kertas putih.
"Ternyata kau berbeda!"
Napas Li Beichen menjadi tidak stabil dan seolah dia mengirimkan pesan bahwa dia ingin lebih dari itu.
Suaranya mengungkapkan gairahnya yang membara. Jari-jari kasarnya menutup bibir merah cerah yang diciumnya.
"Direktur Li, apa kau tidak punya kekasih? Tidakkah kau terlalu keterlaluan melakukan hal ini terhadapku?"
Kata-kata yang diucapkan Ye Qingge menyadarkan Li Baichen dalam sekejap.
Li Beichen tadinya sedang berbicara dengan wanita di telepon. Dia berkata bahwa dia mencintai wanita itu.
Namun, pria itu justru menutup telepon dan mencium paksa Ye Qingge ….
"Kau cemburu?"
Jari-jari Li Beichen menjadi makin kuat. Kata-kata yang diucapkannya menjadi begitu dalam dan terdengar menyenangkan.
"Mana mungkin? Direktur Li, Anda terlalu banyak berpikir."
Ye Qingge merasa kesal karena dia tak bisa mendorong Li Beichen menjauh darinya.
"Aku tidak punya kekasih."
Anehnya, saat Li Beichen menjelaskan, senyum di sudut bibirnya muncul tanpa disadarinya.
Apakah Li Beichen punya kekasih atau tidak, ada hubungannya dengannya?
Selain itu, Ye Qingge bisa mendengar jelas apa yang dikatakan Li Beichen di telepon. Kata-kata patuh dan mencintaimu.
"Urusan Direktur Li sama sekali tak ada hubungannya denganku. Kau juga mengambil keuntungan darinya. Tolong Paman lepaskan aku, aku harus pulang untuk mengurus Nancheng."
Ye Qingge menyebutkan kata paman dengan serius, meskipun dia tidak memilih Nancheng.
"Kalau begitu, mari kita pulang bersama!"
Li Beichen meremas wajah kecil Ye Qingge.
Sepertinya, setelah memastikan bahwa Ye Qingge harus menjadi miliknya, dia tak perlu peduli apakah wanita ini harus memanggil paman atau tidak.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan secara perlahan. Li Beichen mengira dirinya akan lebih menikmati prosesnya.
Adapun Nancheng, dia juga tidak peduli!
Pulang bersama? Kata-kata ini sangat ambigu dan menghangatkan hati, tapi di manakah rumahnya?
Bagaimana mungkin Ye Qingge bisa kembali bersama Li Beichen? Ia masih ingat, saat pagi hari, Li Beichen menyuruhnya turun dari mobil.
Seorang pria yang tak pasti, mungkin saja bisa berubah kapan saja.
"Aku tak merasa setelah tak punya pekerjaan, aku akan pergi denganmu."
Besok Ye Qingge harus cari kerja. Detektif swasta akan mengeluarkan banyak biaya dan dia harus mendapatkan uang.
"Mulai besok, kau ikut denganku."