Ye Qingge baru saja mengatakan bahwa dia tidak akan menikah dengan siapa pun.
Namun, terkadang takdir sedang bercanda denganmu.
Saat Chu Yunyi muncul, hatinya bergetar tak keruan.
"Katakan sekali lagi."
Tatapan mata Li Beichen menjadi dingin.
Yunyi berbeda dengan Nancheng …
"Berapa kali pun aku mengatakannya, maka akan sama saja. Li Beichen, mungkinkah kau ingin menikah denganku?"
Lao Li masuk ke tempat ini sudah cukup lama. Apa yang akan dipikirkan Lao Li dan Li Nancheng?
Ye Qingge sama sekali tak ingin menimbulkan masalah.
Ye Qingge hanya ingin menunggu Li Beichen hingga pulih, lalu dia akan meninggalkan tempat ini.
Saat itu, dia tak peduli apakah dia punya cukup uang untuk menyewa rumah.
Li Beichen mendadak melepaskan Ye Qingge.
Menikahinya? Li Beichen sama sekali tak pernah memikirkan masalah ini sebelumnya.
Kesimpulan yang didapatnya hari ini adalah ia tidak membenci Ye Qingge yang ada di dekatnya.
Ia juga suka menyentuhnya, mendekat dan menciumnya, bahkan melangkah lebih jauh, dan itulah yang diharapkannya.
Adapun menikah atau tidak, ia sama sekali tak pernah memikirkannya.
Entah mengapa, saat ia melepaskan Ye Qingge.
Ye Qingge sebenarnya merasa agak sedih.
Li Beichen rupanya menginginkannya. Lihat saja!
Begitu berkata menikahinya, Li Beichen langsung melepaskannya.
Ye Qingge membungkuk dan terus mencuci sayuran, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Akan kupikirkan," jawab Li Beichen.
Li Beichen merasa frustrasi saat mengucapkan kata-kata ini. Dia membalikkan badan dan berjalan keluar dari dapur.
Cara kerja Ye Qingge sangat bagus, gerakannya juga sangat cepat dan lancar.
Tak lama kemudian, enam macam hidangan dan satu sup telah siap dihidangkan dan semuanya adalah makanan rumahan.
Rasanya ringan, tapi enak.
Ye Qingge memutuskan untuk melupakan drama yang terjadi di dapur.
Namun, Ye Qingge tak bisa melupakan kata-kata Li Beichen, "Akan kupikirkan."
"Pak Tua, istriku yang memasak semua masakan ini, kan?"
Li Nancheng bertanya sambil memasang senyum di wajahnya.
Li Nancheng duduk di satu sisi karena lengannya digips.
Li Lao memimpin acara makan bersama itu, sedangkan Ye Qingge duduk di samping Li Beichen.
"Rasanya enak," Li Ximing melirik kepada Ye Qingge dan memperlihatkan betapa dia menyukai masakan gadis itu.
Sebelumnya, ada orang yang memberitahunya bahwa akan terjadi bencana besar pada keluarga Li.
Dia pernah bertanya bagaimana memecahkan masalah ini. Orang tersebut hanya berkata, "Hanya seorang istri phoenix yang bisa bertahan hidup!"
Pada pandangan pertama, Li Ximing bisa melihat bahwa Ye Qingge adalah istri phoenix yang dimaksud orang itu.
"Paman, bukankah masakan yang dibuat istriku enak?"
Saat pria tua itu mengatakan enak, Li Nancheng merasa tersanjung dan segera bertanya lagi kepada Li Beichen.
Ye Qingge makan untuk dirinya sendiri. Tentu saja secara otomatis dia mengabaikan kata 'istri' yang dikatakan Li Nancheng.
"Tidak enak," sahut Li Beichen tegas.
Ye Qingge menoleh dan memandang Li Beichen. Tidak enak?
Apakah dia terlalu percaya diri dengan keterampilan memasaknya?
Ye Qingge berpikir, jika dia punya uang, dia akan membuka restorannya sendiri.
Li Beichen makan dengan sangat elegan. Sumpit yang ada di jari-jarinya yang ramping sepertinya sudah menjadi karya seni.
Li Beichen memandang ke arah Ye Qingge dan bertanya, "Kenapa? Kau punya pendapat?"
"Mana mungkin aku berani? Paman, jika kau merasa tidak enak, jangan makan lagi. Jangan memaksakan diri!"
Kata-kata Ye Qingge terdengar keren dan ironis.
Jika tidak suka, maka jangan dimakan. Tidak ada yang memintamu memakannya, kan?
Wajah tegas Li Beichen menghilang. Apa dirinya pernah mengatakan bahwa makanan ini tidak enak?
"Ya, Paman. Istriku memang sangat pemarah. Bicaranya tidak pakai otak. Jangan hiraukan, Paman."
Li Nancheng tertawa terbahak-bahak. Dia masih belum tahu temperamen pamannya.
Sifat pamannya itu begitu menakutkan seperti api yang meledak.
Selain itu, bahkan dia dan Yunyi tak berani membuat masalah dengan pamannya.
Li Ximing menikmati makanannya sambil tersenyum. Betapa puasnya dia saat melihat Ye Qingge. Dia berharap Ye Qingge bisa menikah dengan putra keluarga Li dan menjadi bagian anggota keluarga Li.
Ye Qingge sama sekali tidak menatap Li Beichen. Dia makan untuk dirinya sendiri.
Mendadak terdengar suara keras. Li Beichen meletakkan sumpit di tangannya di atas meja makan dan beranjak pergi.