Chereads / Calon Menantu Kesayangan / Chapter 28 - Li Beichen Punya Anak

Chapter 28 - Li Beichen Punya Anak

Ye Qingge sama sekali tak menduga Li Beichen meletakkan sumpitnya dan pergi begitu saja.

Ye Qingge masih memegang mangkuk dan berdiri di tempatnya. Dia tak mengerti mengapa pria ini suka marah seperti anak kecil.

"Matilah kau, kau sudah membuat pamanku tersinggung," kata Li Nancheng dengan suara dingin.

Sepertinya istri yang pemarah ini akan diberi pelajaran sebentar lagi.

"Makan! Makan! Jangan pedulikan dia, temperamennya memang buruk!" Li Ximing membuka suara.

Ye Qingge mengedipkan matanya saat melihat mangkuk nasi Li Beichen yang hampir tak disentuhnya.

Lalu dia melanjutkan makannya sendiri.

Setelah makan dan membereskan dapur, Li Nancheng memanggil Ye Qingge ke kamarnya.

Li Nancheng berbaring di atas tempat tidur seperti seorang kakek tua renta.

Ye Qingge mengupas apel untuknya.

"Sudah kukatakan padamu, temperamen pamanku sungguh buruk. Berikutnya, jangan pernah lagi menyinggungnya."

Suatu saat nanti, jika Li Nancheng menikah dengan Ye Qingge, wanita itu pasti sakit kepala setengah mati dalam waktu tiga hari.

"Selain itu, pamanku membenci wanita yang mendekatinya."

"Kelak, aku akan menyuruh supir menjemputmu, jadi kau tidak perlu lagi pulang dengan menumpang mobilnya. Kau juga harus duduk di sampingku saat makan."

Saat makan, Kakek menyuruh Ye Qingge duduk di samping pamannya dan Li Nancheng merasa sangat tidak nyaman.

Ye Qingge diam saja. Dia mengupas sebuah apel dan meletakkannya ke atas piring buah.

Ia tak pernah mendekati Li Beichen secara aktif. 

"Pokoknya, jika kelak kau menikah denganku, kau juga akan tahu. Aku akan memberitahumu sebelumnya.

Pamanku punya anak, namanya Mumu. Beberapa hari ini dia sudah menjalani pelatihan khusus dengan teman pamanku.

Beberapa hari lalu dia pulang. Kalau kau melihatnya, cepatlah mengambil jalan memutar, kau tahu? Jangan sampai menyinggungnya."

Saat membicarakan Xiao Mumu, Li Nancheng bergidik.

Setan kecil itu adalah pencipta sandiwara tragedi di keluarga ini.

Mendengar kata-kata Li Nancheng, pisau Ye Qingge yang digunakannya untuk memotong apel tertancap. Li Beichen punya anak?

Lalu, mengapa Li Beichen mengatakan akan memikirkan tentang apakah dia ingin menikah dengannya atau tidak?

"Bukankah pamanmu belum menikah?

Entah bagaimana Ye Qingge mendadak menanyakan ini. Dia bersumpah bahwa dia tidak ingin peduli dengan semua hal yang berhubungan dengan Li Beichen.

"Dia belum menikah! Hanya saja, pamanku pulang dengan seorang anak beberapa tahun lalu."

"Oh, aku belum mengatakan padamu, kan? Aku dan Yunyu selalu menebak bahwa pamanku adalah seorang homoseksual."

"Dia tak mengizinkan wanita mana pun mendekatinya, tapi dia tak pernah menolak pria."

Ye Qingge bertanya apakah pamannya sudah menikah. Hal ini membuat Li Nancheng merasa berbahaya.

Wanita ini menyukai pamannya, jadi sejak awal dia lebih baik menginterupsinya.

"Pamanmu seorang homoseksual?"

Ye Qingge terkejut mendengar kata-kata Li Nancheng. Li Beichen seorang homoseksual?

"Ya, sepertinya dia sudah tidur. Sebenarnya, pria itu dan Paman adalah teman baik, tapi pria itu berkulit hitam. Sejak kejadian itu, kakekku sepanjang malam selalu merasa makin tua."

Entah apa yang terjadi, Ye Qingge merasa seperti ada sesuatu yang mengaduk perutnya.

Li Beichen adalah seorang homoseksual, tapi pria itu justru menciumnya ….

Dan juga merabanya ….

Ye Qingge menutup bibirnya dan secepat kilat berlari ke kamar mandi. Dia muntah-muntah di dalam sana.

Pantas saja Li Beichen berkata padanya bahwa dia tidak suka wanita yang mendekatinya. Setelah menciumnya, pria itu malah berkata bahwa dia berbeda ….

Apakah Li Beichen sedang menjadikannya kelinci percobaan? Karena Li Beichen tidak merasa jijik atau tidak suka saat berdekatan dengannya, maka pria itu memperlakukannya seperti itu?

"Ye Qingge, kau kenapa?"

Li Nancheng berjalan ke kamar mandi sambil terhuyung-huyung dan bertanya dengan penuh semangat. Dia menatap Ye Qingge yang tersedak di wastafel.

"Kau tidak sakit hati saat mendengar pamanku seorang homoseksual, kan?"

"Apakah pamanmu benar-benar seorang homoseksual?"

Ye Qingge bertanya dengan wajah pucat karena muntah.

Li Nancheng memandang Ye Qingge. Dia bingung bagaimana menjawabnya, karena ini hanya tebakannya saja. Namun, Ye Qingge sangat menaruh perhatian pada semua hal yang berhubungan dengan pamannya. Dia merasa ada tanda bahaya dan tak bisa menahan dirinya untuk mengangguk.

Aduh! Paman, maafkan aku!