Chereads / Jiwa Tiruan / Chapter 9 - Senjata Legenda : Katana Kilat

Chapter 9 - Senjata Legenda : Katana Kilat

Darah yang membeku, jeritan dan rintihan kesakitan yang menggema di Distrik Shibuya, bahkan para tentara yang kini sudah menjadi patung es tak bernyawa berada di mana mana.

Semakin banyak jeritan yang dikeluarkan orang orang tak berdosa itu, maka semakin keras pula suara tawa dari Aira. Darah mengalir dimana mana, Awal tahun 2089 yang seharusnya menjadi awal yang menyenangkan, sekarang malah berubah menjadi tragedi mengerikan yang takkan dilupakan warga Shibuya. Meski mencoba melawan, mereka malah berakhir membeku, menjadi kepingan es dan tentu saja mati ditempat. Anak anak yang tak berdosa pun menjadi korban kebengisan anggota Anti AI Organization. Bilangnya Anti AI, tapi kenyataannya dia malah menghabisi puluhan jiwa tak bersalah.

"Kepada anggota pasukan militer khusus, segera berkumpul di koordinat yang saya berikan, keadaan darurat, senjata Biologis membuat keonaran di sekitar Distrik Shibuya, Lindungi AI Spesial Haruka. Dia adalah target yang diincar lawan, sekali lagi, Lindungi AI Spesial Haruka, dia adalah target yang diincar lawan, terimakasih." Dari masing masing ponsel pintar milik semua anggota pasukan khusus termasuk Akiyama dan Haru, notifikasi dari AI yang bertugas menjadi informan itu kini berbunyi. "Ternyata benar dugaanku." Kesal Akiyama, dia berdiri dari sofa nya, melihat Haru yang sebelumnya memasak, kini ia tengah berjalan dengan wajah khawatir serta takut bercampur, "Master.."

"Tenanglah, Haru, aku tak pernah mengingkari sumpahku, selama aku hidup, aku akan selalu menjagamu." Akiyama mengecup pelan kening Haru sebelum ia pergi ke ruangan tempatnya menyimpan persenjataan, tepatnya di Ruang bawah tanah. Akiyama mengambil Sniper berjenis Sako TRG 42. Selain itu, ia juga mengambil senjata cadangan berupa pistol berjenis Glock 19 yang mana kedua senjata ini diproduksi sudah sangat lama, bahkan senjata Glock 19 ini diproduksi pada tahun 19-an. "Haru, kau juga ambil senjata, lindungi dirimu."

Meski Akiyama akan melindungi Haru, bukan berarti dia akan selalu fokus, siapa tau kalau lawan memiliki pasukan yang sudah disiapkan untuk menangkan Haru dan membuat Akiyama kehilangan fokusnya sehingga disaat itulah dia harus melindungi dirinya sendiri.

***

"Cih, merepotkan sekali.. Evakuasinya sudah selesai, kita bisa menyerangnya sekarang!" Kapten membidiknya dengan menggunakan senjata legendaris yang diberi nama Flame of Dragon Breath itu. Sesuai nama nya, senjata itu melontarkan api yang bisa melelehkan es, namun dia terlalu naif karena Aira adalah monster yang memiliki pikiran layaknya manusia normal. Untuk melindungi dirinya dari api yang melesat ke arahnya, dia segera membuat benteng dari es yang sangat padat dan tebal sehingga api itu tak berguna lagi. "saatnya untuk mengakhirimu, manusia."

"Meski kau membunuh serta menghancurkan kami, kau takkan bisa menghadapi manusia, Monster!"

"Sudah bicaranya?" Wajahnya terlihat kesal karena ucapan dari kapten, dia mengangkat tangannya setinggi dada nya dan menjentikan jari nya yang mungil itu.

Beralih pada Akiyama yang kini sedang berlari menuju Aoyama Gakuin yang mana tempat itu kini menjadi lokasi dari Aira dan pasukan Perlindungan AI bertempur. Menurut Akiyama, jika ia malah lari dan bersembunyi, maka cepat atau lambat mereka akan ditemukan oleh Aira. Sehingga satu satunya cara untuk melindungi Haru dari Aira adalah dengan membunuhnya. Meski sebenarnya ia belum pernah menghadapi Senjata biologis seperti Aira dan kemungkinan untuknya selamat sangat kecil, namun ia tau kalau dirinya akan bisa mengatasi ini semua dan melindungi sosok yang sudah seharusnya dilindungi olehnya.

Ia juga membawa Haru menuju medan pertempuran yang seharusnya ia tidak membawanya karena itu sama saja dengan menjadikan Haru sebagai tumbal. Namun lagi-lagi Akiyama berpikir kalau ini adalah jalan terbaik, selain itu ia sudah menghubungi anggota terbaik dari Pasukan pelindung AI yang mana dia adalah pengguna senjata legendaris jarak dekat. Yup, dia adalah Akira Tanaka, memiliki hubungan dengan AKiyama yang mana Akira adalah Bibi dari Akiyama karena dia adalah putri dari adik perempuan ayah Akiyama. Akira adalah pengguna Katana petir yang biasa dipanggil Inazuma no On'nanoko atau gadis petir.

Singkat cerita mereka sudah sampai di tempat tujuan, tepatnya di Aoyama Gakuin. Mereka berdua benar benar syok melihat pemandangan yang tak biasa ini, Kapten serta pasukannya sudah berubah menjadi patung es yang benar benar sudah tak bergerak. Selain itu, mereka juga melihat sosok gadis bersurai pirang yang tengah berdiri diatas pilar es yang sepertinya itu adalah Aira. "Apa yang telah kamu lakukan, Monster..?" Akiyama berbicara dengan nada dingin, melihat teman temannya yang mati, mengingat kenangan kenangan ketika mereka makan bersama ketika beristirahat atau ketika mereka menjalankan misi, tepatnya ketika mereka tengah mengobrol dalam mobil pasukan khusus.

"Jadi, kamu adalah Haru dan kamu adalah tuannya ya?" Akiya berjalan dengan tenang dari atas pilar yang tinggi itu, ketika ia menginjakkan kaki nya diatas udara yang hampa itu, terciptalah anak tangga sehingga dia bisa berjalan menuju permukaan tanah yang sudah diselimuti oleh salju. Ia berjalan mendekati Akiyama dan hendak menyentuh pipi nya yang masih terpaku itu.

Namun

SRING!

"Jika kau mati konyol seperti mereka, aku akan mencekikmu lho, Akiyama."

"Bibi?"

"Kamu sudah memanggilku, kamu memanggil orang yang tepat, nah, mari kita selesaikan ini."

Tangan Aira terputus karena katana yang digunakan oleh Akira menebasnya, namun ekspresi wajahnya tak menunjukkan rasa sakit sedikitpun, regenerasinya benar benar cepat sehingga ketika ia menyambungkan kembali tangannya itu, tanggannya kembali sembuh. "Benar benar monster." Akira menghunuskan pedangnya tanpa babibu, namun ketika itu Aira juga menangkis serangannya dengan menggunakan pedang yang terbuat dari es nya. "Jarak dekat ya, baiklah,aku akan bermain adil, kau, akan mati dengan pedang es ini." Aira tersenyum mengerikan sebelum akhirnya ia mencoba menebas Akira dengan pedangnya meski Akira dengan mudahnya dapat menangkis dan membalikan serangan itu.

Pertarungan sengit terjadi, Akiyama mencoba membidik Aira, namun ternyata ini sangat sulit karena Aira dan Akira harus bertarung dengan kecepatan tinggi mengingat Akira yang sangat serius bertarung dan mengerahkan seluruh kemampuan petirnya sehingga kecepatannya sangat cepat.

Bahkan karena terpojok, Aira menghapus senyuman jahatnya dan menggantinya dengan ekspresi kesalnya. "Aku tak mengerti mengapa mereka bisa mati karena makhluk lemah sepertimu." ledek Akira, "Kau akan menyesal mengatakannya." Aira kini mulai serius dalam bertarung dan melompat ke udara, tangan nya kembali diangkat dengan suara jentikan jari, namun Akira mengetahui serangan itu dapat membunuhnya karena itu ia menghindar. Dan benar saja, hujan es berjatuhan, sepertinya ini adalah serangan yang membunuh kapten mereka, Akiyama juga, dia merasakan bahaya yang tinggi sehingga ia berlari, tak lupa dengan menarik tangan Haru.

'Bibi sedang mengalihkan perhatian orang itu, ini kesempatanku.' Batinnya.

Dia membidik Aira dengan senapannya. Aira yang masih tak menyadari itu malah berfokus pada Akira yang sudah membuatnya kesal.

"Target terkunci."

DAR!

BERSAMBUNG