Chereads / Jiwa Tiruan / Chapter 8 - Aira

Chapter 8 - Aira

"Negara luar ya, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki ku di luar negri, apakah negri ini ada banyak manusia yang bisa kulindungi.. atau mereka semua lawanku? Entahlah.. tapi, ini akan menyenangkan." Aira berjalan menginjak salju yang berada di jalanan kota ini. Senyuman lembutnya tidak menujukan niat jahat sedikitpun. Dia sudah sangat berusaha menahan hasrat menghancurkannya demi 'Penyelamatan' yang mereka inginkan.

Aira Point of View

Menurutku, sebenarnya ini adalah sebuah kesalahan. Menginginkan dunia ini hancur dengan beralasan penyelamatan. Jujur saja, aku tak ingin dunia yang indah ini hancur karena alasan yang tak bisa masuk diakal bahkan bagi seorang manusia buatan seperti diriku ini. Alasan itu benar benar menjengkelkan, aku ingin menghancurkan organisasi ini.

Namun, Diriku yang lain selalu saja mengambil alih tubuhku sehingga aku tak bisa berbuat semauku. Aku memiliki 2 kesadaran dalam diriku, Aku yang lain memiliki sikap yang jauh berbeda dari diriku yang asli sehingga aku benar benar membencinya. Bahkan selama 16 tahun aku hidup, aku hanya beberapa kali saja diperbolehkan untuk mengendalikan tubuh ini. Bahkan sampai saat ini pun, aku hanyalah sebuah kesadaran, seolah olah aku adalah Aira buatan serta dia adalah Aira yang terlahir dari seorang ibu. Meski aku dibilang manusia buatan, namun sebenarnya aku adalah manusia yang dilahirkan secara normal, akan tetapi di usia ku yang ke 2 tahun, aku dijadikan subjek eksperimental oleh Organisasi ini sehingga terlahirlah Aira Glacies yang memiliki keinginan untuk menjadikan dunia ini sebagai mainannya.

Jujur saja, aku ingin Negara jepang ini menjadi kuburan bagi diriku, baik aku, atau Aira Glacies, hidup dalam penderitaan seperti ini, aku benar benar sudah muak dengan semua ini. Meski berapa kali pun aku mencoba, tetap saja aku tak bisa menghentikan kegilaan diriku yang lain sehingga dia selalu membunuh dan membunuh.

'Jiwa nya sudah kuselamatkan dari dunia fana ini, dia akan pergi menuju surga keabadian.' Itulah yang ia katakan ketika ia membunuh seseorang dengan es yang bisa ia ciptakan dari kehampaan. 'Penyelamatan.' Apanya yang penyelamatan? Mereka hanya ingin dunia ini hancur sehingga mereka bisa masuk ke neraka sambil tertawa. AI yang akan dihadapi oleh diriku yang lain memiliki kepintaran, pikiran bahkan kesadaran, dia memiliki Jiwa Buatan yang mana itu tak ada bedanya dengan Glacies atau senjata biologis yang lainnya bukan?

Normal Point of View

Tanggal 1 Januari 2089, Distrik Shibuya.

Tepatnya di Rumah Akiyama yang selalu hangat dengan canda tawa dari Haru dan Akiyama. Saat ini, AI bernama Haruka itu sudah mulai terbiasa dengan hawa dingin yang bisa merusak sistem yang ada pada dirinya itu. Dia pernah protes pada Akiyama karena ia mendengar kabar kalau AI tak bisa merasakan dingin karena tubuh mereka yang tidak sempurna, namun kenyataannya Haru malah kedinginan sampai tak bisa bekerja seperti seharusnya.

Namun dengan lembut Akiyama menjawab pertanyaan dari Haru, kalau dia adalah AI yang paling sempurna, bukan hanya rasa dingin, namun ia juga bisa merasakan cinta kepada pria. Oleh karena itulah Haru akan merasa berdebar ketika ia berada di dekat nya. Sejak saat itulah Haru mengerti, mengerti apa yang dimaksud dengan cinta, Cinta yang selalu saja dibahas dimana mana, baik di Internet ataupun di dunia nyata, kebanyakan mereka selalu membahas Cinta yang tak dipahami oleh Haru.

Dan akhirnya ia paham, mengapa jika ia hendak tidur di kamar yang hangat itu selalu berdebar, itu karena, "Itu karena Haru mencintai Master, Haru kini paham apa itu cinta, namun Haru tak bisa dan tak tau cara mengungkapkannya." Itulah yang ia katakan saat ini, ketika ia tengah membuatkan Akiyama secangkir kopi yang menjadi minuman favoritnya. Berjalan perlahan, mendekati majikannya yang sedang memainkan ponsel pintar yang sudah sangat canggih dari Zaman ke Zaman.

Haru sangat tidak percaya tentang apa yang terjadi di puluhan tahun yang lalu, namun ia menemukan catatan dari kakek Akiyama sehingga ia mulai percaya, Wabah yang melanda dunia, yang mana wabah itu membuat seluruh dunia menderita ekonomi dan menderita karena virus yang menyerang dunia. Bukan Virus Zombie yang selalu hadir dalam Game, melainkan Virus bernama Covid-19, bermula dari orang orang yang mengkonsumsi binatang tak lazim, tepatnya di kota Wuhan, China.

Namun beruntungnya kini Virus itu berhasil dijinakan meski banyak, ribuan sampai jutaan korban jiwa yang menjadi korban dari Virus itu.

Haru benar benar tak menyangka kalau Virus mematikan seperti itu pernah ada di muka bumi ini.

Ia meletakkan gelas berisi kopi itu di meja, tepatnya di depan Akiyama yang sedang membaca berita dengan sangat serius. "Master, Kopinya sudah siap, silakan." Ujarnya dengan lembut seraya duduk disamping Akiyama yang masih saja Fokus membaca artikel itu.

"Master..?" Merasa terabaikan, kini ia mencoba menyapa Akiyama, namun tetap saja, Akiyama masih tetap fokus pada artikel yang ia baca dari tadi. Terlanjur pernasaran, akhirnya ia melihat apa yang sebenarnya tuannya sedang baca itu. 'Penyerangan manusia biologis?' Batinnya. "Oh, Haru, maaf aku mengabaikanmu." Dia menutup ponselnya dan memeluk pinggang ramping Haru dengan lembut.

"Master, mengapa senjata Biologis itu menyerang orang?" Tanya Haru yang malah kepikiran. "Sepertinya tujuan dari manusia biologis itu membuat keonaran untuk memancing para AI, sehingga dia akan lebih mudah untuk melenyapkan para AI itu." Akiyama berasumsi.

"Atau mungkin, tujuannya adalah dirimu, Haru." Akiyama mengeratkan pelukannya dan membenamkan kepalanya pada kepala Haru, yang mana saat ini Haru sedang duduk di pangkuannya. "Menjadi AI yang spesial benar benar merepotkan, Haru selalu saja bersembunyi." Ujarnya sambil bersandar pada dada bidang Akiyama, "Tenang saja, selama aku di sini, selama aku masih menghembuskan nafasku, selama kepala ku masih berada di atas leherku, aku akan selalu berjuang untuk melindungimu, Haruka."

Mendengar pengakuan dari Akiyama, Haru benar benar senang.

"Untuk saat ini, kita akan tunggu pemberitahuan dari kapten, semoga saja Senjata jadi jadian itu tidak mengganggu liburan awal tahunku bersama mu."

"Jika tidak terjadi sesuatu yang berbahaya, maka master, maukah master pergi ke kuil bersama Haru?" Kunjungan pertama di awal tahun tentunya. Meski Haru adalah AI, namun dia benar benar taat pada sosok yang ia yakini sebagai pencipta dari alam ini. "Ya, tentu saja."

Mereka berdua tersenyum, ketika itu rasa canggung malah menghantui mereka berdua sampai pada akhirnya Haru memutuskan untuk memasak untuk makan siang mereka.

***

Beralih pada Aira Glaciel yang tengah melancarkan aksi nya, dia benar benar tak bisa menahan hasrat membunuh yang beberapa hari ini ia pendam. Berbeda dengan Aira yang berada di alam bawah sadar itu, dia menangis keras karena melihat pembantaian pada orang-orang tak bersalah dengan menggunakan tubuhnya. "HAHAHA!!"

Crash!

Darah yang membeku, jeritan dan rintihan kesakitan yang menggema di Distrik Shibuya, bahkan para tentara yang kini sudah menjadi patung es tak bernyawa berada di mana mana.

BERSAMBUNG