"Jika perpisahan memang lah takdir semesta berarti pertemuan kembali pun akan menjadi rancangannya juga. Tak apa meskipun kita nanti tak sesuai dengan apa yang di impikan oleh hati masing-masing. Karena yang terbaik sudah menjadi bagian ketetapan rencana nya." Balas Hafsah, matanya menyipit selaras dengan senyum yang mengembang indah di wajah nya.
"Wah kau pintar bersyair sekarang!" Celetuk ricard seraya mengusap halus pucuk kepala wanita disampingnya.
"Jika dengan mu aku selalu menjadi pelengkap cahaya, maka tanpamu aku akan menjadi satu satunya penerang kegelapan." Ujar Hafsah.
Keduanya saling menatap sebelum akhirnya kembali tertawa.
Senja yang indah sudah sepenuh nya tenggelam dalam gelap, Ricard menggandeng tangan Hafsah kemudian keduanya melangkah untuk pulang bersama.
Ricard ia adalah putra satu satunya dari seorang petani. Ekonomi keluarga nya yang rendah membuat Ricard selalu berusaha untuk mendapatkan nilai sempurna di sekolah untuk pergi pada supir taksi itu.