"Jangan bekerja terlalu keras, kau harus mementingkan kesehatanmu dulu sebelum kerajaan. Saat tiba disana, aku akan segera meminta ayah untuk mengirim orang utk membantumu." Ucap pangeran Loius sembari membelai singkat kepala Glacia.
Gadis itu menunduk. "Jangan khawatir pangeran, aku mengerti. Dan terima kasih banyak atas bantuannya, Nocturnus akan berhutang budi padamu."
Pangeran Loius hanya mengangguk dengan senyum simpul diwajahnya. "Sampai nanti, aku akan menulis surat untukmu."
"Dan aku akan menunggu surat itu, pangeran. Hati-hati di jalan." Jawab Glacia terkekeh kecil.
Melihat tawa kecil dari putri cantik itu membuat wajah pangeran Loius memerah, ia meneguk salivanya dan langsung berbalik utk menaiki kudanya.
Glacia melambaikan tangan saat pangeran itu menoleh ke belakang utk melihat calon istrinya sekali lagi. Saat rombongan kereta kuda dari kerajaan Raja Cloude mulai jauh dan tak terlihat, Glacia membuang senyum diwajahnya.
"Aku harap ini cepat berakhir." Gumam gadis itu. Glacia memang sudah berniat utk menunda-nunda acara pernikahannya dgn pangeran Loius, sampai Nocturnus benar-benar pulih dan bangkit kembali, dia akan memutuskan hubungan diantara kedua belah pihak dan merencanakan sesuatu yg lain.
Sebenarnya ini bukan rencana awal, entah mengapa dia sulit tidur dan gelisah semenjak Riven mengungkap semua kebenaran tentang dirinya, ditambah lagi hatinya yg selalu berdegup kencang saat pria itu muncul di hadapannya. Glacia memutuskan utk mendengarkan ucapan Riven dan menyelidiki latar belakang asli dari pangeran Loius, memutuskan utk tidak menikahinya. Riven sendiri belum tau rencana putri tersebut, yg dia tau, putri Glacia akan segera menikah dengan pangeran Loius dan memoroti harta dan tahta kerajaan mereka.
"Tuan putri, ini daftar kegiatan yg harus anda lakukan besok." Ucap Liliana sembari menyerahkan sebuah gulungan kertas.
Glacia mengambil gulungan itu dan membaca semua daftarnya, kertas yg sepanjang lutut itu membuat Glacia menghela nafas panjang. "Apa kau yakin ini semua kegiatan yg penting?" Ucapnya dengan nada malas.
Liliana mengangguk. "Tentu, semua ini hal-hal penting yg harus anda lakukan, jika putri ingin urusannya cepat selesai."
"Tapi kenapa aku harus mengecek gudang kerajaan setiap hari dan mencap kertas-kertas kesepakatan dari negeri lain sementara kau bisa menggantikanku. Menurutku ada beberapa hal yg tidak perlu-"
"Itu tidak benar, putri. Hal ini harus anda yg melakukannya, ini dokumen kerajaan dan sifatnya rahasia. Meski aku kepala pelayan dan asiten pribadimu, kau tidak boleh mempercayaiku ataupun orang lain." Potong Liliana.
"Lalu bagaimana dgn gudang kerajaan? Aku tidak perlu mengeceknya setiap hari."
"Itu perlu, setidaknya selama seminggu. Kau harus tau berapa jumlah pangan dan simpanan yg kita punya, serta keluar masuknya bahan-bahan makanan dan bahan pembuatan pakaian. Karna ahli hitung dan beberapa pengurus gudang berhenti, maka kau sendiri yg harus mencatat semuanya, sampai kita bisa merekrut pegawai baru."
"Kau bercanda? Apa gunanya semua pelayan yg ada di istana ini dan kau jika semuanya masih harus aku yg melakukannya?!" Bentak Glacia.
Liliana berdecih dalam diam dan membungkukkan badan. "Maaf tuan putri, saya juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun dan memperbaiki semua keadaan istana, anda hanya tinggal melakukan sisanya. Ini tidak seberapa dengan-"
"Tidak seberapa katamu? Menurutku ini tugas berat, aku sudah melakukan semua hal yg ada di daftar ini selama 3 hari berturut-turut. Sepertinya kau ingin membuatku mati kelelahan yah? Apa itu benar, Liliana?!" Glacia membuang kertas itu ke lantai karna kesal.
Liliana masih menatap putri itu dengan santai lalu membungkuk lagi. "Jika tuan putri beranggapan begitu, maka saya akan mengundurkan diri dan pergi dari istana ini bersama Elina."
Mata Glacia terbelalak. "Apa katamu?!"
"Jika tuan putri tidak percaya dengan saya yg sudah melayani putri selama bertahun-tahun ini, maka apa gunanya saya disini?" Jawab Liliana.
Wajah Glacia perlahan menjadi tenang, ia mendengus dan menatap Liliana. Disituasi seperti ini, Liliana tau bahwa putri itu tidak akan berani mengambil resiko dengan memecat pelayan pribadinya, dia juga tau bahwa Liliana sangat berpengaruh dalam semua urusan kerajaan. Putri tersebut memungut kertas itu lagi dengan mulut yg dipoutkan.
"Siapa bilang aku tidak mempercayaimu? A-aku.. aku hanya kesal karna kelelahan. Aku.. aku akan lakukan semua kegiatan yg ada di daftar ini besok." Ucapnya dan meletakan gulungan kertas itu diatas meja.
Liliana masih menatap Glacia tanpa ekspresi.
"Sudahlah, lu-lupakan soal ucapanku tadi. Jika kau pergi siapa yg akan membantuku? A-aku tidak mau mengurus semuanya sendirian." Sambung Glacia, nadanya mulai menunjukkan sedikit ke-khawatiran.
Liliana tersenyum simpul. "Baiklah. Terima kasih banyak karna tetap mempercayaiku, putri. Saya akan menyiapkan bak mandi kesukaan anda dan membiarkan anda untuk beristirahat malam ini."
Glacia mengangguk dan sesekali menunduk karna merasa tidak enak.
Liliana pamit keluar dari kamarnya. Tepat setelah menutup pintu, Liliana menyunggingkan senyuman licik. "Tch. Dasar putri egois. Semoga kekuasaanmu segera berakhir." Umpatnya dan segera pergi utk melakukan tugasnya.
***
"Ada apa Yg Mulia? Kenapa Nicholas ada disini dan kenapa ada banyak orang diluar istana?" Ucap kakeknya Nicholas yg baru saja sampai di aula.
Raja Neptune pemimpin naga laut itu maju dan menarik Nicholas ke hadapannya. "Penyihir Adam yg terhormat, cucumu ini dituduh seseorang telah bersekongkol dengan orang dari kerajaan Nocturnus, bukan itu saja... Ada banyak bukti yg menguatkan tuduhannya. Salah satunya adalah ramuan berwarna ungu yg kau buat sendiri." Jelas Raja.
Kakeknya tersebut melotot ke arah Nicholas, sedangkan anak itu menggeleng berharap kakeknya tidak mengatakan apapun.
"Ramuan Humespera maksudmu, Yg Mulia?" Ucap Kakek bernama Adam tersebut.
"Benar, salah satu ramuanmu yg terkenal itu. Apa kau tau bahwa ramuanmu bisa mengubah manusia menjadi naga laut selama beberapa jam?" Ucap Raja tegas.
Kakek Adam melirik Nicholas dan mengangguk. "Saya mengetahuinya baru-baru ini, Yg Mulia. Saya mencatatnya di daftar obat dan menuliskan tanggal disebelahnya, kalau anda tidak percaya, saya bisa-"
Raja mengangkat tangannya, menyuruh kakek yg masih memiliki tubuh atletis itu utk berhenti bicara.
"Yg ingin aku tanyakan adalah.. apa kau tau kalau cucumu mencurinya dan membawa seorang gadis dari Nocturnus ke bawah laut?"
"Yg Mulia... aku-"
"Iya atau tidak?!" Bentak Raja.
Kakek itu diam, mulutnya ragu utk mengatakan yg sebenarnya saat melihat mata memelas dari cucunya yg mengisyaratkan dirinya utk bungkam.
"Penyihir Adam, aku sangat menghormatimu. Jangan buat aku melakukan hal rendahan dengan utk memaksamu bicara jujur." Ucap Raja Neptune sekali lagi.
Kakek tersebut menghela nafas. "Ya, tepatnya kemarin aku baru menangkap basah mereka berdua. Aku langsung menyuruh Nicholas utk membawa gadis itu pulang ke daratan saat mengetahui semuanya."
Nicholas menurunkan alisnya pada kakeknya dan membuang muka karna kesal.
"Jadi selama ini, Nicholas mencuri ramuanmu diam-diam dan mengajak gadis itu berkeliaran di bawah laut?"
"Benar, Yg Mulia." Jawab kakek berwibawa tersebut.
"Yg Mulia, ternyata selama ini Nicholas tidak seperti yg kalian kira. Naga kecil ini suka mencuri dan membawa musuh masuk ke kerajaan kita. Kita tidak tau apa yg dia rencanakan dan kapan Nocturnus akan menyerang kita dgn semua informasi yg sudah mereka kumpulkan dari anak ini." Sahut orang berjubah yg melaporkan tuduhan tsb.
"Maaf menyela tuan, tapi cucuku bukan pengkhianat. Aku sendiri bertemu dgn gadis itu, dia hanya gadis kecil polos yg sangat menyukai naga laut dan hal-hal yg ada dilautan. Dia sama sekali tidak berusaha menguras informasi dari hal yg ia ketahui. Gadis bernama Elina tersebut hanyalah sahabat dari Nicholas, mereka hanya bermain, berbagi cerita dan makanan dari daerah masing-masing. Tidak lebih." Jelas kakeknya. Nicholas sampai tertegun, biasanya ini bukan caranya membela dirinya.
"Oh iya? Dari mana kau tau gadis itu bukan mata-mata Nocturnus. Apa kami bisa mempercayaimu?" Ucap orang berjubah tsb.
"Aku adalah penyihir, selain obat-obatan aku juga bisa membaca niat seseorang. Mata gadis itu tidak menunjukkan kejahatan sama sekali ataupun hal mencurigakan. Saat Nicholas terluka di daratan, dia bahkan bersikeras menyelam ke laut utk membantu Nicholas berenang ke rumahku utk memberikan pengobatan. Dia murni hanya seorang gadis polos yg berteman akrab dgn Nicholas. Aku BERJANJI bahwa aku tidak mengatakan kebohongan." Tegas kakek Adam.
Semua orang yg ada di aula tersentak dgn ucapan kakek tsb, disaat naga laut sudah berjanji maka sudah pasti mereka tidak mengatakan kebohongan, jika mereka melakukannya setelah berjanji maka tubuh mereka akan meninggalkan luka bakar utk setiap kebohongan yg mereka katakan selama 1 hari penuh. Itulah salah satu kelemahan bangsa naga laut yg memang merupakan makhluk istimewa yg diciptakan oleh dewa laut.
Raja Neptune melepaskan lengan Nicholas dan mengangguk. "Baiklah penyihir Adam, aku mempercayaimu. Kalau begitu, gadis bernama Elina akan dicoret dalam daftar orang mencurigakan, tapi.. bukan berarti dia diizinkan utk masuk ke negeri kita lagi, akan kumumkan hal ini ke rakyatku nanti."
Nicholas dan kakeknya sumringah mendengar Elina tidak diincar sekarang, setidaknya mereka tidak akan menculik atau menyakiti Alecta jika dia tidak masuk ke bawah laut lagi.
"Namun masih ada 1 orang lagi yg masih belum kita ketahui kebenarannya." Sambung Raja Neptune.
"Ah benar, aku melihat Nicholas berjabat tangan dengan seorang prajurit tertinggi dari Nocturnus. Mereka membicarakan sesuatu dan itu mencurigakan." Sahut orang berjubah.
"Apa kau juga mengenal orang itu, penyihir terhormat?" Lanjut Raja.
Kakek Adam terbelalak dan melirik Nicholas, tanda bahwa dia terkejut dan sama sekali tidak tau apapun. Anak itu malah menunduk dgn wajah cemberut.
"Tidak Yg Mulia, soal itu aku baru mendengarnya sekarang." Jawab kakek tsb.
"Baiklah, sepertinya hal ini harus dijelaskan oleh Nicholas langsung." Ucap Raja.
"Ya ampun, Yg Mulia, bukankah aku sudah menjelaskannya pada kalian tadi?" Ucap Nicholas malas.
"Kali ini, aku ingin kakekmu menilai ucapanmu. Beliau akan memberitauku apakah kau berkata jujur atau tidak, dia bisa melihat dari matamu. Kau bisa melakukan itu kan, penyihir Adam?" Ucap Raja.
Kakek itu tersentak. "A-apa?"
"Kau sudah berjanji, bahkan jika kau juga berbohong.. aku yakin kau tidak akan bisa menahan luka bakar yg muncul akibat kebohonganmu. Kalau kau keberatan, aku bisa suruh Nicholas utk berjanji..."
"Tidak perlu, dia hanya anak kecil. Jangan serahkan pada Dewa, tapi serahkan padaku saja utk menilai kebohongannya." Potong Kakek Adam.
"Cih, sepertinya kau takut Nicholas akan mengatakan kebohongan dan melukai dirinya sendiri. Benarkan?" Sahut pria berjubah.
"Kakek..." Gumam Nicholas, ia menatap wajah kakeknya ragu-ragu. Dia tidak tau apakah dia harus berbohong atau berkata jujur, dan apakah kakek akan benar-benar memberitau Raja bahwa dia berbohong atau tidak. Nicholas dilema, disisi lain.. dia juga tidak tau apakah Riven benar-benar baik atau hanya berpura-pura, tapi dari peristiwa ini.. jika terjadi sesuatu, maka dia akan tau niat dari Riven yg sebenarnya.
"Ayo nak, katakan. Siapa dan apa yg kau rencanakan dgn prajurit tertinggi tersebut?" Tanya Raja.
Nicholas meneguk salivanya. Kakeknya sedikit mengangguk dan tersenyum simpul, saat itulah Nicholas tau bahwa saat kakeknya mendeteksi kebohongan, beliau akan mengatakan bahwa aku berkata jujur dan dia akan menahan luka bakar itu ditubuhnya, Nicholas tidak tega membiarkan hal itu terjadi. Maka dia hanya akan mengatakan semua yg dia ketahui.
"Aku.. ehh... sudah kubilang kan, kami hanya berteman. Aku tidak merencakanan hal buruk dengannya. Prajurit itu adalah kapten pasukan Nocturnus sekaligus orang yg dekat dgn putri Glacia, dia bilang padaku bahwa dia berjanji akan menuntun putri itu ke jalan yg benar dan memperbaiki hubungan Nocturnus dgn naga laut. Aku akui, memang aku tidak tau niat aslinya tapi melihat Elina menaruh kepercayaan penuh pada pria tersebut membuatku ingin melakukan hal yg sama." Jelas Nicholas.
Mendengar hal itu kakeknya sangat lega, ia menghela nafas dan mengelus kepala Nicholas.
"Apa yg dikatakan anak ini benar?" Tanya Raja.
"Dia mengatakan hal yg sebenarnya. Hanya ini hal yg dia ketahui, Yg Mulia." Jawab kakeknya.
Raja masih menunggu reaksi dari janji tersebut. Tak ada apapun yg terjadi pada penyihir yg di segani banyak orang tersebut.
"Apa? Tidak mungkin.. Aku melihatnya sendiri, mereka merencakanan kesepakatan yg jahat, apalagi dgn giok pangeran Nadish.." Ucap orang berjubah tersebut. tampak frustasi karna semua usahanya utk memojokkan Nicholas sia-sia.
"Hey Tuan, kau hanya salah paham. Kenapa kau benar-benar mencari masalah dgn seorang anak kecil? Dia bukan tandinganmu, ini tidak adil utk Nicholas." Sela kakek Adam.
"Ta-tapi..!"
"Cukup." Tegas Raja. "Semuanya sudah terungkap. Walau begitu, kita tetap tidak boleh percaya dgn mereka. Aku akan mengirim prajurit utk berjaga di permukaan dan menyamar, memperketat wilayah dan... memberikan hukuman pada Nicholas."
"A-apa?!" Ucap Nicholas tersentak.
"Itu benar! Anak ini harus dihukum, karna dia kita harus selalu waspada akan serangan mendadak dari atas." Tunjuk orang berjubah.
Kakeknya Nicholas tersebut mengancungkan tangannya. "Yg Mulia, aku juga ini ingin orang ini dihukum atas pencemaran nama baik dan tuduhan palsu pada seorang anak dibawah umur." Tegasnya.
Orang berjubah tersebut melotot. "Apa maksudmu?! Aku sama sekali tidak-"
"Baiklah. Aku minta maaf karna menyeret Nicholas secara paksa kemari sehingga menimbulkan gosip diluar istana, aku akan suruh prajurit utk memberitau mereka bahwa Nicholas tidak terlibat masalah besar. Sebagai penyihir terhormat yg telah berjasa pada masa krisis dikerajaan bawah laut, aku akan memenuhi permintaanmu, hukuman apa yg ingin kau berikan pada tuan ini?" Ucap Raja.
"Yg Mulia, ini tidak adil!" Protes orang berjubah tsb.
"Kurung dia dipenjara, Yg Mulia!" Seru Nicholas. Kakeknya menggeleng ke arah Nicholas.
"Saya belum memutuskan hukuman apapun, kalau boleh.. raja bisa serahkan dia pada saya."
Ucapan kakeknya membuat semua orang tersentak.
"Menyerahkannya padamu?"
"Ya, saya sendiri yg akan memberikan hukuman padanya, tapi nanti." Jawab kakek itu.
Raja itu menghela nafas. "Baiklah, tapi mulai besok Tuan ini tidak boleh menginjakan ekornya di wilayah bawah laut selama 7 hari, dengan kata lain dia tidak di izinkan pulang selama seminggu. Hukuman selanjutnya, aku serahkan pada penyihir Adam."
"Terima kasih Yg Mulia." Ucap kakek itu, beberapa pengawal memborgol kedua tangannya dan menyerahkan kuncinya kepada penyihir tersebut. "Bawa dia ke gerbang istana dulu." Ucapnya pada kedua prajurit.
Orang berjubah itu hanya mendengus dan pasrah dgn semuanya, dia dibawa oleh kedus prajurit utk menunggu di depan gerbang.
"Walaupun Tuan tadi membuatmu kesal, tapi tanpa dia.. mungkin aku tidak mengetahui semuanya. Nicholas juga bersalah dan kesalahannya tidak bisa di anggap enteng." Ucap Raja.
Nicholas hanya menunduk murung sedangkan kakeknya terpaksa menyetujui ucapan Raja.
"Tapi, balik lagi, karna jasamu atas giok Nadish... aku tidak bisa mencabut janjiku utk mengangkatmu sebagai orang penting dikerajaan saat kau dewasa dan menghentikan kelas unggulan utk para bangsawan dan orang istana." Sambung Raja.
"Maka dari itu, sebagai hukuman utk masalah seriusmu ini... Kau akan diletakkan di asrama dan hanya boleh pulang disaat hari libur naga laut. Semua ini bertujan agar kau lebih fokus dalam pembelajaranmu dan mendedikasikan hidupmu utk kerajaan sampai kau diangkat menjadi orang penting."
Nicholas dan kakeknya terbelalak mendengar hal itu. "Asrama? Maksudmu... aku tidak boleh keluar dari istana dan bertemu temanku Elina?" Ucap Nicholas.
"Benar. Setiap hari kau akan mengikuti pelatihan dan kelas-kelas khusus di asrama istana. Jangan khawatir nak, kau akan ditempatkan bersama murid berbakat lainnya, kau akan mendapat teman baru." Ucap Raja.
"Tidak! Aku tidak mau! Aku mohon Yg Mulia.... tidak masalah jika kau harus memberiku hukuman berat, tapi biarkan aku keluar dan bertemu sahabatku." Ucap Nicholas, Raja terlihat tidak senang dgn penolakan anak itu, kakeknya berusaha menenangkan cucunya dari amarah.
"Ini adalah hukumanmu. Aku sabar karna kau masih anak kecil, jangan biarkan kelancanganmu ini merusak suasana hatiku, aku bisa memberimu hukuman yg lebih buruk dari ini." Tegas raja.
Nicholas meneteskan air mata, butiran air matanya berubah menjadi serbuk emas yg mengambang di air, hal ini biasa utk naga laut yg sedang menangis. Kakeknya menangkup wajah Nicholas.
"Raja sudah sangat baik dengan memberimu hukuman seperti ini, bagi naga laut lain, ini adalah sebuah kehormatan nak. Kau akan mendapat masa depan yg terjamin dan keselamatan Elina. Jika kau membantah, raja bisa saja memerintahkan prajurit utk menculik gadis itu dan menghabisinya. Kau mau itu terjadi?" Bisik Kakeknya.
Nicholas menggeleng dgn isak tangisnya. "Aku tidak mau itu terjadi. Tapi... tapi berada di istana sepanjang hari akan terasa seperti penjara, aku ingin keluar dan bertemu Elina setiap hari." Rengek Nicholas.
"Nak, semua ini demi kebaikanmu dan Elina. Lagipula ini semua gara-gara ulahmu, kakek sudah peringatkan berkali-kali utk tidak berhubungan dgn manusia, kau tetap tidak mau dengar."
Hal itu malah membuat Nicholas tambah sedih. "Begini saja, bagaimana kalau Maui di ajak bersamamu? Dengan begitu kau tidak akan terlalu kesepian..?" Sambung kakeknya.
"Tidak. Aku tidak mau melibatkan Maui, dia pasti akan tersiksa jika harus dikurung di istana dan mengikuti kelas stiap hari." Geleng Nicholas.
"Itu tidak benar. Semua naga laut pasti tidak akan berpikir dua kali utk menerima tawaran ini. Kakek akan meminta raja utk menanyakan pendapat Maui dulu apakah dia mau atau tidak. Jika dia tidak mau maka mereka tidak akan memaksa. Bagaimana?"
"Baiklah. Tapi.. aku ingin bertemu dgn Elina kakek..." Rengeknya.
"Ingatlah, ini semua demi Elina juga. Jika kau menolak, maka raja akan murka." Tekan kakek adam.
"Apa boleh buat. Jika Maui mau, setidaknya aku tidak akan terlalu kesepian. Kami berdua berteman baik dgn Elina." Jawabnya, masih terisak kecil.
"Penyihir Adam, apa diskusi kalian sudah selesai?!" Tegur Raja Neptune.
"Begini Yg Mulia, saya tau Elina dan Nicholas sangat sulit dipisahkan. Namun setidaknya, Nicholas ingin temannya Maui, ikut bersamanya di asrama." Jawab kakek itu.
Raja mengernyitkan dahinya. "Maui? Anak lugu itu? Setahuku dia tidak memiliki kemampuan yg menonjol."
"Maui anak yg pintar, mungkin dia tidak ahli dalam bela diri. Tapi otaknya jenius, jika di asah.. dia bisa menjadi orang penting di istana yg berperan utk menyusun strategi. Sedangkan Nicholas dgn keberanian dan senjata panahnya, dia bisa menjadi prajurit hebat. Mereka adalah tim yg cocok." Jelas kakek Adam.
Raja terlihat memikirkan sesuatu. "Aku memang tidak pernah melihat hal istimewa dari anak itu, tapi memasukkannya ke dalam daftar murid unggulan mungkin akan menimbulkan rasa iri dengki terhadap murid lain, mereka akan berpikir ini tidak adil..."
"Aku mohon Yg Mulia, kau telah memisahkan aku dgn Elina, apa kau akan memisahkanku dgn Maui juga? Aku janji, kami akan belajar dgn giat utk menjadi orang yg berguna bagi kerajaan naga laut." Bujuk raja.
"Iya, tapi.. hanya jika Maui setuju utk menemani Nicholas di asrama murid khusus kerajaan." Ucap kakek.
Nicholas ingat dan mengangguk lemas. "Yah.. jika dia tidak mau aku akan menjalani pelatihanku sendiri."
Raja Neptune menghela nafas. "Nicholas, kau memang istimewa... berteman dgn manusia dan melakukan banyak hal besar, anak seumuranmu kebanyakan akan berdiam diri dibawah laut dan tak pernah ke permukaan. Keberanianmu memang bukan main, aku yakin kau pasti menjadi orang hebat. Karna itu, berat bagiku utk melepaskanmu." Raja tersebut memerintahkan pelayannya utk membawakan beberapa surat.
"Tapi aku harap temanmu itu juga akan berguna bagi kerajaan. Aku pegang janjimu, jadi jangan mengecewakanku setelah semua yg kuberikan padamu." Ucap Raja, ia menandatangi sesuatu sembari bicara.
"Te-terima kasih, Yg Mulia." Jawab Nicholas, masih dgn wajah pasrah dan murungnya.
"Hm. Namamu sudah dicatat di dalam akademi. Pemimpin akademi akan mengirim surat undangan utk Maui, jika dia menyetujuinya, kalian berdua akan ku tempatkan di kamar istimewa. Ku beri waktu 2 hari untuk kalian bersiap-siap dan mengucapkan selamat tinggal pada orangtuamu." Jelas Raja.
"Yg Mulia, terima kasih banyak atas kebaikanmu. Nicholas pasti akan berbakti untuk kerajaan, kami mohon pamit." Ucap kakeknya.
"1 hal lagi... Prajuritku akan menjemput Nicholas 2 hari lagi. Jika kau nekad kabur, maka kau dan keluargamu akan di cap sebagai pengkhianat. Kalian akan menjadi buronan dan diberi hukuman berat. Ingat itu." Ucap Raja.
Nicholas tersentak dan langsung mengangguk. "Aku mengerti, Yg Mulia." Ucap Nicholas.
"Baik, aku harap kau tidak melakukan hal bodoh lagi. Kalian boleh pergi." Raja langsung berbalik dan berenang ke ruangannya diikuti oleh pelayannya.
Kakek Adam hanya bisa menepuk ringan kepala Nicholas dan tersenyum tipis. "Semuanya akan baik-baik saja. Kau masih bisa bertemu Elina dihari libur."
"Hari libur yg cuma ada 1 minggu dalam setahun? Tch..." Nicholas mendengus dan langsung berenang dgn cepat, melewati orang-orang dan orangtuanya yg menunggu diluar istana.
"Kakek, ada apa dengannya?" Ucap Ibunya khawatir.
"Ya, apa ada masalah serius?" Sambung ayahnya.
Kakek Adam hanya terkekeh. "Bukan masalah besar, Raja hanya mengetahui dia suka bermain dgn teman manusianya, dia dihukum utk mengikuti akademi khusus murid kerajaan. Tapi tenang saja, raja akan mengajak Maui jika dia mau untuk menemani Nicholas."
Ibunya memegang dadanya dan menghela nafas. "Untunglah, aku juga sudah memperingatinya utk tidak bertemu dgn gadis itu, tapi sepertinya dia tidak mendengarkanku."
"Apa? Kalian sudah tau soal teman Nicholas?" Ucap kakeknya.
"Yah.. ceritanya panjang. Nanti aku jelaskan dirumah." Ucap ayahnya Nicholas tsb.
"Nicholas yg malang, tapi setidaknya... hukuman Raja adalah sebuah kehormatan bagi kita, beliau sepertinya sangat menyukai anak itu. Ini juga demi kebaikannya." Ucap Ibunya.
"Ya, kau benar. Untuk sekarang, biarkan anak itu sendiri dulu. Dia sampai menangis saat mendengar keputusan Raja. Kau tau Nicholas jarang sekali menangis. Itu pasti membuatnya sangat sedih." Ucap kakek Adam.
Kedua orangtuanya mengangguk. Tak lama kemudian, suara terompet dari kerang raksasa membuat semua orang terkejut. Seorang kasim membacakan pengumuman tentang kabar Nicholas seperti yg dijanjikan Raja tadi dan semua orang berdecak kagum dgn anak itu. Akademi istimewa hanya diperuntukan untuk keluarga bangsawan, anak orang penting, dan anak berkemampuan spesial lainnya. Nicholas sekali lagi menjadi buah bibir semua orang.
Sedangkan yg dibicarakan, malah duduk diatas batu besar yg berjarak beberapa mil dari bibir pantai. Memandangi istana Nocturnus yg dihiasi lampu dan lentera-lentera. Nicholas melamun sembari memikirkan banyak hal.
"Alecta.... apa yg harus aku katakan padamu nanti?" Gumam anak itu lalu meringkuk dgn kepala yg tertunduk.