"Sis ... Aku memang bejat selama ini, Aku memang play boy selama ini, tapi itu bukan berarti Aku gak punya hati kan, Aku punya hati Sis, dan ketika hati ini telah merasa ketentraman pasti bisa merasakan, hati aku juga bisa merasakan mana yang terbaik untuk ku nantinya, makanya aku katakan sama kamu kalau Putri menjadi milik ku Aku janji akan berubah Sis," jelas nya.
"Aku gak tau ya Dit, apakah ucapan kamu masih bisa aku percaya atau tidak, tapi yang jelas mulai saat ini Aku udah gak bisa bantu Kamu untuk deketin sama Putri, kalau memang Kamu benar-benar serius suka sama dia, Kamu usaha sendiri aja," jawab Siska.
"Sis ... Gue mohon bantu Gue, pleas!" mohon Aditya.
"Uumb ... maaf Dit, Kamu tahu sendiri kan betapa marahnya Putri sekarang sama Aku, jadi setelah Aku fikir-fikir kalau soal ini kayaknya memang cukup Putri sendiri yang bisa mengambil keputusan, bukan karna pengaruh dari siapa pun," jelas nya.
"Oke deh kalau memang itu keputusan kamu, Aku minta maaf Sis kalau gara-gara Aku hubungan Kamu sama dia jadi renggang kayak gini," ucap Aditya.
"Iya gakpapa, kalau memang Kamu benar-benar sayang sama dia, berjuanglah sebisa mungkin," ujar Siska.
"Oke ... makasih Sis, semoga persahabatan Kamu dengan Putri bisa segera membaik kembal, sekali lagi makasih ya," ucapnya
"Ya ... semogalah," cetus nya.Lalu ia pergi meninggalkan Aditya.
"Ada apa sih Bro ... Elu semakin hari tu semakin aneh deh, kayaknya Elu butuh liburan nih, biar gak kayak orang gila," ucap Deni.
"Gue gak butuh liburan Bro, tapi Gue masih berusaha dapetin Putri, namun segala cara udah Gue lakuin, tapi yang ada Putri malah menjauh gitu," jawabnya mulai merasa lelah.
"Ha ha ha ... Bro Bro, dunia ini luas , yang cantik banyak, yang seksi juga lebih banyak, masa muda Elu itu gak lama jadi jangan sia-siakan kesempatan itu," ucap Riki.
"Betul banget tuh Riki, tumben pinter Elu Rik," sahut Deni.
"Gue gedeg tau gak lama-lama lihat tingkah ni anak, yang di fikiran nya cuma Putri Putri dan Putri, dia bukan Aditya yang kita kenal dulu," ucap Deni.
"Huumb ... ya udah mending kita pulang habis itu kita nongkrong di pantai yuk, kayaknya asyik," sahut Aditya yang dari tadi hanya terdiam tanpa kata.
"Nah gituu dong, kalau yang ini setuju banget Gue," ucap Riki.
***
"Huumb ... sepi juga ya gak ada Ayah, walaupun biasanya pulang sekolah gak ada orang di rumah, tapi setidaknya masih ada Ayah meskipun masih di sawah, tapi gak tau kenapa kali ini aku merasa benar-benar sendiri," ucap Putri merasa kesepian di rumah. "mau main ke rumah Siska males, ya Allah ... aku tahu maksud baik kamu Sis, tapi kali ini Aku mang belum bisa menerima aja atas keputusan mu ini," lanjut nya.
Setelah merenung sendiri di teras yang cukup lama Putri merasa bosan dan sepertinya ia butuh hiburan saat ini, dia gak punya siapa-siapa lagi selain sobatnya Siska saat ini. Putri memutuskan untuk pergi ke rumah Siska karna merasa bosan di rumah.
'Huumb ... lagian buat apa sih Put kamu lama-lama marah gini, semua sudah terlanjur, kemarahanmu tidak akan mengembalikan semua nya seperti semula, toh sudah terlanjur Aditya mengetahui semuanya, buat apa aku marah terlalu lama sama Siska, gak akan ada hikmah nya juga kalau aku marah sama dia, mending sekarang aku kesana untuk bantu-bantu dia, Aku kan dah lama gak kesana' ucapnya dalam hati.
Kemudian Putri bersiap-siap untuk mencuci muka dan menunaikan shalat Dzuhur, lalu pergi ke rumah Siska.
"Allahumma shalli 'ala sayyidina Muhammad, wa assghilidholimin bidhilimin, wa 'alimna mimbainihim Salimin ya Allah, wa ala Alihi wa sohbihi ajma'in," sambil menyisir rambut nya ia melantunkan solawat dengan suara merdunya itu.
Putri mengunci rumahnya dan mengendarai motor nya dengan santai menuju rumah Siska. Dan tak terasa ia telah sampai rumah Siska karna memang jarak rumah mereka tidak terlalu jauh.
"Assalamualaikum," sapa Putri.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu Siska.
"Ibuk ... bagaimana kabarnya?" tanya Putri.
"Loh ... Kamu, Alhamdulillah kabar ibu baik, ya Allah sudah lama gak pernah main kesini toh kamu, ada apa kok gak pernah kesini?" tanyanya.
"He he ... iya Buk padahal cuma satu Minggu Putri gak kesini tapi rasanya udah lama banget gak ketemu ibuk," jawab Putri.
"Iya kah? Masak sih baru satu Minggu Put, kayak udah lama banget ya," ucapnya sambil tertawa.
"He he Iya Buk ... oh iya Siska dimana?" tanya Putri.
"Oh Siska tadi Ibuk suruh belanja ke supermarket di dekat sini, sebentar lagi pulang kok, udah dari tadi juga dia," jawabnya.
"Ooh gituu ... oh iya ibu kemarin dapat salam dari Ayah, Ayah sekarang pulang kampung, jadi Putri sendirian di rumah Buk," ucap Putri.
"Ooh iya Wa'alaika 'alaihisalam, kok tiba-tiba pulang ada apa?" tanyanya.
"Itu Buk Fadil sedang sakit, badan nya panas tinggi dan dia manggil-manggil Ayah sama Bunda terus jadi Ayah memutuskan untuk pulang," jelas Putri.
" Oh gitu, ya semoga lekas sembuh ya Fadil, kasihan anak kecil kalau sakit orang tua jadi ikutan sakit rasanya," ucap ibu Siska.
"Putri," panggil Siska dari pintu dengan senyum sumringah nya, dan ia langsung masuk dan memeluk Putri.
"He he ... Siska," jawab Putri, Ibunya Siska keheranan melihat reaksi mereka berdua ketika bertemu, seperti orang yang sudah lama tidak bertemu saja.
"Loh ... kok lebay banget sih kalian berdua, pakek acara pelukan segala, kayak udah lama gak ketemu, padahal tadi di sekolah udah bareng-bareng," ujar Ibu Siska merasa aneh dengan mereka.
"He he ... ya udah ayok kita duduk di depan dulu Put," ajak Siska.
"Huumb ... di depan? Ngapain? Udah sini aja lah," ucapnya.
"Ayolah Put, ada yang pengen Aku katakan sama Kamu," ajaknya lagi.
" Ya udah Ayok, Ibuk Putri kedepan dulu ya, he he ... bisnis anak muda," ucapnya ke Ibu Siska.
"Iya iya ... lanjutkan dulu berbincang nya kalau di sekolah belum cukup untuk berbincang-bincang kalian berdua," ucap Ibunya sambil tersenyum.
"He he ... apaan sih Ibuk," jawab Siska. Kemudian ia menggandeng Putri dan mengajak nya berbicara di teras depan rumah Siska, sambil menikmati kopi buatan Ibu Siska.
"Put ... kamu udah mau main kesini itu tandanya kamu dah gak marah lagi kan sama Aku?" tanya Siska.
"Huumb ... gimana ya .. Aku kesini ingin jenguk Ibuk kok," jawabnya.
"Maksudnya kamu masih marah sama Aku Put?" tanya Siska sambil menunduk kan kepalanya.
"Menurut kamu gimana? apa iya Aku bisa marah sama Kamu berlarut-larut terlalu lama," ujar Putri melirik ke Siska dan tersenyum.
"Aagh Putrii ... makasiiih!" ucap nya, kemudian ia memeluk Putri.