Chereads / Cinta mengubah dunia ku menjadi kelam / Chapter 23 - 23. Apa? Papa Mama cerai?

Chapter 23 - 23. Apa? Papa Mama cerai?

"Alhamdulillah Putri sudah siuman,dia langsung di larikan ke rumah sakit terdekat Buk, tapi sekarang belum boleh di bawa pulang sama Dokter, soalnya kondisi nya masih lemas" jelasnya.

"Ooh ya sudah kalau memang sudah di tangani pihak medis Nak, mudah-mudahan segera pulih biar bisa cepet pulang, oh iya ... Ayah nya sudah Kamu beritahu?" tanya ibu.

"Nah itu Buk, Siska gak tega mau kasih kabar ini ke Ayahnya, dan Putri juga melarang nya, jadii lebih baik Ayah nya Putri gak usah di beritahu ya Buk," Ibuk memahami apa maksud keputusan yang di ambil oleh Siska, dan ibu menyetujuinya.

"Iya Nak, Ibu setuju dengan pendapat Kamu kali ini," ucapnya.

"Ya sudah ya Buk, dan maaf kali ini Siska gak bisa bantuin Ibu jualan," ujarnya.

"Iya sayang, Kamu jaga Putri dulu ya, kasihan dia jika nggak ada yang jaga di situ," jawab Ibu.

"Iya Buk, makasih ya Buk." Setelah menelvon Ibunya, Siska pergi ke musola untuk menunaikan solat ashar, namun ia harus berpamitan terlebih dahulu kepada Putri. Tapi saat di lihat nya Putri sedang tertidur pulas, ia pun langsung meninggalkan nya tanpa berpamitan.

***

"Adit," panggilnya. Suara panggilan itu seperti nya seorang pria yang gak asing di telinga Aditya.

"Papa, Mama," Aditya begitu bahagia melihat kehadiran Papa dan Mama nya. Ia langsung memeluknya. "Adit kangen banget sama Papa dan Mama"

"Maafin Mama sama Papa ya sayang, kita sudah pergi 1 Minggu meninggalkan kamu di rumah sendiri."

Tak terasa air mata Mama menetes, tak biasanya Mama begini, Aditya merasa aneh dengan sikap orang tuannya saat ini, biasanya kalau pulang pun jarang memeluk nya. Karna Aditya penasaran ada apa sebenarnya yang sedang terjadi, ia menanyakan ke Mama Papanya.

"Ma, Pa, ada apa? Kok Mama sama Papa tumben pulang-pulang menangis dan memeluk ku," tanyanya.

Mendengar pertanyaan dari Putra sewayang nya Mama malah menangis terisak-isak, seperti sedang merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan.

"Adit ... maafin Mama sama Papa ya Nak, kami berdua belum bisa Adit bahagia," ucap Mama.

Adit semakin bingung, sebenarnya ada apa.

"Ma , ada apa, mengapa Mama menangis? Pa, ada apa ini? Tolong jangan bikin Adit bingung!" Adit menanyakan nya, Papa berusaha tegar dan menjawab pertanyaan dari Adit.

"Sayang, Adit, Papa tahu kamu anak yang baik, Kamu juga sudah dewasa, Kamu sudah bisa menjaga Mama dengan baik, jadi Papa nitip Mama ke Kamu ya."

Sontak Adit terkejut dengan perkataan Papanya, ia masih gak ngerti yang di maksud dari perkataan nya, kemudian ia menanyakannya kembali.

"Maksud Papa apa? Aku menjaga Mama? Papa nitipin Mama ke aku? Tolong jangan bikin Adit bingung Pa, Ma ada apa ini? Apa maksud pembicaraan Papa?" dengan berderaian air mata Adit meminta kejelasan maksud dari perkataan Papanya.

"Nak Papa mohon kamu tenang, oke, Papa akan jelaskan ke Kamu maksud dari perkataan Papa" ucap Papa nya untuk menenangkan Aditya.

"Sayang maafin Mama ya nak, Mama belum bisa menjadi Ibu yang baik untuk kamu," sahut Mamanya, air mata Mama pun terus menetes tak henti-henti.

"Ma, Pa, Aku akan diam dan Aku mau salah satu dari Mama ataupun Papa menjelaskan semua secara jelas, Aku akan dengerin sampai selesai" ucapnya.

"Semua ini salah Mama Nak, Mama sudah pergi dengan laki-laki lain, Mama sudah menghianati Papa Nak, Mama salah, dan Mama menyesal sayang"

Aditya seperti mimpi, ia masih tidak percaya dengan penjelasan dari Mamanya, ia hanya terdiam dan Serasa detak jantung nya seketika itu berhenti, tidak pernah terbayang hal ini akan terjadi dalam hidupnya, ia yang selalu melihat keromantisan dan keharmonisan Papa sama Mama nya, mendengar nya seperti tidak mungkin kalau Mama tega mengkhianati Papa.

"Pa ... Mama bercanda kan? Ini gak betul kan Pa? Ma ... tolong kalau bercanda jangan berlebihan kayak gini, Aditya gak suka," jawabnya, Aditya masih belum percaya, dan dia mencoba untuk meyakinkan kalau itu hanya bohong.

"Sayang ... maafin Mama ya Nak, Mama bicara apa adanya," sahut Mama.

"Adit ... tolong di jaga Mama ya sayang, Papa gak bisa menjaga nya lagi sekarang, kamu sebagai anak laki-laki yang sudah dewasa pasti bisa memahami kondisi nya saat ini kan Nak, Papa gak jauh dari sini, kalau Kamu butuhPapa Kamu bisa main kerumah Papa ya,"

Aditya menangis mendengar jawaban dari Orang tuanya, ia sangat kecewa, ingin rasanya marah, namun ia harus menghargai perasaan Mamanya, ia tidak mau melihat Mamanya semakin bersedih dan terus merasa bersalah, toh semua sudah terlanjur.

Riki yang duduk di teras, gak mendengar pembicaraan mereka, ia merasa kasihan dengan Aditya, pasti sakit banget rasanya di hianati, apalagi orang tua sendiri yang berkhianat.

"Pa ... tolong jangan tinggalin Adit, Kita sudah lama gak kumpul, Adit pengen berkumpul dulu sama Mama Papa sebelum kita berpisah Pa, pleas pa!" meski sakit rasanya di namun bagaimana pun juga mereka tetap orang tua Adit, jadi ia berusaha menerima keadaan yang ada, meski di hati rasanya sangat lah sakit banget.

"Iya sayang boleh, kita makan bersama dulu ya," jawab Papa.

"Ma ... udah ya, Mama gak usah nangis lagi, menangis tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula Ma, sekarang Mama jangan bersedih lagi ya, Adit juga akan berusaha menerima kenyataan pahit ini Ma, dan Mama tenang, meski sudah gak ada Papa di sisi Mama lagi, Adit siap jagain Mama ya, sekarang kita jalani semuanya seperti biasa ya Ma, Udah sini Aku usapin ya air mata Mama" sambil mengusap air mata Mamanya Adit menyembunyikan kekecewaan nya dihadapan orang yang telah melahirkan nya itu, ia tidak bisa menyalahkan Mama, karna mungkin Mama melakukan nya di luar kesengajaan atau memang ia kurang belaian dari Papanya di karenakan kesibukan masing-masing.

"Sekali lagi Mama minta maaf sayang, Mama tidak bisa menjaga amanah dari Papa mu Nak," ucapnya ke Aditya.

"Iya Mah, meskipun Aku merasa kecewa, sakit juga pasti tapi pasti ada hati yang lebih tersakiti dan semua sudah terlanjur, nasi sudah menjadi bubur, namun Aditya akan betapa bahagianya jika Papa mau bersatu lagi dengan Mama dan maafin Mama, tapi Aku tahu pasti itu sangat sulit untuk Papa, Aku bisa memahami itu," Aditya berusaha menutupi kekecewaan nya, ia tidak mau kalau Mamanya tambah terbebani atas kesalahan yang di perbuatnya.

"Pah ... maafin Mama ya, mungkin Mama saat itu tidak sengaja atau Mana sedang butuh belaian dari Papa namun karna kesibukan Papa jadi Mama mencari hiburan dan akhirnya sampai kebablasan," pinta Aditya, ia menginginkan orang tuanya bersatu kembali.