"Maksudnya kamu masih marah sama Aku Put?" tanya Siska sambil menunduk kan kepalanya.
"Menurut kamu giman? Apa iya Aku bisa marah sama Kamu berlarut-larut terlalu lama," ujar Putri melirik ke Siska dan tersenyum.
"Aagh Putrii ... makasiiih!" ucap nya, kemudian ia memeluk Putri.
"Tapii ... Kamu harus janji sama Aku, jangan ulangi lagi perbuatan mu yang kayak gini, Aku gak suka," tegur Putri.
"Iya Iya ... Aku janji deh sama Kamu, sekali lagi maafkan kecerobohan ku ya," ucap Siska.
"Humb ... iya Siska cantik," jawabnya untuk menggoda Siska.
"Memang Aku cantik, semua orang mengakui nya kok, Ha ha," jawabnya.
"Aku di rumah sendiri nih, jadi bosen banget rasanya," cetusnya.
"Loh ... Ayah kemana?" sahut Siska
"Ayah ke Banyuwangi Sis, Fadil sakit, jadi Ayah pulang ke sana, kasihan kan masih kecil kalau sakit gak ada Ayah atau Bunda di sisinya," jawab Putri.
"Uumb ... ya udah Kamu tidur sini aja ya," ajaknya
"Haduh ... gimana yaa ... apa gak sebaiknya Kamu tidur di rumah Aku aja ya," ucap Putri.
"Uumb ... boleh juga sih, ya kita lihat aja nanti ya," jawab nya. " Oh iya Put ... kita kan udah lama juga nih gak mantai bareng, gimana kalau kita ke pantai yuk, sekali-kali lah, biar fikiran kita menjadi fresh gitu," ajak Siska.
"Uumb, boleh juga, Aku juga sudah rindu dengan suasana pantai di Bali," jawabnya.
"Nah gitu dong, akhirnya mau juga di ajak ke pantai," ucap Siska.
"Iya karna memang pas banget Aku rasanya butuh hiburan," jawabnya.
"Ya udah Aku pamit dulu sama Ibuk ya, Ibuuk ... Aku mau keluar dulu ya sama Putri, sebentar aja," pamitnya.
"Mau kemana sayang?" tanya Ibu.
"Ke pantai Kute Buk, mumpung Putri nya mau Aku ajakin ini," jawabnya.
"Iya sudah Hati-hati ya," ucap Ibu.
"Iya Buk," jawab serempak mereka berdua.
***
Di Banyuwangi.
"Paran kabare Putri Le (Bagaiman kabarnya Putri Nak)" Tanya Nenek Putri ke Ayahnya yang sudah sampai di Banyuwangi sejak siang tadi.
"Nggeh Alhamdulillah sehat Buk, dia juga selalu Pateng Poso Senin Kamis, selalu oleh juara Nang kelas, (Ya Alhamdulillah sehat Mak, Dia juga selalu rajin puasa, selalu dapat juara di kelas," jawabnya.
"Yo Alhamdulillah lak ngono, nurun Bunda ne berarti, Bundane ndisek e Yo puateng poso ngnu kui pas sek cewek e, (Ya Alhamdulillah kalau begitu, kayak Bundanya berarti, Bunda nya dulu juga suka puasa pas masih gadis)" ucapnya.
"Hehe Enggeh Buk Alhamdulillah, (Iya Buk Alhamdulillah)" jawab Ayah.
"Le gini ya, di luar masalah Fadil sakit Ibuk mau ngomong ini ke Kamu, Ibuk itu punya pandangan laki-laki buat Putri jika nanti dia sudah lulus sekolah, insya Allah dia Laki-laki yang salih Le, Dia juga sudah mapan, pokok e lak bagi orang tua Dia ini paket lengkap, Putri uwes ora usah sekolah duwur-duwur lak menurutku (Putri sudah jangan sekolah tinggi-tinggi kalau menurut Ibuk)" ucapnya.
Ayah nya pun sontak terkejut dengan arah pembicaraan Nenek, dan Ayah tidak berani mengambil keputusan apapun.
"Mak ... sebelumnya saya minta maaf, tapi kalau soal itu, Aku terserah anaknya saja, tinggal bagaimana Putri Mak, kalau dia masih semangat menuntut ilmu kan ya kasihan to jika harus di suruh berhenti," jawab Ayah.
"Le ... kamu kenalan dulu ya sama anaknya biar bisa menilai sendiri nantinya," ujarnya.
"Hehe ... Emak ini ada-ada saja, semua keputusan terserah Putri Mak, saya melihat semangat nya dia belajar jadi gak tega jika harus meminta nya untuk berhenti sekolah," jawab Ayah.
"Sudah too jangan terburu-buru ngomong kayak gitu jika belum melihat anaknya, ya sudah nanti dia mau kesini untuk meriksa Fadil, kamu ajak ngobrol dulu biar kenal dia," kata Nenek sambil berjalan meninggalkanya di kamar Fadil.
"Bagaiman keadaanmu Nak, masih Pusing?" tanya Ayah.
"Pusing nya masih Yah, tapi sudah mendingan tadi malam di kasih obat sama Nenek," jawabnya.
"Alhamdulillah, semoga cepat sembuh ya," ucap Ayah.
"Aku kangen sama Bunda Yah, Bunda kapan pulang nya Yah?" tanya Fadil, ia merasa Rindu pelukan dari Bunda nya, karena sudah 4 tahun belum pulang.
"Iya Fadil doakan rejeki Bunda di lancarkan supaya Bunda bisa segera pulang ya Nak," jawabnya, tak terasa air mata Ayah pun menetes, ia merasa kasihan melihat kondisi anaknya saat ini.
'Ya Allah Nak, bocahsekecil Kamu harus merasakan hal seperti ini, sejak umur 2 tahun kamu sudah jauh dari Bunda, dan baru kali ini kamu menanyakan kapan Bunda pulang, rasanya hati Ayah sakit mendengarnya, semua ini karna Ayah masih belum cukup untuk menafkahi kalian semua, jadi terpaksa Bunda harus pergi jauh, semua itu Bunda lakukan untuk masa depan kalian semua Nak' ucap Ayah dalam hati sambil meneteskan air mata nya.
"Nak ... ini dokternya sudah datang," ucap Nenek yang tiba-tiba masuk bersama dokter yang Nenek ceritakan tadi.
"Oh iya mari Dok, tolong periksa apa penyakit anak saya Dok," ucapnya.
"Iya Pak, saya coba Periksa dulu ya," jawabnya dengan sopan.
"Iya, silahkan saja,"
"Ini namanya dokter Rafael Le," ucap Nenek.
"Ooh ... iya iya," jawab Ayah.
"Yang kamu rasakan pusing nya di bagian mana Nak?" tanya dokter Rafael.
"Seluruh nya Dok, pusiing banget rasanya," jawab Fadil.
"Coba Dokter periksa dulu darahnya ya, boleh kan?" ucapnya.
"Iya Dok,"
Kemudian Dokter pun memeriksa tensi darah Fadil, dan di lihat dari gejala-gejala yang Fadil rasakan sepertinya ia kena tifus.
"Setelah saya cek semuanya ternyata Anak Bapak ini kena tifus, tolong di jaga pola makan nya ya Pak, takutnya nanti bisa menyalur ke lambung nya," ucap Dokter.
"Ooh gitu ya Pak, tolong beri tahu apa saja larangan yang tidak boleh di konsumsi oleh anak saya Dok," tanya Ayah.
Dokterpun menjelaskan tentang larangan-larangan apa saja yang tidak di perbolehkan di konsumsi oleh saat tifus, kemudian ia memberinya obat.
"Semoga lekas sembuh ya sayang," ucap Dokter.
"Amiiin ... makasih ya om Dokter," ucap Fadil.
"Iya .. sama-sama anak ganteng, ya sudah setelah ini di minum obatnya ya, kemudian istirahat," ucapnya.
"Iya om Dokter, nanti Aku habisin obatnya, biar bisa main lagi sama teman-teman di sekolah,"
"Anaak pintere, Ya udah om Dokter pamit pulang dulu ya,"
"Iya Om Dokter, hati-hati ya,"
Setelah selesai memeriksa Dokter Rafaael berpamitan ke Nenek, namun Nenek menahan nya, dan mengajak nya untuk ngobrol dulu sebentar.
"Nak Rafael, sebentar ya, Nenek ingin bicara dulu sama kamu bisa?" tanya Nenek.
"Iya Nek ada apa?" tanya Rafael.
"Jadi gini, ini Ayah Putri, kamu ingat kan yang Nenek ceritakan sama kamu tentang cucu Nenek yang sedang di bali?"
"Iya Nek ingat," jawabnya
"Nah jadi ini Ayahnya, coba kamu ngobrol dulu sama dia,"
"Haduh Nek, maaf sekali, kayaknya lain waktu ya, soalnya Rafael harus memeriksa pasien yang lain, mereka sudah membuat janji sama Saya soalnya," jawabnya.
"Ooh gituu ... ya sudah besok atau kapan kalau ada waktu kamu kesini ya, supaya Ayah nya Putri ini bisa mengenal kamu lebih dalam, jadi nanti tinggal Nenek panggil Putri nya ke Banyuwangi,
"He he ... iya Nek, saya pamit dulu ya,"
"Iya Nak, terimakasih ya," ucapN Nenek.
'Gagal deh mau kenalin calon cucu mantu ke Surya, padahal busuk banget anaknya, huumb ... semoga segera ada waktu sebelum Surya pulang ke Bali' cetusnya dalam hati