[Rembulan yang redup tidak selamanya redup, suatu saat ia akan terang kembali, hanya menunggu waktu yang pas dan tepat aja, semua ada waktunya, Aku yakin akan itu, mungkin memang belum waktu yang tepat saat ini untuk ku meminta kepadamu wahai bungaku, aku akan menunggu mu sampai engkau mekar sempurna dan Aku akan selalu menjadi air untuk mu, agar aku bisa menyirami mu setiap saat, supaya engkau tak kan bisa layu sampai kapan pun.]
Pesan Aditya dalam chatnya di whatsapp.
lagi-lagi Putri merasa tersanjung dengan kata-kata Aditya kali ini.
"Astaghfirullah ... apa lagi sih ni anak, maksud nya apa coba kirim pesan kayak gini," ujar Putri tapi reflek dia tersenyum.
Putri meletak kan handpone nya dan tidak membalas lagi pesan dari Aditya, ia juga tidak lagi melanjutkan belajar nya, Putri meletakkan semua bukunya di rak buku yang ada di kamarnya.
Pukul menunjuk kan 21:30, Putri pun bersiap-siap untuk tidur, ia membersihkan muka sekalian berwudhu, kemudian ia tidur karna ia merasa badan nya kurang fit.
***
Aditya yang masih bersantai di balkon depan kamarnya bersama Riki sambil menunggu balasan dari Putri, namun tak kunjung juga ada balasan darinya.
"Rik," panggilnya
"Iya Dit Ada apaan?" tanya Riki sambil main game.
"Elo gak pengen coba deketin cewek?" tanya Aditya
"Maksud elo apa, gue masih pengen hidup santai tanpa harus mikirin cewek kayak elu Dit," ucap Riki yang lalu menatap Adit.
"Menurut gue elo cocok deh sama Siska, kalian serasi banget kalau di lihat-lihat Rik, dia cantik, baik, dia asyik juga di ajak ngobrol, tadi aku sempet curhat banyak loh sama dia tentang Putri, gue nanya banyak banget dan gue rasa dia itu menarik juga loh Rik," ucap Aditya sambil menunjuk kan foto Siska yang ada di akun Facebook nya.
"Apaan sih bro, gue gak minat sama dia, elo kalau deketin Putri ya deketin aja gak suruh-suruh gue ngikutin apa yang elo lakuin, gue masih pengen berkelana mencoba cewek-cewek di luar sana," ucap Riki.
"Ha Ha Ha ... Riki, Riki, memang masih ada yang mau ya cewek di luar sana sama kamu," ejek Aditya.
"Loh nyatanya bro, ini lihat handphone gue, dari tadi ni cewek ngajakin gue bertemu di pinggir pantai, tapi males gue," ujar Riki.
"Dasar Elu Rik tetep aja gak ada baik-baik nya sama cewek," tegur nya.
"Lah elo memang nya enggak apa, Elo malah lebih dari gue tauk, cuma karna ada Putri elo yang tadi nya buas, liar Sekarang jadi jinak, jadi kayak cowok begok tau gak," ejek Riki kembali.
"Ha Ha Ha ... yah memang kalau Putri ini berbeda dari cewek-cewek di luaran sana bro, dia bagaikan berlian yang ada di dasar laut paling dalam, untuk mendapatkan nya itu butuh perjuangan banget Rik," ucap Aditya dengan yakin.
"Dit ... Dit ... ternyata seburuk apapun elu, tapi soal hati elo tetap bisa memilih yang baik ya," ujar Riki mulai merasa bangga dengan perubahan yang terjadi pada Aditya.
"Memang nya elo mau cari brutal Rik buat pasangan hidup elo, kan enggak mungkin kan,?" tanya Aditya
"Iya bro ... tapi gue masih sekolah, masih SMA lagi, jadi gue sama sekali belum ada fikiran Soal pernikahan ataupun yang lain nya bro, gue masih mau menata mas depan gue aja, biar hidup gue kedepan nya lebih jelas dan mapan aja bro," jelasnya.
"Uumb ... iya iya bro, tapi kalau gue setelah lulus SMA pngen nya langsung nikah aja Rik," ucap Aditya sambil tersenyum membayangkan jika Putri yang menjadi pendampingnya nanti.
"Hah ... yang bener elu Dit .. elo gak pengen menikmati masa-masa indah saat remaja terlebih dahulu Dit,?" tanya Riki sedikit terkejut.
"Enggak Rik, gue pengen langsung menikah aja, mungkin dengan gue menikah nanti gue bisa mendapatkan perhatian dari istriku nanti Rik, kasih sayang yang belum bisa gue rasakan dari orang tua gue," jawab Aditya
"Elu yang bener aja Dit? Elo beneran udah siap?" tanya Riki meyakinkan.
"Iya Rik, kayak nya Putri wanita yang tepat kali ini," jawab Aditya.
Malam semakin berlarut, langit penuh di hiasi oleh kelap kelip nya bintang yang begitu indah, suara hembusan angin semakin terdengar, cuaca pun terasa dingin, suara motor-motor di jalan raya pun mulai berkurang, Aditya mengajak Riki untuk masuk ke dalam kamar karna ia merasa dingin nya telah merasuk sampai ke tulang-tulang.
"Rik yuk kita tidur, gue kedinginan nih di sini," ajak Aditya.
"Uumb ... iya udah, tapi gue paper Dit," ucap Riki, ia merasa perutnya keroncongan.
"Ya udah elo makan aja dulu, minta tolong mbok Marni kalau gak bisa sendiri," jawabnya.
"Oke deh," ucap Riki, kemudian ia turun dan mencari sendiri makanan di dapur, namun ia tidak menemukan apa-apa.
Mbok yang Marni mendengar ada suara di dapur langsung keluar dari kamar nya.
"Ah siapa ya yang sedang di dapur, kok katak ada orang," ucap mbok Marni sambil berjalan ke dapur. "Eeh tuan Riki .. nyari apa?" tanya Mbok Marni.
"Ini Mbok aku sedang cari makanan, perutku terasa lapar," jawab Riki.
"Oowh ... cari makanan to, makanan nya sudah habis, tadi cuma masak sedikit, ya udah Mbok masakin ya tuan," ucap Mbok Marni.
"Udah gak usak Mbok, si Mbok istirahat saja ya, biar saya masak sendiri, saya bisa kok mbok," jawab Riki merasa gak enak karna mengganggu istirahat nya mbo Marni.
"beneer bisa tuan?" tanya si Mbok.
"Iya Mbok bisa, kan sata anak kos, sudah biasah Mbok masak sendiri," ucap Riki.
"Ya sudah kalau gitu Mbok lanjut istirahat ya," pamit si Mbok.
"Iya mbok, sampean istirahat aja," jawab nya, kemudian Riki melanjutkan masak.
"Kok Riki lama banget sih, gue tidur duluan aja ah, ngantuk banget mata gue," ujar Aditya yang mulai merasa ngantuk dengan menguap.
***
"Putri, sayang ku, cintaku, cantik mu bak bidadari surga, senyum mu membuat ku rindu, tatapan matamu membuat ku terpanah, rasanya sulit aku melupakan paras indah mu, maukah kamu menjadi pendamping hidup ku," ucap Aditya
"Aditya ... engkau juga bak pangeran, engkau begitu tampan, raut wajahmu yang sangat menarik perhatian semua wanita, kau sangat mempesona, setiap wanita selalu mengidolakan mu, begitupun aku, dan aku akan menjawab pertanyaan mu kali ini," ucap Putri sambil menatap wajah Aditya.
"Apakah sungguh yang kau katakan ini Putri, itu arti nya kamu mau menjadi pendamping untuk hidupku,?" tanya Aditya,
"Engkau tampan, engkau juga menarik, engkau idaman setiap wanita, suatu kebanggaan dan kebahagiaan bisa memiliki kekasih sepertimu," jawab Putri memuji Aditya.
"Lalu apakan kau mau mendampingiku di saat susah maupun senang Put?" tanya Aditya lagi.